F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Materi 42 – Bukti Tawakal Dengan Memperbanyak Doa

Materi 42 – Bukti Tawakal Dengan Memperbanyak Doa - Silsilah Amalan Hati dan Penyakit Hati

Materi 42 – Bukti Tawakal Dengan Memperbanyak Doa

🌍 Kelas UFA
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Silsilah Amalan Hati dan Penyakit Hati


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Di antara urgensinya tawakal adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan untuk bertawakal dalam segala hal. Dan di antara bukti kita bertawakal adalah doa. Setiap kita berdoa itu berarti kita bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya orang yang paling banyak berdoa, dialah yang paling banyak bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia tahu bahwasanya yang mengurus segala usahanya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencontohkan bagaimana Nabi berdoa dalam segala hal, dalam segala urusan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa. Dari keluar rumah, masuk rumah, masuk masjid, keluar masjid, masuk toilet, keluar toilet, bahkan misalnya ingin berhubungan dengan istri, masuk pasar, kemudian masuk dalam suatu daerah/ negeri, mau safar, pulang dari safar, naik kendaraan, dzikir pagi petang (yang isinya adalah doa), bahkan sebelum tidur juga berdoa.

Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan doa itu menunjukkan kita memohon kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya. Karena kita tahu kita tidak bisa apa-apa. Ini menunjukkan urgensinya tawakal. Satu bentuk perwujudan tawakal adalah berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika keluar rumah, apa yang beliau katakan?

بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ.

“Ya Allah, dengan nama Engkau aku bertawakal kepada Engkau. Tidak ada daya, tidak ada upaya kecuali dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi

Bismillah itu adalah kalimat Al-Istianah, meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Dengan nama Allah” maksudnya dengan bertawassul dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Laa haula artinya tidak ada perubahan; dari buruk menjadi baik, dari sakit menjadi sehat, dari kemudharatan menjadi kemaslahatan, dari kekurangan menjadi berkecukupan, semua perubahan, yang bisa merubah kondisi hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kondisi apapun di alam semesta ini, di atas muka bumi ini, di langit dan di bumi, semuanya yang bisa merubah hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka kita mengucapkan kalimat yang menunjukkan pengakuan:

بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ.

“Ya Allah, dengan nama Engkau aku bertawakal kepada Engkau. Tidak ada daya, tidak ada upaya kecuali dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Oleh karenanya ketika kita mendengar suara adzan berkumandang: “Hayya ‘alash sholah. Hayya ‘alal falah,” marilah menuju shalat, marilah menuju kemenangan. Kita mengucapkan kalimat “laa haula wa laa quwwata illa billah” menunjukkan kalimat tawakal. Yaitu maknanya: “Ya Allah aku tidak mampu menyambut panggilanMu untuk shalat, untuk menuju kemenangan, untuk melangkahkan kakiku menuju masjid, kecuali dengan izin dariMu, kecuali dengan kekuatan dari diriMu.”

Jika seseorang sudah berdoa dengan doa tersebut ketika keluar rumah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melindunginya. Makanya dalam hadits, dari Anas bin Malik, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

ﺇِﺫَﺍ ﺧَﺮَﺝَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻳُﻘَﺎﻝُ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ : ﻫُﺪِﻳﺖَ، ﻭَﻛُﻔِﻴﺖَ، ﻭَﻭُﻗِﻴﺖَ، ﻓَﺘَﺘَﻨَﺤَّﻰ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻟَﻪُ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺁﺧَﺮُ : ﻛَﻴْﻒَ ﻟَﻚَ ﺑِﺮَﺟُﻞٍ ﻗَﺪْ ﻫُﺪِﻱَ ﻭَﻛُﻔِﻲَ ﻭَﻭُﻗِﻲَ؟

“Jika seorang keluar dari rumahnya kemudian berkata: ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ. Ketika dia sudah membaca doa tersebut, maka dikatakan kepadanya: ‘Kau dapat hidayah, kau telah dicukupkan, kau akan dilindungi, setan akan menghindar darinya.’ Setan yang lain berkata kepada selainnya: ‘Bagaimana kau bisa menggelincirkan seseorang yang telah diberi hidayah, telah dicukupkan dan telah dilindungi?’” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Maka ini doa sangat penting, doa yang menunjukkan tawakal. Dan seluruh doa menunjukkan kita tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.