📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-546
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 07 Dzulqa'dah 1445 H / 15 Mei 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1F_lDdNBdwRpNMDqFnN8BKsA3I8972Aat/view?usp=sharing💽 Audio ke-288: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Hadits Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma Bag 02
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Kita lanjutkan kajian kita.
Ketika mereka mendatangi Nabi kita 'Alaihis-shalatu wassalam, itulah [ مَقَامًا مَّحْمُودًا ] maqaaman-mahmuudan.
Allah 'Azza wa Jalla di surah Al-Isra' ayat 79, Allah mengatakan kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wasallam,
{ وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ }
"Di malam hari hendaklah engkau bangun bertahajud sebagai suatu kewajiban buat engkau,"
{ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا }
"semoga Allah membangkitkanmu dengan memiliki sebuah maqam (tempat berdiri, kedudukan) yang terpuji."
Dan kedudukan itu syafa'at.
Bagaimana umat manusia melihat bahwa Nabi Adam angkat tangan, Nabi Ibrahim tidak mampu, Nabi Musa seperti itu, Nabi 'Isa seperti itu. Allah 'Azza wa Jalla bisa mengilhamkan kepada umat manusia untuk datang kepada Nabi kita langsung, 'Alaihis-shalatu wassalam. Tapi ketika mereka mendatangi Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam secara langsung, maka tidak akan tampak kedudukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, karena mungkin orang berpikir nabi yang lain mampu untuk membantu. Tapi dengan cara seperti itu, mereka semua tahu.
Ketika umat manusia datang kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, Nabi kita mengatakan,
❲ اَنَا لَهَا اَنَا لَهَا ❳
"Itu punyaku," kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. "Itu wewenangku," kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.
Kemudian Beliau berdiri, sujud di bawah 'Arsy Allah 'Azza Wa Jalla, memuji Allah. Lalu Allah mengatakan kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.
{ ارْفَعْ رَأْسَكَ }
"Angkat kepalamu"
{ وَسَلْ تُعْطَهْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ }
Angkat kepalamu sekarang! Engkau diperbolehkan untuk memohon. Silakan engkau minta, permintaanmu akan dikabulkan. Silakan engkau membantu memberikan syafaat, syafaatmu akan diterima.
Pada saat itulah, disebutkan di sini, bahwa jembatan yang di atas Shirath itu dipasang, hisab dilakukan. Perjalanan di Padang Mahsyar itu mulai dari Haud ( الحَوْضِ ), telaga Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Kemudian nanti ada persidangan, dihisab, kemudian ada penimbangan amalan.
Setelah penimbangan amalan, manusia digiring menuju ke neraka Jahanam. Untuk melewati neraka Jahanam, di situ ada jembatan, yang disebutkan dalam riwayat-riwayat bahwa jembatan itu tipis dan menggelincirkan orang. Orang melewati jembatan tersebut.
Semua peristiwa yang ada di Padang Mahsyar nantinya, itu bukan dengan kepandaian, bukan dengan ilmu. Lalu dengan apa?
باِلْعَمَلِ
Dengan amal.
Semuanya tergantung amalannya. Orang melewati Shirath itu pun tergantung dengan amalannya. Maka disini, ketika Shirath itu diletakkan di atas neraka Jahanam, kita lihat jembatan, jembatan itu kalau enggak ada sisi kanan kirinya, orang takut biasanya, takut terjatuh. Apalagi kalau jembatan itu sempit. Jembatan yang besar pun, kalau kita melihat di muka bumi ini, rata-rata jembatan itu ada pinggirannya, yang besar, yang kecil. Pertama untuk keamanan buat orang melewatinya, dan perasaan orang juga aman.
Apa yang diletakkan di kanan kiri Shirath? Disebutkan oleh Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, adalah
❲ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ ❳
- Amanah ( الْأَمَانَةُ )
Ini berkaitan dengan amanah yang Allah berikan kepada kita, baik amanah dari Allah untuk kita, atau orang yang menitipkan amanahnya kepada kita. Atau kalau bicara jabatan, mereka yang menitipkan jabatan itu kepada kita. Amanah itu akan berdiri. Kalau engkau menjaga amanah tersebut, maka akan kokoh, menyelamatkan dirimu.
- Rahim ( الرَّحِمُ )
Bagaimana orang-orang yang menjaga hubungan kekerabatannya.
Dan kita ingat dengan sabda Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.
❲ لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ ❳
"Enggak masuk surga orang yang memutuskan rahimnya"
Ketika dia melewati Shirath, mungkin dia punya amalan yang lainnya. Tapi karena dia memutuskan silaturahim, itu rahim yang seharusnya berdiri menjadi penghalang dia agar enggak jatuh ke neraka, enggak ada.
Maka amanah dan rahim yang akan memberikan syafaat kelak kepada manusia. Dan amalan-amalan yang lainnya juga akan memberikan syafaat. Tapi dalam hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menekankan tentang amanah ini. Dan kita sudah bahas tentang amanah. Amanah itu bukan hanya titipan barang.
● Amanah yang pertama adalah amanah dari Allah kepada kita, agar kita beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
● Kemudian amanah yang lainnya, berkaitan dengan hubungan kita dengan manusia yang lainnya. Anak kita adalah amanah, umpamanya; kerjaan kita adalah amanah, jabatan kita adalah amanah, rahasia yang dititipkan kepada kita adalah amanah.
Lalu orang-orang melewatinya. Awal orang yang melewatinya, kata Nabi Alaihis-shalatu wassalam, seperti kilat. Kita lihat kilat itu berjalan, kadang kala hanya ya hanya hitungan 1-2 detik, kita melihatnya di langit yang gelap gulita, ada garis kilat, sret sudah sampai ke arah yang berada ke tempat menuju ke surga. Karena di atas Shirath itu neraka Jahanam. Dan setelah neraka Jahanam itu ada area yang disebut Qantarah, area menuju ke pintu surga. Yang selamat, yang pertama lewat seperti kilat.
Kemudian ada yang
كَمَرِّ الرِّيحِ
Seperti angin yang bertiup.
Ada seperti burung yang terbang, ada yang seperti lelaki-lelaki yang berjalan kakinya ya, dengan kokohnya.
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ ❳
Beliau menyebutkan, setelah ada orang yang berlari dengan kencang, Beliau mengatakan
❲ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ ❳
Yang membuat mereka bisa berjalan melewatinya, melintasinya, adalah amalan-amalan mereka.
وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ
Dan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berada di atas Shirath, menunggu umatnya melewati Shirath, menanti - Beliau 'Alaihis-shalatu wassalam di sana.
يَقُولُ رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ
Doa Beliau cuma satu, Ya Allah, selamatkan Ya Allah, selamatkan ya Rabb..
حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ
Sehingga amalan manusia itu enggak mampu menolong orang yang beramal, karena amalannya enggak banyak atau enggak baik amalannya.
حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ
Sampai ada orang yang enggak bisa berjalan, akhirnya dia harus merangkak.
Dia merangkak. Dan di kanan kiri, di tepi kanan kiri jembatan itu, ada pengait-pengait seperti jangkar-jangkar yang besar-besar. Dia diperintahkan untuk mengait orang yang melewatinya. Ingat! Bukan dengan keahlian melewati Shirath.
Kalau kita melihat di dunia ada orang ya.. pandai sirkus, dia bisa melewati tali, naik sepeda di atas tali, atau apalah yang mereka lakukan dengan keahlian mereka. Tapi pada hari kiamat, kita akan berjalan sesuai dengan amalan kita.
{ ٱعْمَلُوا۟ مَا شِئْتُمْ }
Kata Allah, "Silahkan kalian beramal semau kalian"
{ إِنَّهُ ۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ }
"Allah Maha Melihat dengan apa yang kalian kerjakan."(QS. Fushshilat: 40)
Kemudian Beliau menyebutkan tentang kondisi, ada tiga kondisi orang yang melewati Shirath.
● Yang tadi selamat tanpa terluka, seperti kilat, seperti angin, seperti burung, seperti orang berlari kencang, tidak ada luka sedikit pun di dirinya.
● Namun ada فَامَخْدُوشٌ نَاجٍ
Kondisi kedua: Ada orang yang berjalan, sebagian sambil merangkak mungkin, terluka-luka dia, tapi selamat. Artinya, dia bisa sampai menuju ke tepi surga, ini misal.
● Yang ketiga: وَمُكَرْدَسٌ
Ada yang terkait dengan jangkar-jangkar tersebut. Terluka-luka, kemudian dia jatuh ke dalam neraka Jahanam. Naudzubillahi minan-naar.
Jamaah rahimakumullah. Kita semua akan melewatinya. Sudah manjadi keputusan Allah yang pasti yang tidak akan dirubah.
Allah mengatakan,
{ وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا }
"Tidak ada seorang pun dari kalian melainkan akan melewatinya, akan memasukinya."(QS. Maryam: 71)
Na'am, akan melewati di atasnya. Itu sudah keputusan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga orang-orang yang selamat dari api neraka, dia mengetahui betapa besarnya nikmat yang Allah berikan kepada diri dia. Jadi melihat bencana yang akan menimpa kita, lalu kita selamat, bagaimana perasaan kita, Jamaah? Kita, Ya Allah, Alhamdulillah, Alhamdulillah ya Allah. Apalagi yang terluka-luka, bagaimana ya, dia tersiksa tentunya, tapi ketika dia selamat, dia akan merasakan kebahagiaan.
Kemudian di sini, ada atsar dari Abu Hurairah. Abu Hurairah mengatakan bahwasanya dalamnya dasar neraka Jahanam itu 70 tahun. Dalam, Jamaah. Wallahu a'lam seperti apa dalamnya. Naudzubillahi mindzalik.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendengar, menyebutkan bahwasanya ada batu yang dilemparkan kedalam neraka Jahanam, dan baru sampai ke dasarnya di masa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.
Thayyib, ini berkaitan dengan amanah. Maka amanah yang akan menjadi pinggiran Shirath itu. Kita nih, yang sekarang yang masih hidup, kalau ada pengkhianatan-pengkhianatan yang kita lakukan, baik berkaitan dengan mengambil harta, dengan jabatan kita yang kita selewengkan umpamanya, masih ada kesempatan buat engkau untuk bertaubat kembali kepada Allah Jalla Jalaluh.
Ingat! Azab di dunia itu ringan. Kalau orang (korupsi) hanya ditangkap KPK, dipenjara KPK, wallahi Jamaah, ana melihat bagaimana orang-orang yang dipenjara di Sukamiskin sana, mereka bisa ketawa, bisa tersenyum; datang keluarganya bawa makanan buat mereka. Tapi neraka Jahanam,
{ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ }
Tidak mati dan tidak hidup di dalamnya (sangat tersiksa).
Bagaimana penghuni neraka menyeru penghuni surga? Mereka
وَنَادَىٰٓ
Mereka menyeru,
{ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا۟ عَلَيْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ ۚ }
Mereka mengatakan, Tolong kasih kita air, air kita minta. Atau apa saja makanan sisa-sisa kalian yang Allah berikan pada kalian.
Apa jawaban penghuni surga?
{ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ }
Enggak ada, haram buat orang-orang kafir. Makan dan minum, selesai. Engkau dapat makanan sendiri di neraka sana.
Maka hadits ini seharusnya memotivasi kita. Memotivasi kita untuk beramal saleh, menjaga amanah. Khususnya yang sekarang mungkin banyak terjadi di negeri kita, seorang menteri ya ditangkap KPK, seorang menteri, seorang kepala ini, kepala itu, yang ditangkap gara-gara tidak amanah. Padahal teriak-teriak sebelum dipilih (umpamanya dia), dia akan memberikan ini dan itu, dan dia ingkar janji.
{ قُلْ مَتَٰعُ ٱلدُّنْيَا قَلِيلٌ }
Katakan kenikmatan dunia sedikit sekali. (QS. An-Nisaa: 77)
Wallahi, Jamaah. Orang yang paling kaya di dunia ini, yang paling kaya, yang paling senang hidupnya, kalau dikasih satu penyakit, bisul, dikasih bisul dilututnya, dia akan merasakan langit yang biru itu menjadi gelap gulita, makanan yang enak itu jadi pahit dan tidak nyaman.
Semoga kita bisa menjaga amanah ini dan minta tolong sama Allah agar kita dibantu.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment