Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 TSALATSATUL USHUL 📖 3 Landasan Utama
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala
Tiga Landasan Utama – 09 – Tiga Landasan Utama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد
Saudara sekalian di grup whatsapp Belajar Islam yang semoga senantiasa diberkahi oleh Allah Rabbul ‘alamin. Kita lanjutkan kembali kajian kitab Tsalatsatul Ushul. Kali ini kita sudah masuk ke dalam pembahasan "Tiga Landasan Utama" yang merupakan inti bahasan kitab yang kita pelajari ini.
Penulis Rahimahullahu ta’ala berkata,
فَإِذَا قِيْلَ لَكَ مَا الأُصُولُ الثَّلَاثَةُ الَّتِي يَجِبُ عَلَى الإِنْسَانِ مَعْرِفَتُهَا ؟ فَقُلْ : مَعْرِفَةُ العَبْدِ رَبَّهِ وَدِيْنَهُ وَنَبِيَّهُ مُحَمَّدًا ﷺ
Jika ditanyakan kepadamu, “Apakah Tiga Landasan Utama yang wajib diketahui oleh seluruh manusia?” Maka jawablah, “Mengenal Rabbnya, agamanya dan Nabinya yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari perkataan di atas, penulis mulai menjelaskan inti dari isi kitab ini yaitu Tsalatsatul Ushul. Adapun pemaparan sebelumnya (4 perkara yang wajib diketahui dan 3 perkara yang wajib diketahui dan diamalkan) ini seperti muqaddimah atau pendahuluan yang isinya juga sangat penting bagi kita seorang Muslim.
Ada beberapa faedah dari perkataan penulis diatas.
1.) Kalimat " apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh seluruh manusia". Kitab ini ditulis untuk menjelaskan tiga landasan utama yang menjadi pertanyaan di alam kubur. Barang siapa yang benar-benar memahaminya serta mengamalkannya maka ia sangat berhak untuk mendapatkan kemudahan dalam menjawab pertanyaan di alam kubur. Dan pertanyaan di alam kubur ini dikenal dengan istilah fitnah kubur yakni ujian yang ditanyakan kepada setiap hamba di alam kubur.
Selanjutnya tidak boleh taklid atau hanya ikut-ikutan dalam mengetahui dan memahami tiga landasan utama ini. Kita harus betul-betul belajar dan apa yang kita ketahui atau fahami dibangun di atas dalil bukan hanya ikut-ikutan.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang mengisahkan pertanyaan di alam kubur bahwa di antara manusia ketika ditanya ketiga perkara ini ada yang menjawab, “Aku tidak tahu. Yang jelas aku mendengar manusia berkata sesuatu.” Jawaban seperti ini adalah jawaban orang yang celaka.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan tentang jawaban golongan orang yang celaka tatkala ditanya di alam kubur:
سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لَا أَدْرِي
"Aku hanya mendengar orang-orang mengatakanya lalu aku ikut mengatakannya, aku tidak tahu" (HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
Sebagian ulama berdalil dengan hadits di atas bahwasannya tidak bolehnya seseorang untuk bertaklid dalam menjawab pertanyaan kubur
Syaikh Shalih Alu Syekh dalam Syarh Tsalatsatul Ushul ketika menjelaskan tentang hadits di atas, beliau berkata, “Sebagian ulama berdalil dengan kalimat “Aku tidak tahu. Yang jelas aku mendengar manusia berkata sesuatu.” ini bahwa taklid atau ikut-ikutan tidak sah dalam menjawab tiga pertanyaan di atas.
Kemudian hal ini pun menunjukkan bahwa isi dari pertanyaan di alam kubur adalah hal yang paling penting dalam agama Islam. Bahkan seluruh ajaran Islam terangkum dalam tiga pertanyaan di atas.
Maka penulis menjelaskan dalil jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan di atas.
Sebagai faidah yang juga penting untuk diketahui, Syaikh Shalih Alu Syekh juga berkata, “Seorang mukmin keluar dari taklid dan dianggap berdalil dengan ilmunya juga meyakini tiga masalah ini dengan haq adalah ketika dia tahu dengan dalilnya walaupun satu kali dalam seumur hidup. Kemudian dia pun meyakininya dan istiqamah sampai ia wafat. Maka sungguh dengan keadaan itu ia mati dengan keadaan iman.”
Maka tidak berarti kita harus hafal semua dalilnya. Tidak diwajibkan kita hafal, yang penting kita tahu dalilnya.
2.) Faidah selanjutnya tentang perkataan penulis, Maka jawablah, “Mengenal Rabbnya, agama-Nya dan Nabi-Nya yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” bahwa inilah tiga landasan utama.
Pada kalimat “ma’rifatul ‘abdi rabbahu” bukan hanya meyakini bahwa Allah sebagai Rabb dan Pencipta karena keyakinan ini juga dimiliki oleh setiap makhluk bahkan kaum musyrikin jahiliyah. Akan tetapi yang dimaksud di sini adalah “man ilaahuka?” yakni seorang hamba mengenal sesembahannya. Karena itu penulis sendiri menjelaskan dalam kitab lainnya Ad-Durar yakni pertanyaan dua malaikat di alam kubur “Siapa Rabbmu?” maksudnya adalah “man ilaahuka? (Siapa sesembahanmu?)”
Kemudian kalimat ma’rifah di sini diterjemahkan mengenal Allah, agama Islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maksudnya memiliki ilmu tentang Allah, agama Islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dibangun diatas dalil.
Kesimpulan:
- Pertanyaan di alam kubur adalah tentang Rabb yakni Allah sebagai Ilah (sesembahan), agama Islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan pertanyaan inilah yang disebut dengan fitnah kubur.
- Semua jawaban untuk pertanyaan di atas tidak sah taklid di dalamnya. Kita wajib mengetahui dalil-dalilnya walaupun hanya satu kali dalam seumur hidup kita.
- Yang dimaksud dengan “Siapa Rabbmu?” adalah “Siapa Sesembahanmu?”
- Kitab ini sangat penting oleh karena itu maka bersyukurlah bagi siapa yang mempelajarinya, memahaminya dan tentunya juga mengamalkannya.
Demikianlah materi yang bisa disampaikan. Semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat.
Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment