F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-250: Bab 21 ~ Pembahasan Hadits Abu Abdurrahman Zaid bin Khalid Al-Juhani

Audio ke-250: Bab 21 ~ Pembahasan Hadits Abu Abdurrahman Zaid bin Khalid Al-Juhani
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-483
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 07 Rajab 1445 H / 19 Januari 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-250: Bab 21 Saling Tolong-menolong dalam Kebajikan dan Ketakwaan ~ Pembahasan Hadits Abu Abdurrahman Zaid bin Khalid Al-Juhani Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Ahibbaty fillah.
Pada kesempatan hari ini kita akan melanjutkan kajian kita, berkaitan dengan Bab At-ta'aawun 'alal-birri wat-taqwa ( التَّعَاوُنُ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى ), Bab Tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Kita sudah membaca perintah Allah untuk melakukan hal itu. Bahkan Al-Imam An-Nawawi juga menukil surat Al-Ashr untuk memberikan penjelasan bahwa semua umat manusia itu merugi.

{ إِلَّا ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ }
"Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh."
Itu pun enggak cukup.

{ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ }
"Mereka saling berwasiat dalam kebenaran (mengingatkan dalam kebenaran)"(QS. Al-Ashr: 3)
Manusia itu condong kepada keburukan, condong mengikuti hawa nafsunya. Tapi alhamdulillah, dengan adanya saling mengingatkan, saling menasehati, saling tolong-menolong dalam kebaikan, insyaaAllah kita akan keluar dari kerugian yang nyata dalam kehidupan ini.

{ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ }
"dan tolong-menolong dalam kesabaran."(QS. Al-Ashr: 3)
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قالَ : قَالَ رَسُوُلُ اللهِ ﷺ : ❲ مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فِيْ سَبِيلِ اللهِ ؛ فَقَدْ غَزَا ، وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً فِيْ أَهْلِهِ بِخَيْرٍ ؛ فَقَدْ غَزَا ❳ . ❊
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Abdurrahman Zaid ibn Khalid Al-Juhani radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang menyediakan bekal bagi orang yang berperang di jalan Allah, berarti dia telah ikut berperang. Dan barang siapa yang memberi nafkah kepada keluarga orang yang berperang dengan kebaikan, berarti dia telah ikut berperang." (Muttafaqun 'alaih)
Allahu Akbar.
Sebuah hadits yang agung yang perlu kita renungkan bersama, dari Abu Abdurrahman Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فَقَدْ غَزَا ❳

Barang siapa... Ini mungkin terjemahannya perlu diluruskan. Bukan "menyediakan bekal bagi orang yang berperang di jalan Allah" namun memang "mempersiapkan seorang untuk berperang di jalan Allah." Mempersiapkan!

As-Syaikh bin Utsaimin rahimahullahu Ta'ala, mempersiapkan seorang mujahid untuk berperang itu dengan tiga hal:
  1. Dengan kendaraan. Mempersiapkan kendaraan untuk dia.
  2. Bekal yang diperlukan; barang-barang yang dia perlukan.
  3. Senjata.
Baru orang ini disebutkan "mempersiapkan orang untuk berperang" secara sempurna. Bukan hanya bekal makanan saja, tapi dia memang mempersiapkan.

Kita lihat bagaimana para sahabat Nabi, bagaimana Abdurrahman bin Auf, bagaimana Utsman bin Affan radhiyallahu Ta'ala 'anhu, beliau mempersiapkan seribu orang dengan unta, bekal, dan persenjataan. Lengkap. Maka itu disebutkan "mempersiapkan orang yang berperang."

Jadi terjemahannya bukan "menyediakan bekal" tapi memang mempersiapkan seorang berperang di jalan Allah dengan tiga perkara tadi. Ini disebutkan oleh Syaikh ibn Utstaimin rahimahullahu Ta'ala. Maka dia terhitung berperang.

❲ وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِيْ أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا ❳

Barang siapa... kemudian terjemahannya ini: memberikan nafkah kepada keluarga. Bukan "memberikan nafkah kepada keluarga" tapi memang "menggantikan peran dia dalam keluarganya." Bukan cuma makan, tapi perhatian kepada mereka, menjaga mereka kalau ada yang mau mengganggu mereka.

Jadi khalafa ( خَلَفَ ) artinya menggantikan posisi orang yang berperang.

Jadi membantu orang yang berperang itu dengan dua hal:
  1. Mempersiapkan yang dia perlukan dalam peperangan tersebut (kendaraan, bekal, dan persenjataan).
  2. Menjaga dan merawat keluarganya yang ditinggal.
Dan perkara yang kedua ini penting, Jamaah, ketika seorang berperang, berangkat berjihad di jalan Allah 'Azza wa Jalla.

Dan kita tahu fadhilatul-jihad fii sabilillah ( فَضِيْلَةُ الْجٍهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ ) yang kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ketika Beliau ditanya,

أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلَ؟

Amalan apa yang paling mulia?

Beliau mengatakan:
• Yang pertama adalah ❲ الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا ❳
Shalat tepat waktu.

• Yang kedua adalah ❲ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ❳
Berbakti kepada orang tua.

• Yang ketiga adalah ❲ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ❳

ذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْإِسْلاَمُ
Puncak dari ajaran Islam, berjuang.

{ جَاهِدُوْا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ }
Berjuang dengan harta dan jiwa kalian.
Seseorang berjuang dengan hartanya. Dia tidak berangkat, tapi dia mempersiapkan orang untuk berangkat.

Thayyib. Yang lainnya, dia tidak berangkat, dia mungkin tidak mempersiapkan orang untuk berangkat, tapi dia merawat dan menjaga keluarga yang ditinggal. Mungkin ada yang mau mengganggu, ada yang menyakiti, maka dia menjaganya. Maka terhitung dia dapat pahala orang yang berjihad di jalan Allah 'Azza wa Jalla tanpa dikurangi pahalanya sedikit pun.

Jamaah rahimakumullah.
Pernah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu perang Tabuk di tahun ke-9 Hijriyah, Beliau itu berangkat dengan 30.000 pasukan. Perjalanan itu panjang sekali. Tidak mungkin semuanya berangkat berperang. Harus ada yang tinggal di Madinah, harus ada yang mengatur pemerintahan. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan Ali bin Abi Thalib jadi pengganti Beliau di kota Madinah.

Ada omongan enggak enak dari orang-orang munafikin tentang perkara kenapa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan Ali bin Abi Thalib dan tidak membawanya berperang.

Apa kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ketika Ali mengatakan,

يَا رَسُوْلُ اللهِ أَتَدَعُنِي مَعَ النِّسَاءِ وَالصَّبْيَانِ؟
Apakah engkau membiarkan aku tetap di kota Madinah bersama bayi-bayi, bersama anak-anak dan wanita-wanita?
Seperti itu. Ali merasa enggak nyaman tinggal. Akhirnya Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ أََمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى إِلَّا أَنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي؟ ❳
"Ali, apakah engkau tidak ridha kedudukanmu seperti kedudukan Harun bersama Nabi Musa 'alaihissalam, kecuali enggak ada nabi setelah aku?"
Artinya, Nabi Musa 'alaihissalam ketika berjumpa dengan Allah 'Azza wa Jalla untuk menerima Taurat, itu Nabi Harun ditinggal bersama kaumnya. Dan sejatinya yang ditinggal, kemudian dia amanah, menjaga apa yang diamanahkan oleh orang yang pergi berperang, keluarganya, hartanya, apa saja yang dia miliki, maka dia terhitung dapat pahala sama bahkan seperti yang berperang, sudah.

❲ فَقَدْ غَزَا ❳
Dia itu telah berjuang di jalan Allah 'Azza wa Jalla.
Ini bukan dalam hanya peperangan. Dalam segala hal! Nabi hanya mempermisalkan buat kita. Contohnya, siapa pun yang membantu orang untuk melakukan ketaatan, maka dia akan mendapatkan pahala orang tersebut.

Yang memberangkatkan orang berangkat haji.
Fulan berangkat haji kita biayai, kita enggak berangkat. Kita biayai dia bukan cuma bekal saja. Kita bayarin travelnya, bahkan kita sudah belikan oleh-olehnya, masyaaAllah. Berangkat dia haji. Kita di rumah enggak berangkat haji, dapat pahala sama dengan yang berangkat haji. Subhanallah.

Yang membantu seorang penuntut ilmu.
Sebagian orang memberikan beasiswa kepada penuntut ilmu. Kadang kala dia sudah.. Ana kayaknya enggak bisa ke pondok lagi Ustadz, tapi ana biayai orang-orang untuk belajar di pesantren, untuk kuliah agama. Kita biayai dia semuanya, sampai pulang. Kita akan dapat pahala orang yang menuntut ilmu.

Yang membantu seorang juru dakwah.
Ini perlu menjaga hati kita. Seperti kita sekarang, yang menyediakan kamera, yang menyetel kamera, yang menyetel mikrofonnya, yang menyediakan ruangan untuk dakwah. Dan buat teman-teman yang mungkin dia, subhanallah, tidak memiliki ilmu, enggak punya ilmu, harta juga enggak punya, tapi dia menjadi panitia, menjadi salah satu panitia yang mempersiapkan suksesnya penyelenggaraan kajian tersebut. Dia mungkin di bagian parkir, mungkin di bagian pengamanan, mungkin dia di bagian kamar mandi, ada yang di bagian konsumsi, ada yang bagian bersih-bersih, insyaaAllah semua dapat pahala. Karena dakwah ini butuh tolong-menolong. Enggak bisa ustadznya sendirian. Ana enggak bisa menyampaikan sendirian. Ana perlu ada orang di balik kamera ini. Ana enggak bisa ke masjid sendirian. Ana perlu ada yang mempersiapkan mikrofon yang bagus, ada yang harus ngecek soundnya, ada yang ngecek kipas anginnya agar jamaah merasa nyaman, ada yang menjaga parkirannya agar jamaah tidak kebayang, tidak kepikiran motor atau mobilnya akan ada yang mengganggu. Itu semuanya, ketika dilakukan oleh seseorang mengharapkan wajah Allah 'Azza wa Jalla, subhanallah, maka dia akan dapat pahala.

Yang sebagai marbot di masjid, yang kerjanya bersih-bersih masjid, yang mempersiapkan karpet masjid itu supaya wangi, supaya orang yang shalat, ketika sujud dia mencium aroma yang wangi sehingga dia bisa lebih khusyuk shalatnya.

Yang mempersiapkan air untuk berwudhu, yang menggali sumurnya agar air itu bisa dipakai untuk berwudhu, apa saja, maka akan dituliskan bagi dia pahala seperti orang itu.

Pokoknya barang siapa yang menolong orang lain dalam melakukan ketaatan, maka dia akan mendapatkan pahala ketaatan tersebut tanpa akan mengurangi pahala orang yang mengamalkan. Itu yang akan kita dapatkan. Jadi berusahalah semampu kita.

Ana lihat, subhanallah, teman-teman ada yang kirim kamera, ada yang kirim lensanya, ada yang kasih kabelnya, kabelnya aja dia beli. Ada yang kasih tripodnya, apa saja yang bisa dia lakukan, ada yang mungkin lightingnya dia kasih, semua akan dapat pahala insyaaAllah, sesuai dengan apa yang dia amalkan, sesuai dengan tujuan barang yang dia berikan. Dan Allah 'Azza wa Jalla itu,

{ ذُوْ فَضْلٍ عَظِيْمِ }
"Maha Besar karunia-Nya."(QS. Ali Imran: 174)
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.