F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-235: Bab 18 Larangan Berbuat Bid'ah ~ Pembahasan Hadits Jabir

Audio ke-235: Bab 18 Larangan Berbuat Bid'ah ~ Pembahasan Hadits Jabir
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-468
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 16 Jumadil Akhir 1445 H / 29 Desember 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-235: Bab 18 Larangan Berbuat Bid'ah dan Mengada-ada dalam Agama ~ Pembahasan Hadits Jabir Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke Bab nomor 18 berkaitan dengan Bab An-Nahyu 'Anil Bida' wa Muhdatsatil Umur.

Untuk itu silakan dibaca.

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا خَطَبَ ؛ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ ، وَعَلَا صَوْتُهُ ، وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ ؛ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ ؛ يَقُوْلُ : ❲ صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ ❳ ، وَيَقُولُ : ❲ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ ❳ ، وَيَقْرِنُ بَيْنَ أُصْبُعَيْهِ : السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى، وَيَقُولُ : ❲ أَمَّا بَعْدُ ؛ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ ، وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ ❳ ، ثُمَّ يَقُولُ : ❲ أَنَا أَوْلَى بِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ، مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ ، وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ وَعَلَيَّ ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia bercerita, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam biasa berkhutbah dalam kondisi mata yang memerah, suara yang lantang, dan kemarahan yang nyata, sehingga seakan-akan Beliau adalah seorang panglima perang yang sedang memperingatkan suatu pasukan (dari serangan musuh), seraya berseru, 'Pagi atau sore ini, musuh akan menyerang kalian.' Beliau pun bersabda, 'Diutusnya aku dan datangnya hari kiamat seperti dua jari ini.' Beliau menyandingkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah. Selanjutnya Beliau bersabda, 'Amma ba'du. Sesungguhnya sebaik-baiknya perkataan adalah Kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan seburuk-buruk perkara adalah sesuatu yang diada-adakan (bid'ah) dan setiap bid'ah adalah sesat.'

Kemudian Beliau bersabda, 'Aku lebih berhak terhadap setiap mukmin melebihi haknya atas diri mereka sendiri. Barang siapa yang meninggalkan harta, maka ia menjadi milik keluarganya. Dan barang siapa yang meninggalkan utang atau anak dan istri, maka akulah yang akan mengurus dan menanggungnya'."
(HR. Muslim)
Audio ke-235: Bab 18 Larangan Berbuat Bid'ah ~ Pembahasan Hadits Jabir
Allahu Akbar, Jamaah.

Thayyib.
Di sini ada banyak faedah yang bisa kita ambil selain yang berhubungan dengan bab pembahasan Larangan melakukan bid'ah.

Yang pertama, kita lihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kalau berpidato, ini lebih kepada khotbah Jum'at, bukan kajian. Ketika Beliau melakukan khotbah, jadi khotbahnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam itu ada khotbah yang rutin, ada khotbah Jum'at, Idul Fitri, Idul Adha umpamanya, gerhana (gerhana bulan, gerhana matahari), minta hujan, itu lebih kepada khutbah.

Biasanya kalau Beliau melakukan khotbah, itu mata Beliau merah, suaranya lantang, dan amarahnya menguat. Beliau serius. Dan ini pelajaran buat setiap khatib Jum'at, perlu dibedakan antara khotbah Jum'at dengan kultum; perlu dibedakan antara Khotbah Jum'at dan kajian pembahasan kitab, atau ceramah umum.

Khotbah ini tidak panjang, bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan, orang yang khutbahnya lebih pendek daripada shalatnya (ketika shalat Jum'at), maka dia termasuk orang yang cerdas, orang yang mengerti/paham bagaimana memilih kata-kata yang pendek, yang ringkas, tapi memiliki makna yang luas. Tidak seperti sebagian khatib khotbah Jum'at, sampai panjang seakan-akan dia sedang memberikan kajian.

Ini adalah seperti model peringatan. Disebutkan,

كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ

Beliau seakan-akan panglima perang yang sedang memperingatkan kaumnya. "Kalian akan diserang oleh musuh nih, kalau enggak pagi, sore akan datang. Siapkan diri kalian!"

وَيَقُوْلُ

Beliau mengatakan, "Aku diutus dengan kiamat كَهَا تَيْن (seperti ini -jari tengah dan telunjuk-)." 

Jadi, dekatnya Beliau dengan hari kiamat. Tapi sekarang sudah 1440 tahun dari hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, kok kiamat belum terjadi?

Syaikh bin Utsaimin mengatakan, kalau hari ini belum terjadi, ini menandakan memang panjangnya masa kehidupan di dunia ini. Kalau 1400 saja belum terjadi kiamat dan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menganggapnya dekat seperti ini (jari telunjuk dan jari tengah, -ed), maka berarti umur dunia lumayan panjang. Tapi tidak seperti yang disebutkan "jutaan tahun" oleh mereka. Wallahu a'lam bisshawab. Yang jelas, sudah dekat, dan kapan terjadi kiamat, tugas kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kiamat tersebut.

Kemudian, ini juga menandakan kalau seorang khatib ketika berceramah, diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk memberikan isyarat dengan tangannya ketika diperlukan. Bukan isyarat yang banyak, sehingga orang tidak bisa mengambil faedah dari isyarat dia, karena pokoknya gerak saja, tapi gerakan yang bermakna.

Kemudian Beliau mengatakan,
❲ أَمَّا بَعْدُ ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ ❳
"Sesungguhnya ucapan yang paling baik adalah ucapan Allah Subhanahu wa Ta'ala."
❲ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ❳
"Dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam."
Jadi kalau mau bicara petunjuk, jangan ikut ustadz Fulan, jangan ikut imam Fulan, bisa jadi salah dia. Tapi ikut siapa? Petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

Lalu Beliau menyebutkan,

❲ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ❳

Imam Nawawi sengaja mendatangkan ayat ini untuk lebih menjelaskan dengan tegas ucapan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya "Seburuk-buruknya perkara adalah sesuatu yang diada-adakan." Enggak ada di masa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi enggak mengamalkan, para sahabatnya juga enggak mengamalkan, dan tidak ada tuntutan untuk mengamalkan. Enggak ada tuntutan untuk mengamalkan. Ingat! Maka itu disebut bid'ah.

Lalu Beliau 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ ❳
"Dan setiap bid'ah itu adalah sesat."
Adapun ketika orang mengatakan ini bid'ah hasanah (umpamanya), ketika mereka mengatakan shalat tarawih itu adalah bid'ah, karena Umar mengatakan,

نِعْمَةِ الْبِدْعَةِ
Bid'ah yang bagus.
Perlu diketahui bahwasanya shalat tarawih berjamaah itu dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga bukan bid'ah secara syariat, karena Nabi mengamalkannya, Shallallahu 'alaihi wasallam. Hanya saja pada waktu itu Nabi meninggalkan, Shallallahu 'alaihi wasallam, karena ditakutkan satu perkara, takut diwajibkan kepada umatnya.

Di masa Abu Bakar Ash-Shiddiq enggak ada shalat tarawih berjamaah dengan satu imam di Masjid Nabawi. Enggak ada di masa Abu Bakar Ash-Shiddiq. Di masa Umar bin Khattab diadakan. Tapi ingat, dia ini adalah ibadah yang bukan mengada-ada, sebenarnya. Kenapa kok bukan mengada-ngada? Karena kan pernah diamalkan sama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Hanya saja Beliau meninggalkan karena ada alasannya. Ketika alasan itu hilang, maka kembali Umar menghidupkan kembali. Maka babnya nanti Bab Sunnah Hasanah, contoh amalan-amalan baik yang disyariatkan, kemudian orang itu mengamalkannya.

Maka sekali lagi, masih panjang perdebatan orang-orang tentang bid'ah hasanah dan bid'ah dhalalah. Tapi ana kasih satu resep yang mudah. Ketika engkau bingung, engkau enggak tahu, Fulan mengatakan ini dan itu, Fulan mengatakan ini dan itu, engkau ambil jalan tengah. Apa jalan tengah itu? Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

Beliau mengamalkan, enggak? Enggak. Ya sudahlah. Ana mau selamat aja, daripada kita ribut. Kalau ana ikut pendapat antum, mereka akan menyalahkan ana. Ana ikut pendapat ini, ya antum menyalahkan ana. Ana ikut siapa? Pendapat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Apa yang Beliau amalkan, amalkanlah.

Lalu di akhir hadits, Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ أَنَا أَوْلَى بِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ ❳
"Aku lebih berhak terhadap setiap mukmin, melebihi haknya atas diri mereka sendiri."
Jadi ketika Nabi Shallallahu alaihi wasallam menyuruh sesuatu, maka perintah Nabi harus segera kita amalkan. Enggak ada tawar-menawar.

Maka ketika seorang wanita dilamar oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian orang tuanya bingung antara menerima dan menolak, apa kata anaknya? Kalian hendak menolak perintah Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam? Nikahkan aku dengan orang yang Nabi menginginkan. Nabi lebih berhak dengan diri kita, daripada kita sendiri dengan diri kita.

Lalu Beliau menyebutkan,

❲ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ ❳
"Barang siapa yang meninggalkan harta ketika dia meninggal dunia, maka itu punya ahli warisnya."
"Yang meninggalkan utang, yang meninggalkan anak, istri, keluarga, maka itu kepadaku," kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, "dan aku yang menanggungnya."

Jadi di awal Islam, orang-orang yang punya utang, Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam tidak mau menshalatinya. Beliau mengatakan,

❲ صَلُّوْا عَلَى صَاحِبِكُمْ ❳
"Kalian shalatin dia."
Kecuali ada yang menanggung utangnya, baru Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mau menshalatinya. Untuk apa? Untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang yang suka berutang. "Kalau kau mati, kau enggak dishalatin sama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam."

Jangan meremehkan utang. Karena kita melihat di masa sekarang ini, semua hampir punya utang. Bahkan sebuah negara pun, hidup dari utang, kadang. Semua instansi, semua usaha, utang, utang, utang! Padahal bisa tidak berutang. Tapi kenapa? Karena jadi gaya hidup orang. Ingin pakai motor yang bagus, ingin pakai mobil yang bagus, ingin usaha yang lebih sukses, dengan cara berutang.

Akhirnya dia punya utang. Umpamanya punya utang 40 juta. Enggak bisa bayar, jatuh tempo, dia utang lagi ke tempat lain 60 juta, supaya 40 juta bisa dibayarin, 20 juta mungkin bisa diputar sama dia. Nanti, subhanallah, 60 juta itu jatuh tempo, dia belum bisa bayar, akhirnya dia utang 100 juta dengan jaminan rumah atau apa. Dia bayar 60 juta ke Fulan, 40 juta dia pakai. Dia hidup dari utang lagi. Seperti itu akhirnya.

Di masa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, di awal Islam, tidak mau menshalati, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Tapi ketika Islam dibukakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pintu-pintu rezeki untuknya, ditaklukkannya Khaibar, akhirnya Nabi Shallallahu 'alahi wasallam mengatakan "Yang punya utang, sudah, aku yang menanggung." Nabi mau menshalatkan, karena Nabi ingin memberikan kasih sayang kepada umatnya.

Sekarang sudah ada duit, duit ada, bukan untuk memperkaya diri Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, tapi demi untuk umatnya. Sehingga kalau ada yang meninggal dunia punya utang, udah Nabi yang menanggungnya, dibayarin utangnya. Itu ketika ada Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alahi wasallam.

Tapi Nabi sudah meninggal dunia. Jangan meremehkan urusan utang! Kau harus menanggung utangmu sendiri. Dan kata Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, "Orang yang mati syahid diampuni semua dosanya,  إِلَّا الدَّيْنَ (kecuali utang)."

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga Allah 'Azza wa Jalla memberikan taufik kepada kita untuk bisa mengamalkan. Karena sekadar ilmu tanpa diamalkan, akan jadi bala dan petaka buat kita.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.