Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 TSALATSATUL USHUL 📖 Khauf dan Raja adalah Ibadah
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد
Sahabat Belajar Islam yang semoga senantiasa semangat dalam belajar, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul. Kali ini kita membahas
Khauf dan Roja' adalah ibadah
Al Khauf
Penulis rahimahullah berkata,
ودليل الخوف قوله تعالى: {فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ}
Dan dalil al khauf yaitu rasa takut yang menunjukkan bahwasanya al khauf termasuk ibadah adalah firman Allah:
فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
“Janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kalian kepadaku, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Ali ‘Imran: 175)
Al khauf (rasa takut) itu termasuk ke dalam amalan hati yang bisa menjadi ibadah.
Definisi Al khauf (rasa takut) oleh Al-Jurjaani adalah dugaan akan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan atau hilangnya sesuatu yang dicintai. Jadi rasa takut, rasa khawatir terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan atau hilangnya sesuatu yang dicintai.
Ada beberapa faedah terkait dengan khauf ini,
1. Dalil yang dibawakan oleh penulis yaitu surah Ali Imron:175 di mana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
“Janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kalian kepadaku, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Ali ‘Imran: 175)
Bagaimana ayat ini bisa menjadi dalil bahwa khauf itu ibadah?
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita untuk takut kepada-Nya Allah berfirman وَخَافُونِ "tetapi takutlah kepada-Ku". Ketika Allah memerintahkan sesuatu berarti sesuatu itu dicintai oleh Allah, diridhoi oleh Allah. Ketika sesuatu itu dicintai dan diridhoi oleh Allah maka sesuatu itu merupakan ibadah. Sebagaimana definisinya sudah saya sampaikan
Jadi Al khauf adalah ibadah. Bahkan lanjutan ayatnya إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ "jika kalian beriman". Jadi "jika kalian beriman maka takutlah kepadaku" ini penegasan lagi yang menunjukkan bahwa khauf atau rasa takut bagian daripada keimanan. Jika bagian dari keimanan maka khauf ini merupakan ibadah.
2. Macam-macam Khauf ( saya ambil penjelasannya dari kitab Al Qaulul Mufid Ala Kitab At Tauhid demikian pula Al Jadid fi Syarhi Kitabit Tauhid tentang macam-macam rasa takut). Rasa takut ini terbagi menjadi 4:
- Khauf ibadah yakni rasa takut yang hanya boleh dilakukan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, rasa takut yang disertai cinta dan pengagungan (Al mahabbah) dan ta'dzim kepada yang ditakuti dan mendorong ketaatan kepada apa yang ia takuti. Yang tidak boleh rasa takut seperti ini kita lakukan kecuali kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Maka jika rasa takut kepada selain Allah itu adalah syirik akbar seperti takutnya seseorang kepada para wali yang sudah meninggal, dia sangat mengagungkannya dan takut melanggar aturannya, orang masuk ke pemakaman wali disertai dengan rasa ta'dzim pengagungan kepada wali yang sudah meninggal disertai dengan rasa takutnya kepada wali yang sudah meninggal. nah ini sama saja dengan rasa takut dia kepada Allah maka ketika ditujukan kepada selain Allah itu termasuk kesyirikan (syirik akbar).
- Khauf Tabiat (pembawaan manusia), seperti orang yang takut ular, takut binatang buas, dan yang lainnya.
- Khauf yang menjadikan seseorang meninggalkan kewajiban, ini hukumnya haram dan menafikan kesempurnaan tauhid. Seperti orang yang takut melakukan Amar ma'ruf nahi mungkar sementara Amar ma'ruf nahi mungkar adalah kewajiban atas dirinya.
- Wahm (sebatas was-was), rasa takut dari perkara yang tidak jelas sebabnya, rasa takut seperti ini termasuk akhlak tercela yang Baginda nabi shallallahu alaihi wasallam berlindung darinya.
Ar Roja'
Kemudian terkait dengan Ar-Roja' (Harapan), penulis berkata:
ودليل الرّجاء قوله تعالى: {فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًۭا صَـٰلِحًۭا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا}
Dan dalil bahwasanya harapan (raja’) adalah termasuk ibadah, adalah firman Allāh Subhanahu wa Ta’ala:
فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًۭا صَـٰلِحًۭا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al Kahfi: 110)
Sahabat sekalian, Raja' adalah ibadah hati yang hakikatnya adalah menginginkan sesuatu yang diharapkan. Jika harapan itu ditujukan kepada Allah tentunya ini merupakan ibadah, jika harapan itu ditujukan kepada seorang makhluk manusia yang dia memang memilikinya maka itu sesuai dengan tabiat, seperti berharapnya seorang anak kepada orang tua yang menginginkan sesuatu yang ia harapkan. Berharap kepada orang tua dibelikan mainan.
Adapun mengharapkan sesuatu dari seseorang dalam perkara yang tidak bisa dilakukan kecuali oleh Allah maka ini kesyirikan seperti mengharapkan sesuatu kepada seorang wali yang sudah meninggal.
Penulis rahimahullah membawakan dalilnya surah al-kahfi:110 di mana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًۭا صَـٰلِحًۭا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al Kahfi: 110)
Orang yang mengharap perjumpaan dengan Allah maka lakukan amal saleh. Di sini Allah memerintahkan untuk melakukan amal saleh terkait dengan Raja'. Berarti raja' ini dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Jika diridhoi oleh Allah maka raja' merupakan ibadah yang tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah subhanahu wa taala.
Sahabat sekalian, Raja' (berharap) ini berbeda dengan tamanni (angan-angan). Karena Raja' adalah keinginan yang disertai dengan amal.
Oleh karena itu Al imam Ibnu Qayyim berkata, "diantara perkara yang mesti diketahui bahwa, orang yang mengharapkan sesuatu maka harapannya itu harus memenuhi tiga perkara:
- Cinta terhadap apa yang ia harapkan
- Khawatir apa yang diharapkannya itu hilang
- Berusaha untuk mendapatkannya semaksimal mungkin
Jadi itu tiga syarat sesuatu dianggap Roja, kalau tidak memenuhi syarat maka itu hanya tamanni (angan-angan saja) seperti orang yang dia berharap memiliki seorang putra tapi dia tidak berusaha untuk menikah, maka itu hanya angan-angan. Jika benar dia ada harapan mendapatkan seorang anak maka dia berusaha, diantaranya adalah menikah terlebih dahulu.
Oleh karena itu Baginda nabi shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al Imam at Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ta'ala Anhu beliau bersabda,
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ، ومَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ المنْزِلَ، أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ، أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الجَنَّةُ
"Siapa yang takut, hendaknya ia berjalan di awal malam. Siapa yang berjalan di awal malam, niscaya dia sampai tujuan. Ketahuilah bahwa barang dagangan Allah itu mahal. Ingatlah bahwa barang dagangan Allah itu adalah surga."
Sahabat sekalian yang dimuliakan oleh Allah Rabbul alamin, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat.
Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment