F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-286: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Hadits Hudzaifah bin Al-Yaman

Audio ke-286: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Hadits Hudzaifah bin Al-Yaman
☛ Pertemuan ke-544
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 05 Dzulqa'dah 1445 H / 13 Mei 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1FX-aeVIGzEfq86AiJT67zIH-WOUZ03Jh/view?usp=sharing

💽 Audio ke-286: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Hadits Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu.

Kita masuk kepada bab tentang Baabun al-amru bi adaa-il amaanah ( بَابٌ الْأَمْرُ بِأَدَآءِ الْأَمَانَةُ ) "Bab Perintah agar Menunaikan Amanah."

Na'am, silakan dibaca.

وَعَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ حَدِيْثَيْنِ ، قَدْ رَأَيْتُ أَحَدَهُمَا وَأَنَا أَنْتَظِرُ الآخَرَ : حَدَّثَنَا ( أَنَّ الْأَمَانَةَ نَزَلَتْ فِي جَذْرِ قُلُوبِ الرِّجَالِ ، ثُمَّ نَزَلَ الْقُرْآنُ ، فَعَلِمُوا مِنَ القُرْآنِ ، وَعَلِمُوا مِنَ السُّنَّةِ ) ، ثُمَّ حَدَّثَنَا عَنْ رَفْعِ الْأَمَانَةِ ، فَقَالَ : ❲ يَنَامُ الرَّجُلُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ الْأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ ، فَيَظَلُّ أثَرُهَا مِثْلُ الوَكْتِ ، ثُمَّ يَنَامُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ الْأَمَانَةُ مِن قَلْبِهِ ، فَيَظَلُّ أثَرُهَا مِثْلُ أَثَرِ المَجْلِ ، كَجَمْرٍ دَحْرَجْتَهُ عَلَى رِجْلِكَ فَنَفِطَ ، فَتَرَاهُ مُنْتَبِرًا وَلَيْسَ فِيْهِ شَيْءٌ ❳ ، ثُمَّ أَخَذَ حَصَاةً ، فدَحْرَجَهُ عَلَى رِجْلِهِ ، ( فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُونَ ، فَلَا يَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّي الْأَمَانَةَ ، حَتَّى يُقَالُ : إنَّ فِي بَنِي فُلَانٍ رَجُلًا أَمِينًا! حَتَّى يُقَالُ لِلرَّجُلِ : مَا أَجْلَدَهُ! مَا أَظْرَفَهُ! مَا أَعْقَلَهُ! وَمَا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيْمَانٍ ، وَلَقَدْ أتَى عَلَيَّ زَمَانٌ ومَا أُبَالِي أيُّكُمْ بَايَعَتْ ، لَئِنْ كَانَ مُسْلِمًا ؛ لَيَرُدَّنَّهُ عَلَيَّ دِيْنُهُ ، وَإِنْ كَانَ نَصْرَانِيّاً أَوْ يَهُودِياً ؛ لَيَرُدَّنَّهُ عَلَيَّ سَاعِيهِ ، وأَمَّا اليَومَ : فَما كُنْتُ أُبَايِعُ مِنْكُمْ إلَّا فُلَانًا وَفُلَانًا ) . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dua hadits yang aku sudah mengetahui salah satunya, sehingga aku menunggu yang kedua. Beliau mengatakan bahwa sesungguhnya amanat itu merasuk ke dalam hati manusia, kemudian turunlah ayat-ayat Al-Qur'an, sehingga mereka mengetahui amanat dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Lalu Beliau memberitahukan perkara tentang dicabutnya amanah. Beliau bersabda, 'Seseorang sedang tidur sejenak, lalu kemudian amanat itu dicabut dari dalam hatinya, sehingga bekasnya tersisa sedikit saja. Lalu dia tidur sejenak lagi, maka dicabutlah amanat dari dalam hatinya sehingga bekasnya hanya tinggal titik-titik saja seperti bara api yang digelindingkan di atas kakimu, lalu timbullah bekas melepuh yang kamu melihat di dalamnya tidak terdapat apa-apa.' Selanjutnya Beliau mengambil batu-batu kecil dan digelindingkan di atas kaki Beliau.

Lalu memasuki pagi hari, orang-orang saling berjual beli dan hampir tidak ada satu pun yang menunaikan amanah. Sampai dikatakan bahwa, 'Di suku Fulan terdapat seseorang yang dapat dipercaya, hingga dikatakan kepadanya, 'Alangkah kuatnya dia dan betapa baiknya pemahaman dia.' Padahal di dalam hatinya tidak terdapat iman meskipun hanya sebesar biji sawi.'

Sungguh telah datang kepadaku suatu masa, di mana aku tidak peduli lagi dengan siapa di antara kalian aku berjual beli. Seandainya orang itu muslim, pasti dia akan menunaikan amanahnya karena agamanya. Sedangkan apabila dia seorang Nasrani atau Yahudi, pasti dia akan menunaikan amanahnya kepadaku karena usahanya. Adapun sekarang, aku tidak akan berjual beli kecuali hanya dengan Fulan dan Fulan."
(Muttafaqun 'alaih)

Allahu Akbar, Jamaah.
Kalau ini Hudzaifah berbicara di masa itu, bagaimana dengan masa kita sekarang? Allahu Akbar.

Hudzaifah mendapatkan dua hadits dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Dia mengatakan,

وَأَنَا قَدْ رَأَيْتُ أَحَدَهُمَا

"Dan aku ra aytu (رَأَيْتُ)" (dia sudah melihat). Di sini terjemahannya disebutkan "sudah mengetahui salah satu dari keduanya."
Dia itu sudah melihat apa yang terjadi. "Dan aku menunggu yang satunya." Yang sudah dilihat itu (adalah) diangkatnya amanah ini.

Hudzaifah menyebutkan bahwa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan bahwa amanah ini turun ... ,

❲ فِي جَذْرِ قُلُوبِ الرِّجَالِ ❳

turun di akar hati manusia

Artinya, secara fitrah manusia itu dikasih sama Allah Subhanahu wa Ta'ala sifat amanah. Dikasih. Kemudian ketika orang ini belajar, maka amanah yang benihnya sudah ada di hati itu, ketika dia belajar Al-Qur'an, belajar Sunnah, dia tahu perintah-perintah Allah untuk menjaga amanah, untuk menyampaikan amanah, maka semakin kokoh itu (amanah ini).

Ini pertanda bahwasanya seorang dengan berdoa dan berusaha, bisa mengembangkan karakter mulia dia. Kita punya, ana punya, antum punya, semua punya. Karena amanah itu turun di sana.

Kemudian Nabi menceritakan tentang diangkatnya amanah.

Bagaimana proses diangkatnya amanah? Ada orang yang tidur (tidur sejenak), tahu-tahu sifat amanah itu yang tadi ada akarnya di hati manusia itu, dicabut sama Allah, tapi masih ada bekasnya, sedikit masih ada bekasnya (bekas amanah). Kemudian dia tidur lagi, tahu-tahu amanah itu sudah hilang lenyap. Kalaupun ada bekasnya, itu bekasnya seperti ya.. kalau ada bara api digelindingkan, kemudian kadang kala ada bekas seperti kena api, cuma enggak ada isinya, kosong.

Kok bisa seperti itu...?

Para ulama menjelaskan, diangkatnya amanah itu bisa jadi karena dosa kita, karena perbuatan kita, karena ambisi kita. Berapa banyak orang yang sebelum menjadi pejabat, masyaaAllah, dia berjanji akan melakukan ini dan itu; dia menyampaikan visi dan misi dia. Tapi ketika dia mendapatkan jabatan tersebut, entah apa memang dari awal dia berbohong atau karena dosa yang dia lakukan, yang rencananya mau menyampaikan atau menjalankan visi dan misinya, itu hilang. Hilang dari hatinya. Enggak ada amanah sudah.

Itu di masa Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu Ta'ala 'anhu, di mana orang-orang, masyaaAllah, pagi hari bangun, sudah hilang amanah dari diri mereka. Yang ada semua saling berambisi. Bukan untuk memberikan manfaat kepada saudaranya, tapi bagaimana memanfaatkan saudaranya untuk kepentingan dia. Sudah hilang itu amanah.

Yang namanya jual beli, orang dulu masyaaAllah ketika jual beli. Ada orang perlu sesuatu, Ini ada barang bagus ini.. Antum, tafadhal..!
Sekarang orang berpikir, ini bagaimana konsumen ini jadi milik ana dan ana bisa menguras harta dia. Makanya penipuan di mana-mana.

حَتَّى يُقَالُ : إنَّ فِي بَنِي فُلَانٍ رَجُلًا أَمِينًا

Itu ada di tempatnya Fulan itu orang yang amanah.

Ada yang dikatakan buat seseorang yang masyaaAllah, dia itu betapa sabarnya, betapa berakalnya, betapa cerdasnya, tapi enggak ada iman. Ada orang-orang yang nampaknya seperti Oooh orang baik! Apa? Enggak ada imannya! Dicabut itu amanah. Dan penyebabnya, Jamaah, tentunya adalah dosa-dosa yang kita lakukan. Karena kalau bicara akhlak dan iman, ini memiliki hubungan yang erat sekali. Bahkan,

[ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ]
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya."
Ketika akhlaknya buruk, ini pertanda imannya lemah.

Maka kata Hudzaifah ibnul Yaman, Aku pernah hidup di masa yang aku enggak peduli dengan siapa aku berdagang. Enggak peduli. Di awal Islam itu Hudzaifah mengatakan, Aku berada di masa yang aku enggak peduli sama siapa jual beli. Aku enggak peduli. Kalau dia seorang yang muslim, maka agamanya akan menghalangi dia dari berkhianat.

Karena tadi, iman ini menjadikan seseorang berakhlak mulia. Iman ini yang mendorong orang untuk tidak melakukan penipuan. Amanah. Jadi kalau dia seorang muslim, agamanya akan menghalangi dia dari melakukan pengkhianatan.

وَلَا إِنْ كَانَ نَصْرَانِيًّا

Kalau dia orang Nasrani, kalau dia orang Yahudi, enggak mungkin dia berkhianat, karena ada petugas-petugas yang bertugas untuk mengontrol mereka.

Ketika mereka melakukan pengkhianatan, kalau sekarang mungkin ada lembaga yang mengontrol dia, sehingga dia enggak mungkin berkhianat, walaupun dia orang Nasrani, walaupun dia orang Yahudi, bukan karena agamanya, (tapi) karena takut dengan sistem yang ada, yang mengawasi dia, umpamanya.

Yang mukmin dia bukan takut karena aturan, atau karena ada polisi, karena ada KPK. Seorang mukmin ketika melaksanakan amanahnya, karena dia dikasih amanah sama Allah 'Azza wa Jalla. Sehingga bukan karena KPK dia melaksanakan tugasnya dengan baik, bukan! Karena agamanya! Itu dulu, kata Hudzaifah.

وأَمَّا الْيَومَ
Adapun hari ini, aku enggak akan berdagang kecuali sama Fulan dan Fulan.

Wallahi sekarang, Jamaah, susah cari orang yang amanah, dalam berdagang, dalam berusaha. Ada orang utang duit, kita kasih utang untuk bantuin dia, enggak bayar-bayar, padahal muslim, padahal shalatnya bagus. MasyaaAllah. Kenapa? Karena amanah itu dicabut! Dan kita berusaha untuk menjaga ini amanah jangan sampai dicabut, dengan cara memperkuat keimanan kita, memperbaiki akhlak dan tauhid kita, dan berdoa agar Allah mematikan kita di atas keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Dan terus terang, memang awal yang hilang dari umat ini adalah amanah, dan terakhir yang hilang adalah shalat.

Barakallahu fiikum.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.