F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-287: Bab 25 ~ Pembahasan Hadits Hudzaifah dan Abu Hurairah Bag 01

Audio ke-287: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Hadits Hudzaifah dan Abu Hurairah Bag 01
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-545
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SELASA, 06 Dzulqa'dah 1445 H / 14 Mei 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1FYlesSqeHdMhm1fWPZ2XuQgbpklVVRJY/view?usp=sharing

💽 Audio ke-287: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Hadits Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma Bag 01

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ َلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Pada kesempatan yang lalu, kita telah masuk ke Bab Menjaga Amanah. Kemudian telah dijelaskan sabda Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam tentang tanda-tanda orang munafik, bahwa orang munafik itu pengkhianat. Dikasih amanat, baik amanah itu berupa harta, baik amanah itu berupa jabatan, kekuasaan, tapi dia berkhianat. Dia lebih memilih untuk memenuhi perutnya, untuk memperbesar perutnya, mengikuti nafsunya dan lupa dengan amanah yang diberikan.

Makanya apabila seorang di antara kita menjadi pejabat diangkat oleh rakyat, apa pun jabatannya, dari yang terkecil di tingkat desa, tingkat kecamatan, tingkat kota, kabupaten atau tingkat provinsi, atau tingkat negara, ketahuilah bahwa itu amanat. Kelak engkau akan ditanya tentang amanah tersebut. Itu bukan sesuatu yang bisa digunakan untuk bersenang-senang. Orang yang dikasih amanat, apabila dia berkhianat, maka tanda-tanda kemunafikan telah tampak di dirinya.

Kemudian kita juga telah sampai kepada hadits Hudzaifah ibnul Yaman, di mana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan bahwasanya amanat itu turun di akar hatinya manusia. Artinya, orang lahir memiliki sifat amanah.

Kemudian ketika turun Al-Qur'anul Karim, orang-orang itu mengkaji amanah dari Al-Qur'an, mengetahuinya dari Sunnah, sehingga mereka semakin amanah. Artinya, hukum asalnya orang itu punya tuh sifat amanah.

Namun kemudian amanah itu dicabut, Jamaah. Yang awalnya ada, kemudian dicabut, sehingga kita sulit di masa sekarang ini mendapatkan orang yang amanah dalam kerja sama, ya kan? Urusan-urusan yang sehari-hari kita kerjakan, kadang kala kita mendapati orang-orang yang tidak amanah. Penjaga toko enggak amanah dengan majikannya, seorang supervisor umpamanya, juga enggak amanah, tukang parkir enggak amanah. Tukang bersih-bersih umpamanya, dia punya tanggung jawab, seharusnya kantor itu jadi bersih, jalanan itu jadi bersih, tapi karena dia tidak amanah, maka dia berkhianat dengan pekerjaan yang diberikan kepada dia.

Thayyib.
Kemudian kita akan masuk ke hadits yang selanjutnya, masih dalam Bab Amanah.

وَعَنْ حُذَيْفَةَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَا : قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : ❲ يَجْمَعُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى النَّاسَ ، فَيَقُومُ الْمُؤْمِنُونَ حَتَّى تُزْلَفَ لَهُمُ الْجَنَّةُ ، فَيَأْتُونَ آدَمَ - صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْهِ - فَيَقُولُونَ : يَا أَبَانَا! اسْتَفْتِحْ لَنَا الْجَنَّةَ ، فَيَقُولُ : وَهَلْ أَخْرَجَكُمْ مِنْ الْجَنَّةِ إِلَّا خَطِيئَةُ أَبِيكُمْ؟! لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ ، اذْهَبُوا إِلَى ابْنِي إِبْرَاهِيمَ خَلِيلِ اللهِ ❳ ، قَالَ : ❲ فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ ، فَيَقُولُ إِبْرَاهِيمُ : لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ ؛ إِنَّمَا كُنْتُ خَلِيلًا مِنْ وَرَاءَ وَرَاءَ ، اعْمَدُوا إِلَى مُوسَى الَّذِي كَلَّمَهُ اللهُ تَكْلِيمًا . فَيَأْتُونَ مُوسَى ، فَيَقُولُ : لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ ، اذْهَبُوا إِلَى عِيسَى كَلِمَةِ اللهِ وَرُوحِهِ . فَيَقُولُ عِيسَى : لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ . فَيَأْتُونَ مُحَمَّدًا ﷺ ، فَيَقُومُ ، فَيُؤْذَنُ لَهُ ، وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ ، فَيَقُومَانِ جَنْبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا ، فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ ❳ ، قُلْتُ : بِأَبِي وَأُمِّي ، أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ؟ قَالَ : ❲ أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ؟! ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ، ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ ، وَشَدُّ الرِّجَالِ ؛ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ ، وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ : رَبِّ! سَلِّمْ سَلِّمْ ، حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ ، حَتَّى يَجِئَ الرَّجُلُ لَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا ، وَفِي حَافَتَيْ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ ، مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ ، فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ ، وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ ❳ . وَاَلَّذِي نَفْسُ أَبِي هُرَيْرَةَ بِيَدِهِ ؛ إِنَّ قَعْرَ جَهَنَّمَ لَسَبْعُونَ خَرِيفًا . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Hudzaifah dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma, bahwa keduanya bertutur, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, 'Kelak Allah Tabaraka wa Ta'ala akan mengumpulkan umat manusia. Kemudian orang-orang mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Selanjutnya mereka datang kepada Nabi Adam Shallawatullahi 'alaihi dan berkata, 'Wahai bapak kami, mintalah supaya Allah membukakan pintu surga untuk kami.' Adam pun menjawab, 'Bukankah yang menyebabkan kalian dikeluarkan dari dalam surga melainkan karena kesalahan bapak kalian? Aku bukan orang yang mempunyai wewenang itu. Pergilah kalian kepada putraku Ibrahim, kekasih Allah.'

Rasulullah bersabda lagi, 'Kemudian mereka mendatangi Ibrahim dan meminta perkara yang sama kepadanya. Maka Ibrahim pun menjawab, 'Aku bukan pemegang wewenang itu, tetapi aku hanyalah kekasih yang tidak mencapai derajat yang setinggi itu. Pergilah kepada Musa, yang pernah diajak bicara secara langsung oleh Allah.' Kemudian mereka pun mendatangi Musa dan meminta perkara yang sama kepadanya. Namun Musa juga menjawab, 'Aku tidak berwenang melakukan hal tersebut. Pergilah kalian kepada 'Isa, yang merupakan Kalimat Allah dan Ruh dari sisi-Nya.' Akan tetapi 'Isa pun menjawab ketika diminta perkara yang sama, 'Aku bukan pemegang wewenang untuk hal itu.'

Kemudian mereka mendatangi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau berdiri dan diberikan izin kepada Beliau. Selanjutnya Beliau melepaskan amanah (sesuatu yang dipercayakan) dan rahim (tali penyambung kekerabatan). Lalu keduanya berada di dua tepi, di sebelah kanan dan di kiri jembatan Shirath, di atas neraka Jahanam. Lalu orang pertama di antara kalian melewatinya seperti kilat.

Kemudian aku berkata, 'Ayah dan ibuku sebagai tebusan engkau, apakah itu yang melewati Shirath seperti kilat?' Beliau menjawab, 'Tidakkah kalian menyaksikan bagaimana dia berjalan dan kembali, melainkan secepat kedipan mata. Lalu orang berikutnya melewati Shirath seperti jalannya angin. Lalu ada pula yang seperti terbangnya burung. Dan ada yang melintasinya seperti orang yang berlari sangat kencang. Semua itu tergantung pada amal perbuatan mereka. Sedangkan Nabi berdiri di ujung Shirath seraya berdoa, 'Ya Rabbku, ya Rabbku, selamatkanlah, selamatkanlah.' hingga pada giliran orang-orang yang amal kebaikannya sangat lemah, yang lambat sewaktu melewati Shirath. Lantas datang seseorang yang tidak bisa berjalan, kecuali dengan merangkak.

Sementara itu, pada kedua tepi Shirath tergantung kalalip, semacam jangkar besi yang berujung bengkok, yang diperintahkan kepadanya untuk mengait orang-orang yang diperintahkan untuk diambil. Kemudian ada orang yang terluka, tetapi selamat melewati Shirath, dan ada pula orang yang dikaitnya, dicabik-cabik, hingga dilemparkan ke dalam api neraka'."

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, "Demi Rabb yang jiwa Abu Hurairah berada di tangan-Nya, sungguh dasar neraka itu sejauh perjalanan 70 tahun."(HR. Muslim)
Thayyib
Alhamdulillah.
Hadits yang panjang ini cerita tentang hari akhir.

Di antara Rukun Iman adalah

اَنْ تُؤْمِنَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ

Beriman dengan adanya Hari Kemudian.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi di sana tidak akan bisa diketahui dengan akal manusia. Jangan peristiwa di akhir, waktu dari kehidupan dunia, esok hari, kita enggak tahu apa yang akan terjadi. Manusia berencana, ada yang merencanakan besok hendak belanja ke sebuah mall yang ada, tapi ternyata keesokan harinya mall itu sudah hancur lebur, atau dia yang sudah meninggal dunia.

Dan seorang yang beriman, percaya dengan informasi yang telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ini babnya berkaitan dengan bab Yaumul Akhir.

Nabi kita 'Alaihis-shalatu wassalam menyebutkan bagaimana kelak manusia dari yang awal sampai yang terakhir, yang sekarang jumlahnya saja sudah 8 miliar atau 7 miliar lebih, bagaimana dengan jumlah manusia dari sejak Nabi Adam 'Alaihissalam sampai akhir waktu nanti.

Begitu pula bangsa jin, mereka akan dikumpulkan oleh Allah 'Azza wa Jalla, akan dihisab. Mereka dikeluarkan dari kuburnya, digiring ke Padang Mahsyar dalam kondisi telanjang, tidak ada pakaian yang melekat di tubuhnya. Walaupun dia orang yang kaya raya, walaupun dia seorang nabi, walaupun dia orang yang baik hati, tanpa ada pakaian yang menempel di tubuhnya. Kemudian tanpa ada alas kaki yang menempel di kakinya. Kemudian dalam kondisi belum disunat. Akan kembali seperti semula.

Di surah Al-Anbiya ayat 104, Allah mengatakan,

{ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥ ۚ }
"Sebagaimana Kami memulai penciptaan, begitu pula Kami akan menghidupkannya nantinya, mengulanginya."
Ketika mereka sudah berada di Padang Mahsyar, sampai Padang Mahsyar matahari mendekat, manusia tenggelam dalam keringat mereka. Mereka belum dihisab, mereka belum disidang. Mereka seperti manusia yang kalau di dunia, seorang yang ditangkap kemudian ditahan. Dalam tahanan dia enggak tahu bagaimana akhir cerita dia. Apakah dia akan dikeluarkan dari tahanan, atau dia akan disidang, kemudian mendapatkan hukuman dan sanksi yang sangat dahsyat, atau apa.

Maka manusia dalam kondisi tidak menentu. Mereka galau, mereka tidak tahu harus berbuat apa. Dan kelak mereka akan mendapatkan pakaian nantinya. Dan orang yang pertama mendapatkan pakaian adalah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam.

Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menceritakan, ketika orang-orang yang beriman berdiri sehingga surga didekatkan, neraka Jahanam didatangkan, akhirnya orang-orang mencari pertolongan, mencari bantuan. Awal yang ada dalam benak mereka adalah ayah mereka, manusia pertama yang Allah ciptakan.

Mereka datang menjumpai Nabi Adam 'Alaihissalam. Namun Nabi Adam 'Alaihissalam menyerah, beliau mengatakan, Enggak, aku enggak punya wewenang untuk itu. Beliau beralasan dengan mengatakan, Gimana kalian minta tolong sama aku, sedangkan aku ini yang menyebabkan kalian keluar dari surga Allah 'Azza wa Jalla. Kalian datanglah kepada putraku Ibrahim. Dalam riwayat lain, Datanglah kepada Nabi Nuh 'Alaihissalam. Tapi di riwayat ini disebutkan, Datanglah kepada Nabi Ibrahim 'Alaihissalam.

Manusia itu berbondong-bondong menjumpai Nabi Ibrahim 'Alaihissalam Khalilullah, tapi Nabi Ibrahim pun beliau menyerah. Beliau enggak mampu untuk memberikan pertolongan. Ketika orang-orang mengatakan, Bukankah engkau adalah Khalilullah, adalah kekasih Allah 'Azza wa Jalla?
Nabi Ibrahim mengatakan,

إِنَّمَا كُنتُ خَلِيلًا مِنْ وَرَاءَ وَرَاءَ،

Aduuuh, aku ini kekasih yang masih jauh derajatnya, enggak akan bisa memberikan pertolongan kepada kalian.

Beliau memiliki alasan atau mengungkapkan alasan beliau, bahwasanya beliau pernah berdusta. Tiga dusta, yang sejatinya itu bukan dusta Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, tapi beliau merasa itu kesalahan buat beliau 'Alaihis-shalatu wassalam.

Ketika beliau melihat itu bintang, beliau mengatakan,

إِنِّيْ سَقِيْمٌ

Aku, aku sakit.

Ketika berkaitan dengan istrinya Sarah, ditanya, dia katakan, Adalah saudariku Sarah itu. Padahal memang saudaranya di jalan Allah 'Azza wa Jalla.

Akhirnya Nabi Ibrahim mengatakan, Kalian datanglah kepada Nabi Musa 'Alaihissalam, yang diajak bicara sama Allah 'Azza wa Jalla. Nabi Musa pun angkat tangan, beliau mohon maaf kepada orang-orang yang minta tolong kepada beliau, Aku dulu pernah membunuh seorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Kejadiannya sebelum beliau diangkat menjadi nabi.

Lalu Nabi Musa 'Alaihissalam menyuruh mereka mendatangi Nabi 'Isa 'Alaihissalam. Mereka datang menjumpai Nabi 'Isa 'Alaihissalam. Nabi 'Isa angkat tangan, beliau cuma tidak menyebutkan alasan beliau. Tapi beliau langsung mengatakan kepada orang-orang yang datang kepada beliau,

اذْهَبُوا إِلَى مُحَمَّدٍ
Kata Nabi 'Isa 'Alaihissalam, Berangkatlah kalian menjumpai Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

عَبْدٌ

Seorang hamba yang sudah Allah ampuni dosa-dosa dia yang masa lalu dan yang akan datang.

Nabi 'Isa menyebut Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam seorang hamba. Sejatinya derajat tertinggi manusia, ketika dia mencapai tingkat penghambaan yang sempurna, karena yang ada adalah makhluk dan Pencipta, yang ada adalah Rabb yang disembah dan makhluk, hamba yang menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.