F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-289: Bab 25 ~ Pembahasan Hadits Abu Khubaib Abdullah bin Az-Zubair Bag 01

Audio ke-289: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Hadits Abu Khubaib Abdullah bin Az-Zubair Bag 01
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-547
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS, 08 Dzulqa'dah 1445 H / 16 Mei 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1FeFuwzihbpbGvTpwsig5cVLlgeYDTcjc/view?usp=sharing

💽 Audio ke-289: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Hadits Abu Khubaib Abdullah bin Az-Zubair Radhiyallahu 'Anhuma Bag 01


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Thayyib.
Kita masuk ke hadits yang selanjutnya. Hadits ini panjang, Jamaah. Cerita Abdullah bin Zubair radhiyallahu 'anhuma.

وَعَنْ أَبِيْ خُبَيْبٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ : لَمَّا وَقَفَ الزُّبَيْرُ يَوْمَ الْجَمَلِ دَعَانِي ، فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ ، فَقَالَ : يَا بُنَيَّ! إِنَّهُ لَا يُقْتَلُ الْيَوْمَ إِلَّا ظَالِمٌ أَوْ مَظْلُومٌ ، وَإِنِّي لَا أُرَانِي إِلَّا سَأُقْتَلُ مَظْلُومًا ، وَإِنَّ مِنْ أَكْبَرِ هَمِّي لَدَيْنِي ، أَفَتَرَى دَيْنَنَا يُبْقِي مِنْ مَالِنَا شَيْئًا؟! ثُمَّ قَالَ : يَا بُنَيَّ، بِعْ مَالَنَا وَاقْضِ دَيْنِي ، وَأَوْصَى بِالثُّلُثِ وَثُلُثِهِ لِبَنِيهِ - يَعْنِي : بَنِي عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ ثُلُثُ الثُّلُثِ - ؛ قَالَ : فَإِنْ فَضَلَ مِنْ مَالِنَا بَعْدَ قَضَاءِ الدَّيْنِ شَيْءٌ فَثُلُثُهُ لِبَنِيْكَ - قَالَ هِشَامٌ : وَكَانَ بَعْضُ وَلَدِ عَبْدِ اللهِ قَدْ وَازَى بَعْضَ بَنِي الزُّبَيْرِ خُبَيْبٍ وَعَبَّادٍ ، وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعَةُ بَنِينَ وَتِسْعُ بَنَاتٍ ...

Dari Abu Khubaib, Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu 'anhuma, ia bercerita, "Ketika terjadi perang Jamal, Az-Zubair (ayahnya) berdiri sambil memanggilku. Maka aku bergegas melangkah mendekatinya. Selanjutnya dia berkata kepadaku, 'Hai anakku, sesungguhnya hari ini tidak ada yang terbunuh melainkan seorang yang zalim atau yang dizalimi. Dan sesungguhnya hari ini aku mendapat firasat akan dibunuh karena dizalimi. Maka yang paling menggelisahkan adalah utangku. Apakah kamu melihat utang itu akan menyisakan sesuatu dari harta kita?'

Kemudian dia mewasiatkan, 'Wahai anakku, juallah semua kekayaan kita dan lunasilah utangku.' Kemudian dia (Az-Zubair) berwasiat, 'Dengan sepertiganya, dan sepertiga dari sepertiganya diperuntukkan bagi anak-anak, yakni untuk anak-anak Abdullah ibn Az-Zubair sebanyak sepertiga dari sepertiga jumlah wasiat tersebut.' Lantas dia berpesan, 'Seandainya masih ada kelebihan harta setelah utang dilunasi, maka sepertiganya untuk anak-anakmu'."

Hisyam menambahkan, "Usia sebagian anak Abdullah sebaya dengan usia sebagian anak-anak Az-Zubair, yakni paman-paman mereka, seperti Khubaib dan 'Abbad. Pada waktu itu, Az-Zubair memiliki sembilan anak laki-laki dan sembilan anak perempuan ..."

Thayyib.
Zubair bin Awwam radhiyallahu 'anhu, salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan beberapa keutamaan Zubair. Beliau mengatakan,

❲ إِنَّ لِكُلِّ نَبِىٍّ حَوَارِيًّا ، وَإِنَّ حَوَارِيَّ الزُّبَيْرُ بْنُ عَوَّامِ ❳

Setiap nabi itu memiliki حَوَارِىَّ (hawaarii, yaitu sahabat yang dekat yang menjaga nabi tersebut), dan salah satu sahabat dekat yang menjagaku adalah Zubair bin Awwam radhiyallahu Ta'ala 'anhu.

Zubair itu masuk Islam. Dia anaknya Shofiyah (bibi Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam). Jadi dia sepupu Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam. Zubair masuk Islam itu umur delapan tahun, kemudian dia hijrah ke Madinah umur 18 tahun.

Pamannya Zubair, ketika tahu keponakannya masuk Islam, itu Zubair dibungkus sama (apa namanya?) sama tikar, tikar yang dari daun kurma itu. Dibungkus sama tikar, kemudian diasapin supaya dia enggak bisa nafas.

Lalu pamannya mengatakan,

ارْجِعْ إِلَى الْكُفْرِ

Kembali engkau, tinggalkan Islam, kembali kafir!

لَا أَكْفُرُ أَبَدًا

Dia mengatakan, Enggak! Aku enggak akan kufur selama-lamanya!

Cerita Zubair di sini, ketika perang Jamal, setelah meninggalnya Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, meninggal dengan dibunuh oleh orang-orang Khawarij secara zalim. Kemudian para pembunuhnya berangkat ke Kuffah bersama Ali bin Abi Thalib. Maka Zubair bersama Tholhah bin Ubaidillah, bersama Aisyah pada waktu itu, menuntut, berangkat ke sana agar para pembunuh Utsman itu mendapatkan hukuman sesuai dengan hukuman yang telah ditetapkan dalam agama ini. Itu fitnah yang terjadi.

Di sana Zubair mengatakan bahwasanya, Aku ini melihat, kok kayaknya aku akan terbunuh..?! Perasaan dia, kok dia akan mati terbunuh. Dan betul, ketika terjadi perang Jamal itu, Zubair akhirnya meninggalkan tempat tersebut. Dia meninggalkan tempat tersebut, dia tidak ingin mengikuti peperangan di situ. Nah, pada saat itulah, ada seorang yang mengejar Zubair bin Awwam radhiyallahu Ta'ala 'anhu.

Disebutkan, yang membunuhnya itu namanya Amr bin Jurmus. Dia berangkat mengejar Zubair. Di sana mereka ketika mengejar Zubair, mendapati Zubair di waadin ( ٍوَاد ), di satu lembah di sana. Akhirnya Zubair dibunuh sama dia, kemudian kepalanya dipotong, lalu dibawa tuh kepalanya menuju Ali bin Abi Thalib untuk memberikan kabar gembira kepada Ali, bahwasanya dia telah membunuh Zubair bin Awwam.

Ketika orang itu mau masuk, Ali mengatakan,

لَا تَأْذَنُوا لَهُ

Jangan boleh orang itu masuk (yang bunuh Zubair)! Berikan kabar gembira kepada dia dengan neraka.

Ali radhiyallahu Ta'ala 'anhu mengatakan,

سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ

Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

❲ بَشِّرْ قَاتِلَ ابْنَ صَفِيَّةَ بِالنَّارِ ❳

"Berikan kabar gembira kepada yang membunuh putranya Shofiyah dengan api neraka."

Ibn Jurmus ini, Amr bin Jurmus yang membunuh Zubair bin Awwam ini, bawa pedangnya Zubair, diserahkan kepada Ali.

Lalu Ali mengatakan,

إِنَّ هَذا السَّيْفَ طَالَ مَنْ فَرَّجَ الْكَرْبَ عَنْ وَجْهِ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ .

Ali mengatakan, "Nih pedang yang kau bawa ini, sering kali pedang ini menyingkap kesedihan-kesedihan dari wajah Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam."

Ketika musuh menyerang, Zubair dengan pedangnya menyingkap hal itu. Allah memberikan kemenangan kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.

Disebutkan bahwasanya Amr bin Jurmus ini ketika mendengar hal itu, dia akhirnya bunuh diri. Enggak kuat dia. Bukannya dia mendapatkan pujian, bukannya dia mendapatkan sanjungan atas jasa yang dia lakukan membunuh Zubair bin Awwam, sebagai salah satu musuh menurut dia, malahan dia mendapatkan celaan, cercaan, bahkan vonis masuk neraka. Maka dia pun membunuh dirinya. Dalam riwayat lain, dia dibunuh oleh orang. Allahu a'lam bisshawab. Tapi yang jelas Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, "Berikan kabar gembira kepada orang yang membunuh putranya Shofiyah dengan api neraka."

Dan sebelum meninggal dunia, Zubair berwasiat. Dan ini penting Jamaah, kalau bicara wasiat ya. Karena ada hal-hal yang tidak diketahui oleh anak kita, khususnya yang berkaitan dengan utang piutang, atau dengan amanah yang dititipkan kepada kita, yang tidak ada orang yang tahu kecuali kita.

Sehingga tugas orang tua itu, dan wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, kalau bisa orang itu tidur malam dua tiga hari, wasiatnya itu sudah tertulis. Ada dia punya wasiat, dia taruh di bawah bantalnya, atau dia taruh di tempat yang aman. Dia menuliskan wasiatnya.

Karena apa? Ada hal-hal yang berkaitan dengan manusia, yang cara bertaubatnya adalah mengembalikan hal itu kepada manusia, kepada orang yang kita zalimi, umpamanya. Kalau itu berupa utang, jangan sampai kita mati bawa utang. Dan kita tahu sabda Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, "Orang yang mati syahid tidak akan masuk surga, kecuali dia melunasi utangnya."

Zubair bin Awwam berwasiat kepada Abdullah bin Zubair, putra dia yang paling tua (mungkin pada waktu itu). Dan disebutkan, Zubair ini punya anak, anaknya masyaaAllah, beliau memiliki sembilan anak laki-laki, sembilan anak perempuan, punya istri empat.

Disebutkan di sini, sebagian anak-anak Zubair, anaknya Zubair sepantaran dengan anaknya Abdullah bin Zubair. Jadi pamannya itu dengan keponakannya umurnya sama.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.