F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tajwid – 10 – Huruf-Huruf Hijaiya - Belajar Islam BIS

Tajwid – 10 – Huruf-Huruf Hijaiya - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi 📚 TAJWID 📖 Huruf-Huruf Hijaiya
Pemateri : Ustadz Abu Fauzan, S.Pd Hafidzhahullahu Ta'ala

Huruf-Huruf Hijaiya - Tajwid

بسم الله الرحمن الرحيم
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبۡدِهِ ٱلۡكِتَٰبَ وَلَمۡ يَجۡعَل لَّهُۥ عِوَجَاۜ، والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحَابَتِه أجمعين، والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta'ala yang telah memuliakan kita dengan mengutus Nabi Muhamad shallallahu 'alaihi wa sallam dan menurunkan kepada beliau kitab yang agung, yaitu Al Qur-anul Karim.

Kitab yang agung ini terdiri dari 114 surah, 1 surah terdiri dari beberapa ayat, 1 ayat terdiri dari satu atau beberapa kalimat, dan 1 kalimat terdiri dari beberapa kata, dan 1 kata terdiri dari beberapa huruf.
Huruf adalah komponen terkecil dari Al Qur-an yang Allah subhanahu wa ta'ala telah memuliakan kita dengannya [1]. Oleh karena itu, mengenal huruf-huruf hijaiyah merupakan hal yang penting dalam ilmu tajwid.

Para pendengar Belajar Islam yang semoga Allah subhanahu wa ta'ala muliakan, pada pertemuan kita kali ini, in Syaa Allah kita akan membahas mengenai huruf-huruf hijaiyah ini.

Secara bahasa, huruf adalah jamak dari kata harf, dan harf artinya tharaf (ujung), Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَعۡبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرۡفٖۖ فَإِنۡ أَصَابَهُۥ خَيۡرٌ ٱطۡمَأَنَّ بِهِۦۖ وَإِنۡ أَصَابَتۡهُ فِتۡنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجۡهِهِۦ خَسِرَ ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةَۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ ١١
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepinya saja; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Al Hajj [22]: 11)
Kemudian, huruf secara istilah adalah

الصَّوْتُ الْمُعْتَمِدُ عَلَى مَخْرَجٍ مُحَقَّقٍ أَوْ مُقَدَّرٍ
“Suara yang bersandar pada makhraj muhaqqaq atau muqaddar.” (Ahkamu Qira’atil Qur’anil Karim hal. 45)
Yang dimaksud dengan makhraj muhaqqaq adalah suara yang memiliki sandaran pada bagian tertentu, seperti tenggorokan, lidah dan dua bibir. Contoh: Jika satu huruf keluar dengan bersandar kepada tenggorokan, maka disebut huruf-huruf halq (huruf-huruf tenggorokan).

Contoh huruf-huruf tenggorokan adalah huruf kha (خ) dan ‘ain (ع) yang keduanya keluar dari tenggorokan, seperti:

أَخْ- أَعْ

Adapun yang dimaksud dengan makhraj muqaddar adalah suara yang tidak memiliki sandaran pada bagian-bagian tersebut diatas.

Ia terdiri dari huruf-huruf jauf (huruf-huruf yang mengalir diantara rongga mulut dan rongga tenggorokan), yaitu huruf-huruf mad [2]. Yaitu: alif sukun sebelumnya huruf berharakat fathah, ya sukun sebelumnya kasrah, dan wawu sukun sebelumnya dhammah.

ءَامَنُوا - إِيْمَـنَا - أُوْتِىَ

Huruf-huruf Arab ditinjau dari pengucapan dan penulisan terbagi menjadi dua jenis yaitu huruf abjadiyah dan huruf hijaiyah.

Huruf abjadiyah adalah huruf maktubah (huruf yang ada dalam penulisan). Dikenal dengan hisabul jumal (huruf yang mempunyai makna angka-angka tertentu) jumlahnya ada 28 huruf, dengan susunan sebagai berikut:

أَبْجَدْ – هَوَّزْ – حُطّي – كَلَمُنْ – سَعْفَصْ – قَرَشَتْ – ثَخَذٌ - ضَظَغٌ

Para ulama atau tepatnya ahli hisab (pakar ilmu hitung) mengunakan rumus abjad di atas untuk menghitung, seperti yang dilakukan oleh Imam Sulaiman al Jamzuri ketika menghitung jumlah bait Tuhfatul Athfal dan tahun pembuatannya, pada bait ke 59 dalam mandzumah Thuhfatul Athfal, beliau berkata:

أَبْيَاتُهُ نَدٌّ بَدَا لِذِي النُّهَى - تَارِيْخُهُ بُشْرَى لِمَنْ يُتْقِنُهَا

“Jumlah baitnya 61 bagi pemilik akal (pengetahuan) - tahun (pembuatannya) adalah 1198 H

Kemudian, adapun huruf hijaiyah adalah huruf manthuqah (huruf yang ada dalam pengucapan bahasa arab), jumlahnya ada 29 huruf, disusun oleh Imam Nashr bin Ashim al Laitsi (wafat 90 H) sesuai kesamaan bentuk dalam tulisan, kemudian memberikan titik pada setiap huruf-huruf tersebut agar dapat dibedakan antara satu huruf dengan huruf-huruf yang lainnya.

Perlu diketahui bersama bahwa Imam Nashr bin Ashim memiliki peran yang besar di dalam penyusunan huruf hijaiyah ini, dahulu sewaktu kecil kita ingat bagaimana kita membacakan huruf-huruf tersebut:

ا – ب – ت – ث – ج – ح – خ
Dan seterusnya

Dan kita tidak mengetahui kenapa di tulis dan disusun seperti itu. Beliaulah Imam Nashr bin Ashim yang menyusunnya dahulu, sehingga bisa sampai kepada kita dengan penyusunan seperti itu.
Beliau menyusunnya berdasarkan kemiripan pada bentuk tulisan tersebut, perhatikanlah:

ب – ت – ث

Ketiga huruf tersebut memiliki kemiripan pada bentuk tulisannya, sehingga beliau menyusunnya sesuai bentuk tersebut, demikian juga

ج – ح – خ، د – ذ ، ر – ز ، س – ش ، ص – ض ، ط – ظ ، ع – غ ، ف – ق ، ك – ل

Semuanya disusun berdasarkan bentuknya kemiripannya.
Adapun, mim, maka tidak menyerupai huruf yang lain sehingga dipisahkan dari huruf-huruf yang mirip tadi,

demikian juga huruf nun, huruf nun selintas memang seperti ba, ta dan tsa ketika bersambung hurufnya,namun ketika nun ini bersendirian, maka dia berbeda bentuknya dengan ketiga huruf tersebut.
Kemudian juga ha, wa keduanya berbeda pula.

Adapun lam alif, dia adalah alif sebenarnya yang memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan huruf-huruf yang lainnya, yaitu ia tidaklah datang melainkan dalam keadaan sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah, tidak memulai sebuah kata dengannya dan ia membutuhkan pada huruf lain yang mendahuluinya.

Adapun alif yang ada di awal huruf hijaiyah, disebutnya alif majaz (kiasan), maksudnya bukanlah alif secara hakiki akan tetapi ia pada hakikatnya adalah hamzah. Dan huruf hijaiyah terakhir adalah ya.

Siapa yang menghafal dan memahami huruf hijaiyah sebagaimana orang-orang Arab melafadzkan huruf tersebut dengan makhraj dan sifatnya,niscaya dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala dia sungguh akan membaca Al Qur-an tanpa menemui kesalahan. (Tajwid Lengkap Asy Syafi’I hal. 54)
Demikian yang bisa disampaikan.

Akhukum fillah
Abu Fauzan

Footnote___________
[1] Lihat Hiyatut Tilawah (hal. 77)
[2] Ahkamu Qira’atil Qur’anil Karim (hal. 45)
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.