F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tiga Landasan Utama – 05 – Macam-macam Ibadah Bagian Pertama

Tiga Landasan Utama – 05 – Macam-macam Ibadah Bagian Pertama - AKADEMI BELAJAR ISLAM
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Tsalatsatul Ushul : ❝ Macam-macam Ibadah Bagian Pertama ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Macam-macam Ibadah Bagian Pertama


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat sekalian yang semoga senantiasa dimuliakan oleh Allah rabbul ‘alamin. Kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul (Tiga Landasan Utama). kali ini pertemuan yang kelima yaitu tentang macam-macam ibadah

Pada pertemuan sebelumnya, sudah saya sampaikan bahwa, orang yang mengenal Allah, tentu dia meyakini bahwasanya ibadah adalah hak Allah, dan tidak ada seorangpun yang berhak diibadahi kecuali Allah.

Karena itulah selanjutnya penulis menyampaikan tentang macam-macam ibadah, lalu apa itu ibadah, para ulama membawa akan beragam definisi ibadah.

Apa itu ibadah? Macam-macam ibadah

Di antaranya adalah apa yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya al-’Ubudiyyah. Beliau mengatakan bahwa ibadah itu adalah,

اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأفعال الظاهرة والباطنة
Ibadah itu adalah sebuah nama, yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta'ala, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Jadi sekali lagi, ibadah adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.

Dari definisi ini,

Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah, karena itu kalau Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan sesuatu berarti sesuatu itu adalah ibadah. Karena segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah pasti Allah mencintainya, pasti Allah meridhoinya.

Kemudian yang kedua dari definisi ini, bisa kita simpulkan bahwa ibadah itu ada empat macam, secara umum ibadah itu ada empat macam,
  1. perkataan yang nampak
  2. perkataan yang tersembunyi
  3. perbuatan yang nampak
  4. perbuatan yang tersembunyi.
Baik, perkataan yang nampak contohnya apa, baca al-Quran, nampak apa tidak, nampak,

itu perkataan yang nampak. Adapun yang dimaksud dengan perkataan yang tersembunyi atau perkataan hati, itu sama dengan keyakinan. Misalnya, kita meyakini adanya surga, adanya neraka, maka keyakinan adanya surga dan neraka itu ibadah.

Kemudian yang ketiga adalah perbuatan yang nampak, contoh perbuatan yang nampak apa, shalat perbuatan yang nampak, ibadah umroh itu perbuatan yang nampak, membayar zakat dan seterusnya. Adapun perbuatan yang tersembunyi atau perbuatan hati contohnya adalah rasa takut kita kepada Allah, cinta kita kepada Allah, harap kita kepada Allah dan seterusnya.

Nah itulah ibadah, ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah rabbul ‘alamin. Maka ibadah tidak sebatas seseorang itu sholat, tidak. Seorang suami yang bekerja mencari nafkah untuk membiayai kehidupan istri dan anak-anaknya, tentunya ini dicintai oleh Allah rabbul ‘alamin, maka itu adalah ibadah dan jika diniatkan oleh seorang suami, atau oleh seorang bapak, maka itu tentunya bernilai ibadah.

Kemudian penulis di sini, rahimahullah menyebutkan macam-macam ibadah.

Beliau berkata,

وَأَنْوَاعُ الْعِبَادَةِ الَّتِي أَمَرَ اللهُ بِهَا مِثْلُ الْإِسْلَامِ ، وَالْإِيْمَانِ ، وَالْإِحْسَانِ ؛ وَمِنْـهُ : الدُّعَاءُ ، وَالْـخَوْفُ ، وَالرَّجَاءُ وَالتَّوَكُّلُ ، وَالرَّغْبَـةُ ، وَالرَّهْبَـةُ ، وَالْـخُشُوعُ ، وَالْـخَشْيَةُ ، وَالْإِنَابَةُ ، وَالْاسْتِعَانَةُ ، وَالْاِسْتِعَاذَةُ ، وَالْاِسْتِغَاثَةُ ، وَالذَّبْحُ ، وَالنَّذْرُ ، وَغَيْرُ ذٰلِكَ مِنَ الْعِبَادَةِ الَّتِي أَمَرَ اللهُ بِهَا ، كُلُّهَا لِلهِ تَعَالَى .
Dan adapun macam-macam ibadah yang Allah perintahkan adalah, semisal Islam, Iman dan Ihsan; Islam, Iman, Ihsan ini ibadah, bahkan seluruh ibadah ya, kalau diringkas ada tiga. Ada yang masuk ke dalam bagian Islam. Amalan-amalan yang dzohir ada yang masuk ke dalam bagian Iman. Amalan-amalan hati beserta keyakinan. Demikian pula Ihsan kesempurnaan dari Islam dan iman. Jadi ibadah semuanya kalau diringkas menjadi tiga Islam, Iman, dan Ihsan. وَمِنْـهُ termasuk ke dalam bagian ibadah ini adalah apa, doa, khauf rasa takut, Rajaa' rasa harap, tawakal, raghbah penuh minat, rahbah rasa takut, al-khusyuu’ ketundukan, al-khasy’yah rasa takut, al-inaabah kembali kepada Allah, al-isti’aanah memohon pertolongan Allah, al-isti’aadzah mohon perlindungan Allah, al-istighaatsah memohon pertolongan di kala sempit, adz-dzabhu menyembelih, an-nadzru bernadzar, dan ibadah-ibadah lain yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, كُلُّهَا لِلهِ semuanya hanya milik Allah, nggak boleh kita melakukan ibadah-ibadah kepada selain Allah, dan bukankah kita sudah berikrar setiap kali sholat, kita baca اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ya Allah hanya kepada-Mu kami beribadah, ya Allah hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan,
Thayyib.

Kemudian kan tadi kata penulis كُلُّهَا لِلهِ semua ibadah ini hanya milik Allah. Apa dalilnya, dalilnya diantaranya Surat Al- Jin ayat : 18,

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

وَّاَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلّٰهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللّٰهِ اَحَدًا
Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya, disamping engkau menyembah Allah, jadi ibadah hanya milik Allah rabbul ‘alamin.

Kemudian poin selanjutnya karena ibadah itu hanya milik Allah bahkan hak Allah subhanahu wa ta'ala yang paling utama, maka orang yang beribadah kepada selain Allah adalah musyrik

Orang yang beribadah kepada selain Allah adalah musyrik (menyekutukan Allah)

Penulis rahimahullah berkata,

فَمَنْ صَرَفَ مِنْهَا شَيْئًا لِغَيْرِ اللهِ فَهُوَ مُشْرِكٌ كَافِرٌ
Karena itu siapa saja yang memalingkan sebagian darinya atau dari ibadah untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik kafir, musyrik kafir.
Seorang musyrik yang menyekutukan Allah kafir yang keluar dari Islam. Dalilnya apa, dalilnya adalah firman Allah dalam Surat Al-Muminun ayat : 117,

Allah berfirman,

وَمَنْ يَّدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهٗ بِهٖۙ فَاِنَّمَا حِسَابُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ
Dan siapa saja yang menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya di sisi Rabb-nya. Sungguh orang-orang kafir itu tidaklah akan beruntung
Barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan tuhan yang lain yang tidak ada dalil satupun baginya, ini bukan berarti kalau menyekutukan Allah ada dalil boleh, nggak; di sini tidak ada makna kebalikannya, justru kalimat لَا بُرْهَانَ لَهٗ tidak ada dalil baginya, merupakan sifat yang senantiasa menyertai kesyirikan, bahwa orang menyekutukan Allah nggak akan pernah ada dalil, nggak ada dalil yang dibenarkan untuk menyekutukan Allah, jadi orang yang memalingkan sebagian dari ibadah itu untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik kafir, yaitu keluar dari Islam.


Kemudian penulis merinci sebagian hal yang termasuk ke dalam ibadah.

Doa itu adalah ibadah

Dalam sebuah hadits dikatakan,
الدعاء مخ العبادة
doa adalah intinya ibadah, hadits ini dhaif, yang shahih kalimat nya

الدعاء هو العبادة
doa itu adalah ibadah.
Kemudian dalil yang lainnya Surat Al-Ghafir, Allah berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhan kalian berkata, ادْعُونِي mintalah kalian, atau berdoalah kalian kepadaku

أَسْتَجِبْ لَكُمْ niscaya akan kukabulkan untuk kalian. Kemudian kata Allah إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي sesungguhnya orang-orang yang enggan beribadah kepadaku, سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَsungguh dia akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan hina.

Jadi dalam ayat ini Allah berfirman, ادْعُونِي berdoalah kalian kepadaku, ini kan perintah, nah, sesuatu yang diperintahkan oleh Allah berarti Allah mencintainya. Kalau Allah mencintainya berarti itu adalah ibadah. Makanya diancam, sesungguhnya orang yang enggan beribadah kepadaku beribadah di sini, secara khusus yang dimaksud adalah berdoa orang yang enggan berdoa kepadaku, mereka akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan hina.


Dalam sebuah hadits Nabi bersabda,

من لم يسأل الله يغضب عليه
Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah marah kepadanya.

Khauf dan Raja`adalah Ibadah

Khauf itu rasa takut, rajaa` itu rasa harap, nah pada aslinya tidak boleh seseorang itu takut kecuali kepada Allah rabbul ‘alamin,

karena itu Allah berfirman dalam Surah Ali-Imran ayat : 175,

فَلَا تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada aku, jadi Allah memerintahkan kita agar takut kepada Allah, sesuatu yang diperintahkan oleh Allah tentunya Allah ridho kepadanya. Jika Allah ridho, maka itu adalah ibadah, nah rasa takut kepada Allah adalah ibadah karena ibadah tidak boleh kita takut kepada selain Allah pada asalnya. Seperti tadi doa, doa itu adalah ibadah tidak boleh kita meminta kepada selain Allah pada asalnya, walaupun ada pengecualian misalnya takut, ada takut yang dibolehkan, contohnya takut yang bersifat tabiat, seperti seseorang takut binatang buas itu adalah tabiat manusia. Tapi pada aslinya rasa takut hanya kepada Allah rabbul ‘alamin karena takut bagian daripada ibadah.

Adapun rajaa` adalah berharap hati yang bergantung kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Allah berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 110,

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ
Barang siapa yang dia berharap berjumpa dengan tuhannya.
فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا
Maka hendaklah dia melakukan amal sholeh.
Di sini Allah memerintahkan orang yang berharap kepada Allah untuk melakukan amal sholeh, berarti berharap kepada Allah itu dicintai oleh Allah. Makanya Allah memerintahkannya untuk melakukan amal soleh. Jika dicintai oleh Allah, berarti rasa harap adalah bagian daripada ibadah, di mana tidak boleh seseorang berharap kepada makhluk, apalagi kepada seseorang yang sudah meninggal.

Kemudian diakhiri ayat ini dengan firmannya,

وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا
Dan janganlah dia menyekutukan dalam beribadah kepada tuhannya dengan seorang pun,nggak boleh.
Ini menunjukkan bahwa Raja` atau rasa harap merupakan bagian daripada ibadah.

Tawakal adalah Ibadah

Apa itu tawakal, tawakal itu adalah,

التوكل هو صدق الاعتماد على الله لجلب المنافع او دفع المضار من أمور الدنيوية او الاخروية
Tawakal itu adalah hati yang bersandar dengan benar dengan jujur kepada Allah rabbul ‘alamin, dalam mendatangkan kebaikan atau menolak keburukan, baik terkait dengan urusan dunia maupun urusan akhirat, nah itulah tawakal.
Tawakal itu hati yang jujur bersandar kepada Allah rabbul ‘alamin untuk kebaikan dunia maupun untuk kebaikan akhirat. Tawakal itu ibadah, karena itulah Allah memerintahkannya. Sebagaimana dalil yang dibawakan oleh penulis Surat Al-Maidah ayat 23,

وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Dan hanya kepada Allah hendaklah kalian bertawakal jika kalian orang orang yang beriman
Bahkan di sini dikatakan oleh Allah, jika kalian orang-orang beriman berarti tawakal bagian daripada iman, sementara iman inti daripada ibadah kan, sebagaimana penulis mengatakan, inti ibadah itu Islam, Iman dan Ihsan, karena semua bagian ibadah pasti kembali kepada salah satu yang 3 ini.

Thayyib, dalil lainnya adalah Surat At-Thalaq ayat : 3

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ
Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah akan memberikan untuknya kecukupan.
Di sini ada janji dari Allah subhanahu wa ta'ala, barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka allah akan memberikan untuknya kecukupan, menunjukkan bahwa tawakal dicintai, di ridhoi oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Bahkan tawakal ini adalah sebaik baiknya usaha sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,

أفضل المكاسب التوكل
Sebaik baiknya usaha adalah bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Hanya saja tawakal itu tidak menafikan usaha, manusia tetap harus berusaha karena Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkannya. Kemudian setelah berusaha, dia serahkan seluruh urusannya kepada Allah rabbul ‘alamin. Bahkan dia tidak kembali melihat usaha yang dia lakukan, karena usaha tidak memberikan pengaruh secara menyendiri. Kalaupun dia memberikan efek positif, itu karena seizin Allah rabbul ‘alamin atau dengan takdir Allah subhanahu wa ta’ala.

Jadi sekali lagi ya tawakal tidak bertentangan dengan usaha, kenapa, karena Allah yang memerintahkan kita untuk berusaha.

Allah berfirman,

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ

Ketika sholat itu sudah ditunaikan فَانْتَشِرُوْا maka menyebarlah kalian di muka bumi, berusaha untuk mencari karunia Allah subhanahu wa ta'ala.

Baca juga artikel berkaitan dengan hal ini pada Tiga Landasan Utama – e – Tawakkal adalah Ibadah - TSALATSATUL USHUL

Raghbah, Rahbah, dan Khusyuu’ adalah ibadah

Raghbah, rahbah, dan khusyuu’, raghbah artinya berharap hampir sama dengan Raja`, Rahbah artinya rasa takut, adapun khusyuu’ artinya ketundukkan. Hanya saja perbedaan antara raghbah dengan raja`, kalau raghbah adalah rasa harap yang betul-betul disertai dengan pengamalan. Jadi raghbah itu rasa harap yang lebih tinggi. Rahbah, demikian pula rahbah rasa takut yang disertai dengan pengamalan. Jadi sama maknanya, dia tapi dia lebih tinggi lagi. raghbah tadi adalah rasa harap adapun, rahbah rasa takut, sementara khusyuu’ adalah ketundukan.

Tiga macam ini adalah amalan hati yang merupakan bagian daripada ibadah.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ
Sesungguhnya mereka adalah orang orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan dan mereka berdoa kepada kami dengan Raghbah rasa harap dan Rahbah cemas dan mereka lah orang-orang yang khusyu’ kepada kami, khusyu’ yaitu dengan penuh ketundukan.(    QS. Al Anbiya: 90)
Nah, tiga macam amalan ini merupakan bagian daripada ibadah yang tidak boleh seseorang melakukannya kecuali untuk Allah rabbul ‘alamin. Silahkan merujuk lebih detail Tiga Landasan Utama – f – Raghbah, Rahbah dan Khusyu adalah Ibadah Bagian 01 - TSALATSATUL USHUL

Baik jamaah sekalian yang dimuliakan oleh Allah rabbul ‘alamin, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.