F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tiga Landasan Utama – 03 – Al Hanifiyyah

Tiga Landasan Utama – 03 – Al Hanifiyyah - AKADEMI BELAJAR ISLAM
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Tsalatsatul Ushul : ❝ AL-HANIFIYAH ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Al Hanifiyyah


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat sekalian yang semoga senantiasa dimuliakan oleh Allah rabbul ‘alamin. Kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul (Tiga Landasan Utama), kajian kali ini, saya beri judul di dalam kitabnya “al-Hanifiyyah”.

Penulis رحمه الله berkata:

اِعْلَمْ – أَرْشَدَكَ اللهُ لِطَاعَتِهِ – أَنَّ الْـحَنِيْفِيَّةَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيْمَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَحْدَهُ مُخْلِصًا لَـهُ الدِّيْنَ ، وَبِذٰلِكَ أَمَرَ اللهُ جَمِيْعَ النَّاسِ وَخَلَقَهُمْ لَـهَا .
"Ketahuilah, semoga Allah membimbingmu untuk selalu taat kepada-Nya bahwa al-Hanifiyyah yakni millah (agama) Ibrahim عليه السلام itu adalah anda beribadah hanya kepada Allah seraya mengikhlaskan agama kepada-Nya, dengan itulah Allah تبارك و تعالى memerintahkan seluruh manusia, dan Allah menciptakan mereka untuk itu."
Jadi ada beberapa faidah dari perkataan penulis di atas,

1. Apa itu al-Hanifiyyah.

Al-Hanifiyyah secara bahasa dari kata “haniif”, hanif itu artinya condong, condong kepada tauhid dengan meninggalkan kesyirikan. Adapun al-Hanifiyyah sebagai istilah di sini oleh penulis dijelaskan bahwa الْـحَنِيْفِيَّةَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيْمَ, hanifiyyah itu adalah sebutan untuk agama Nabi Ibrahim عليه السلام jadi “al-Hanifiyyah” adalah sebutan untuk agama Nabi Ibrahim عليه السلام.

2. Apa kepentingannya kita mengetahui al-Hanifiyyah ini atau agama Nabi Ibrahim

Kepentingannya adalah karena Allah memerintahkan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم untuk mengikuti millahnya Ibrahim atau agamanya Nabi Ibrahim. Sebagaimana yang Allah سبحانه و تعالى firmankan dalam Surat An-Nahl ayat : 123.

Allah berfirman:

ثُمَّ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
"Kemudian, kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad"
اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا
Untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim yang mana Nabi Ibrahim itu hanif, yaitu condong kepada tauhid meninggalkan kesyirikan.

وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Dan tidaklah Nabi Ibrahim termasuk orang yang mempersekutukan Allah
Jadi kepentingan kita karena Nabi Muhammad diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim, dan perintah untuk Nabi Muhammad pada asalnya pun merupakan perintah bagi umat-Nya, yang dimaksud dengan agama Nabi Ibrahim ini adalah inti dari pada agama Nabi Ibrahim عليه السلام. Kemudian di antara alasan lainnya adalah menjawab klaim yang dikatakan oleh orang yahudi dan nasrani bahwasanya Nabi Ibrahim seorang yahudi atau seorang nasrani. Sebagaimana yang Allah سبحانه و تعالى firmankan dalam Surat Ali-Imran Ayat : 67,

Allah سبحانه و تعالى berfirman,

مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْ
"Tidaklah Ibrahim itu seorang yahudi tidak pula seorang nasrani, tetapi Ibrahim adalah seorang yang hanif, yang mentauhidkan Allah seorang Muslim dan tidaklah dia termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah, jadi itu di antara alasannya kenapa ini perlu dibahas"

3. Apa inti daripada agama Nabi Ibrahim عليه السلام,

Inti daripada agama Nabi Ibrahim عليه السلام dijelaskan oleh penulis di sini bahwa al-Hanifiyyah sebagai agama Ibrahim itu adalah,

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَحْدَهُ
"Bahwasanya anda beribadah hanya kepada Allah.
مُخْلِصًا لَـهُ الدِّيْنَ
"Dengan mengikhlaskan segala ketaatan hanya untuk Allah."
Itulah inti agama Nabi Ibrahim mentauhidkan Allah dan berlepas diri dari segala kesyirikan. Sebagaimana yang Allah سبحانه و تعالى firmankan dalam Surat Azh-Zhukruf ayat : 26 dan ayat : 27 ketika membawakan perkataan Nabi Ibrahim عليه السلام

Allah سبحانه و تعالى berfirman,

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖٓ اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَ, اِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ
"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya"
اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَ
"Sesungguhnya aku berlepas diri dari segala sesuatu yang kalian sembah"
اِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ
"Kecuali kepada Allah yang telah menciptakanku"
Itulah inti dari agama Nabi Ibrahim عليه السلام yaitu berlepas diri, dari segala sesuatu yang diibadahi selain Allah dan menetapkan ibadah hanya untuk Allah rabbul ‘alamin, dan itu pula makna dari kalimat لا اله الا الله.

لا اله tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar,الا الله kecuali Allah saja.

Jadi al-Hanifiyyah itu agama Nabi Ibrahim yang mana Nabi Muhammad diperintah untuk mengikuti agamanya adalah tauhid, beribadah hanya kepada Allah semata dan berlepas diri dari segala kesyirikan.

Walhasil maka jika orang-orang nasrani, ingin mengikuti Nabi Ibrahim عليه السلام, maka dia harus mentauhidkan Allah rabbul ‘alamin dan berlepas diri dari segala kesyirikan. kemudian setelah datangnya Nabi Muhammad, maka dia harus mengikuti syariat Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم .

Demikian pula umat Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم , kalau ingin mengamalkan firman Allah, di mana Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengikuti milahnya (agamanya) Ibrahim, maka umat Nabi Muhammad harus mentauhidkan Allah dan berlepas diri dari segala kesyirikan,

4. Dan itulah yang Allah perintahkan kepada seluruh manusia

Kemudian faedah selanjutnya yang keempat penulis di sini mengatakan

وَبِذٰلِكَ أَمَرَ اللهُ جَمِيْعَ النَّاس
"Dan itulah yang Allah perintahkan kepada seluruh manusia."
وَخَلَقَهُمْ لَـهَا .
"Dan itulah tujuan penciptaan manusia, bahkan jin pun diciptakan untuk beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى"
Selanjutnya penulis membawakan dalil, apa dalilnya bahwa manusia diciptakan untuk beribadah atau untuk mentauhidkan Allah dan lainnya adalah Surat Adz-Dzariyat ayat : 56, Allah سبحانه و تعالى berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah hanya kepada-Ku"
Selanjutnya disini para jamaah sekalian, penulis tidak membawakan dalil tentang, bahwa tauhid adalah perintah Allah kepada seluruh manusia, walaupun ayat yang tadi pun secara tidak langsung bisa jadi dalil, nah, karena itu saya tambahkan di antara dalil bahwa tauhid adalah inti perintah Allah سبحانه و تعالى untuk seluruh manusia,

di antara dalilnya firman Allah dalam Surah An-Nahl ayat 36, Allah سبحانه و تعالى berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ
Dan sungguh kami telah mengutus pada setiap umat seorang rasul apa perintahnya rasul اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ beribadahlah kalian hanya kepada Allah dan tinggalkanlah oleh kalian thaghut, thaghut itu segala sesuatu yang diibadahi selain Allah rabbul ‘alamin
Jadi tauhid adalah agamanya Nabi Ibrahim, tauhid adalah perintah Allah untuk seluruh manusia, tauhid adalah tujuan penciptaan jin dan manusia sebagaimana dalam dalil yang dibawakan oleh penulis dalam surat Adz-Dzariyat,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah hanya kepadaku."
Kemudian يَعْبُدُوْن artinya يُوَحِّدُوْن ini artinya mentauhidkan Allah mengesakan Allah dalam ibadah,

وَأَعْظَمُ مَا أَمَرَ اللهُ بِـهِ : التَّوْحِيْدَ ؛ وَهُوَ : إِفْرَادُ اللهِ بِالْعِبَادَةِ ، وَأَعْظَمُ مَا نَهَى عَنْهُ : الشِّرْكُ ؛ وَهُوَ دَعْوَةُ غَيْرِهِ مَعَهُ

Penulis mengatakan bahwa,
"Perintah Allah yang paling agung adalah tauhid dan inti tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah kita tidak beribadah kecuali kepada Allah rabbul ‘alamin dan itu yang kita ikrarkan setiap kali kita baca Surat Al-Fatihah
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
"Hanya kepadamu ya Allah kami beribadah hanya kepada-Mu ya Allah kami memohon pertolongan"
وَأَعْظَمُ مَا نَهَى عَنْهُ : الشِّرْكُ
"Dan larangan Allah paling Agung adalah kesyirikan"
وَهُوَ دَعْوَةُ غَيْرِهِ مَعَهُ
"Yaitu beribadah kepada selain Allah di samping seseorang beribadah kepada Allah menyekutukan Allah dalam ibadah".
Karena itu, dosa sebesar adapun dosa, jika seseorang mati dalam keadaan belum tobat, masih ada kemungkinan Allah memaafkannya. Adapun kesyirikan jika seseorang mati dalam keadaan belum bertaubat dari dosa syirik, maka Allah سبحانه و تعالى tidak akan mengampuninya.

Allah سبحانه و تعالى berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 48,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang Allah kehendaki."
Kemudian penulis رحمه الله mengatakan.

وَالدَّلِيْلُ قَوْلُـهُ تَعَالَى

Adapun dalilnya adalah firman Allah ta’ala

وَٱعْبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُواْ بِهِۦ شَيْـًٔا
"Beribadahlah kalian kepada Allah yaitu mentauhidkan nya dan janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun".
Karena inti dari perintah Allah adalah mentauhidkan-Nya, inti dari larangan Allah adalah larangan menyekutukannya.

Karena itu suatu hari sahabat yang mulia Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ta’ala anhu ditanya oleh Baginda Nabi صلى الله عليه و سلم ,

ما حَقُّ اللهِ على العِبادِ، وما حَقُّ العِبادِ على اللهِ
"Wahai Muadz, apa inti dari hak Allah yang wajib ditunaikan oleh manusia dan apakah hak hamba yang pasti akan Allah penuhi, jawaban Mu’adz الله ورسوله أعلم Allah dan Rasul nya lebih tahu, kemudian Nabi shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan حَقُّ اللهِ على العِبادِ

أَنْ يَعْبُدُوا اللّهِ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً hak Allah yang wajib ditunaikan oleh seluruh hamba bahwasanya mereka beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللّهِ dan hak hamba yang pasti akan Allah penuhi

أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً bahwasanya Allah tidak akan menyiksa seseorang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun."
Para jamaah sekalian, ini menunjukkan faedah yang sangat besar bahwa masalah agama yang paling inti adalah mentauhidkan Allah. pelajarilah tauhid dengan baik agar kita selamat di dunia dan di akhirat. Ketahuilah beragam bentuk kesyirikan, agar kita tidak jatuh ke dalam kesyirikan, karena tidak ada jaminan bahwa kita mati dalam keadaan mentauhidkan Allah. Tapi kita berusaha meminta kepada Allah agar wafat dalam keadaan mentauhidkan Allah dan belajar, belajar mengetahui apa itu tauhid dan mengetahui berbagai kesyirikan.


Selanjutnya para jamaah sekalian yang semoga dimuliakan oleh Allah rabbul ‘alamin kita masuk bagian yang ketiga dari kitab ini, yaitu inti dari kitab yang membahas tentang Tiga Landasan Utama,

Tiga Landasan Utama

Penulis rahimahullah berkata.

فَإِذَا قِيلَ لَكَ: مَا الأُصُولُ الثَّلاثَةُ التِي يَجِبُ عَلَى الإِنْسَانِ مَعْرِفَتُهَا؟ فَقُلْ: مَعْرِفَةُ الْعَبْدِ رَبَّهُ وَدِينَهُ وَنَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسلم
Jika ditanyakan kepadamu, apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh seluruh manusia, maka jawablah mengenal Rabb-nya, agamanya, dan Nabinya yaitu Muhammad shallallahu’alaihi wasallam
Jadi kita sudah membahas inti dari kitab yaitu tentang tiga landasan utama yang dimaksud dengannya adalah mengenal Allah, mengenal agama Allah, dan mengenal Nabi Allah yaitu Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.

Inilah tiga perkara yang akan ditanyakan oleh Malaikat di alam kubur sebagaimana disebutkan di dalam beberapa hadits di antaranya hadist shahih riwayat Imam Al-Bukhori tentang pertanyaan di alam kubur bahwa manusia akan ditanya tiga perkara ini, مَن رَبُّكَ؟ وما دِينُكَ؟ ومَن نَبيُّكَ؟ siapa Rabb-mu?, siapa Nabimu?, dan apa agamamu?.

Dan tiga perkara ini tiga perkara dasar yang hukum mengetahuinya adalah fardhu ain (kefarduan atas setiap muslim) bahkan di awal dulu penulis mengatakan,

العلم، وهو معرفة الله، ومعرفة النبيه، و معرفة دين الاسلام بالادلة
Bahwa yang dimaksud dengan ilmu itu adalah mengenal Allah, mengenal nabi dan mengenal agama Islam beserta dalil-dalilnya
Artinya enggak boleh taklid dalam tiga perkara ini karena itu pula dalam hadits yang menjelaskan tentang tiga pertanyaan ini bahwa ada diantara manusia yang ketika ditanya tentang tiga perkara ini maka jawabannya "aku tidak tahu, yang jelas aku mendengar manusia mengatakan sesuatu" artinya dia cuma taklid. Nah orang yang seperti ini pun celaka di alam kuburnya

Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Shalih Alu Syekh dalam Syarh Tsalatsatul Ushul ini beliau mengatakan "sebagian ulama berdalil dengan hadits yang tadi saya bacakan tentang orang yang ditanya di alam kubur dan dia hanya taklid saja yaitu dengan kalimat "aku tidak tahu yang jelas aku mendengar manusia mengatakan sesuatu", hadits ini jadi dalil bahwa taklid tidak sah dalam jawaban tiga pertanyaan di atas.

Artinya seseorang harus betul-betul belajar dan mengetahui dalilnya, ketika dia berusaha mengenal Allah dia tahu dalilnya walaupun tidak hafal, ketika dia berusaha mengenal agama Islam dia tahu dalilnya walaupun tidak hafal, demikian pula tentang Baginda nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam

Nah kitab ini para jamaah sekalian akan menjelaskan kepada kita tentang tiga pertanyaan ini; mengenal Allah, mengenal agama Allah, dan mengenal nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam beserta dalil-dalilnya.

Oleh karena itu benarlah kalau saya mengatakan bahwa isi dari kitab ini adalah ilmu yang hukumnya fardhu 'ain yaitu ilmu yang hukumnya wajib atas setiap muslim

Thoyyib, semoga faedah ini bermanfaat, wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.