F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tiga Landasan Utama – b – Orang yang Beribadah kepada Selain Allah adalah Musyrik

Tiga Landasan Utama – 14 – Orang yang Beribadah kepada Selain Allah adalah Musyrik - Belajar Islam BIS

▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 TSALATSATUL USHUL 📖 Orang yang Beribadah kepada Selain Allah adalah Musyrik
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah Rabbul Alamin, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul. Kajian kali ini saya beri judul,

Orang yang Beribadah kepada Selain Allah adalah Musyrik

Penulis Rahimahullah berkata,

فَمَنْ صَرَفَ مِنْهَا شَيْئًا لِغَيْرِ اللهِ؛ فَهُوَ مُشْرِكٌ كَافِرٌ

"Karena itu, siapa saja yang memalingkan sebahagian darinya (ibadah) untuk selain Allah maka ia adalah musyrik kafir".

وَالدَّلِيلُ: قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَن يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إلهًا آخَرَ لاَ بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِندَ رَبِّهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ﴾


Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala yang artinya "Dan siapa saja yang menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya di sisi Rabbnya. Sungguh orang-orang yang kafir itu tidaklah akan beruntung". (QS. Al-Mu’minun: 117)

Sahabat sekalian, ibadah itu adalah perbuatan seorang hamba yang hanya diperuntukkan kepada Allah. Sebagaimana yang kita baca dalam Surah al-Fatihah "Hanya kepadamu ya Allah kami beribadah", Maka barang siapa yang dia beribadah kepada selain Allah di samping dia beribadah kepada Allah, dia telah musyrik atau menyekutukan Allah.

Faedah

Ada beberapa faedah dari perkataan penulis di atas:

Yang pertama perkataan penulis, "Karena itu, siapa saja yang memalingkan sebahagian darinya (ibadah) untuk selain Allah maka ia adalah musyrik kafir".

Yakni barangsiapa yang melakukan ibadah kepada selain Allah di samping dia ibadah kepada Allah, maka dia musyrik dengan syirik akbar (red, sirik itu ada dua yakni syirik asghar dan syirik Akbar). Nah syirik akbar itu adalah yang bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.

Penulis di sini mengatakan dia musyrik kafir hal itu karena setiap musyrik adalah kafir. Setiap yang menyekutukan Allah adalah kafir.

Lalu apa itu syirik?
Syirik adalah menjadikan sekutu bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam perkara yang khusus bagi Allah, baik dalam Rububiyah maupun dalam Uluhiyah.

Hal itu sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta'ala firmankan,

فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 22)
Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu pernah bertanya kepada Rasul Sallallahu alaihi Wasallam "Wahai Rasulullah dosa apakah yang paling besar di sisi Allah". Jawaban Rasul

أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهْوَ خَلَقَكَ
"Engkau menjadikan sekutu bagi Allah sementara dialah yang telah menciptakanmu" (Hadis Shahih diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Muslim)
Jadi syirik itu menjadikan sekutu bagi Allah dalam perkara yang khusus bagi Allah, baik dalam rububiyah maupun uluhiyah.

Rububiyah kita meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan, mengurus dan memiliki alam semesta, maka barangsiapa dia meyakini bahwa ada selain Allah yang mengurus alam semesta ini atau yang memberikan rizki kepada manusia maka dia telah menyekutukan Allah dalam rububiyahnya. Seperti sebagian orang yang meyakini bahwa ada di antara manusia yang mampu menurunkan hujan. Padahal kita wajib meyakini bahwa yang mampu menurunkan hujan hanyalah Allah barangsiapa yang seperti itu maka dia telah menyekutukan Allah dalam rububiyah.

Kemudian syirik dalam uluhiyah (ibadah) bahwa manusia hanya beribadah kepada Allah, Maka barang siapa yang dia beribadah kepada selain Allah di samping dia beribadah kepada Allah, sungguh dia telah menyekutukan Allah dalam uluhiyah. Seperti seseorang yang meminta kepada selain Allah, meminta kepada ahli kubur padahal meminta adalah doa, dan doa adalah ibadah.

Kemudian syirik itu secara hukum terbagi menjadi dua:
  • syirik akbar dan
  • syirik asghar.
Syirik akbar adalah syirik yang menjadikan pelakunya keluar dari Islam, seperti meminta kepada ahli kubur (orang yang sudah mati).

Adapun syirik asghar tidak menjadikan pelakunya keluar dari islam seperti bersumpah atas nama selain Allah, sebagaimana yang disabdakan oleh nabi Shallallahu Alaihi Wasallam

مَنْ كَانَ حَالِفاً ، فلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ ومَن حلَفَ بغَيرِ اللهِ فقدْ أشرَكَ
"Barang siapa yang ingin bersumpah maka bersumpahlah atas nama Allah dan barangsiapa yang bersumpah atas nama selain Allah maka dia telah menyekutukan Allah"
Nah, bersumpah atas nama selain Allah hukumnya adalah syirik asghor.

Yang kedua perkataan penulis, "Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala yang artinya "Dan siapa saja yang menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya di sisi Rabbnya. Sungguh orang-orang yang kafir itu tidaklah akan beruntung". (QS. Al-Mu’minun: 117)

Syaikh As-Sa'di Rahimahullah dalam kitab tafsirnya Taisir Al-Karimir Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan beliau menjelaskan maksud ayat di atas,

"Barang siapa yang beribadah kepada yang lain di samping ibadah kepada Allah tanpa ada dalil atau bukti atas perbuatannya".

Kalimat ini adalah qoyyid lazim atau batasan yang mesti ada karena orang yang beribadah kepada selain Allah tidak akan pernah punya dalil atas perbuatannya. Bahkan dalil-dalil yang ada menunjukkan kebatilan perbuatannya. Ketika ia berpaling dari dalil tersebut maka dia akan berbuat sewenang-wenang kepada Allah, akhirnya Allah pun membalas perbuatannya dan ia tidak akan mendapatkan keberuntungan sedikit pun karena sungguh dia orang kafir. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak beruntung

Syaikh As-Sa'di memberikan catatan di sini ada kalimat لاَ بُرْهَانَ لَهُ "tidak ada bukti". Apakah di sini ada makna kebalikan artinya kalau dia beribadah kepada selain Allah dengan dalil maka boleh? Jawabannya; "Tidak ada makna kebalikan", Kenapa? karena kalimatلاَ بُرْهَانَ لَهُ "tidak ada dalil" itu adalah sifat yang menyertai, artinya orang yang beribadah kepada selain Allah pasti tidak punya dalil.

Nah, ini faedah yang pertama yang disampaikan oleh Syaikh Sa'di bahwa orang yang beribadah kepada selain Allah tidak ada dalil. Jadi kalimat tanpa ada dalil atau bukti atas perbuatannya ini adalah qoydun lazim atau batasan yang mesti ada atau sifat yang mesti ada bahwa orang yang beribadah kepada selain Allah pastinya tidak akan ada dalil bagi dirinya.

Kemudian mana kalimat yang menunjukkan bahwa orang yang beribadah kepada selain Allah itu adalah kafir (keluar dari Islam). Kalimat yang menunjukkan hal itu adalah firman Allah,
إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
"Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak beruntung".
Ujung ayat ini menunjukkan tentang bahwasanya orang yang beribadah kepada selain Allah adalah orang-orang yang keluar dari Islam.

Sahabat sekalian yang dimuliakan oleh Allah Rabbal alamin. Demikianlah materi yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bisa dipahami dengan baik dan tentunya bermanfaat bagi kita.

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.