F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-403: Bab 36 ~ Surah Al-Baqarah Ayat 233 dan Surah Ath-Thalaq Ayat 7

Audio ke-403: Bab 36 ~ Surah Al-Baqarah Ayat 233 dan Surah Ath-Thalaq Ayat 7
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-666
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 02 Jumadal Akhirah 1446 H / 04 Desember 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1J4qh9gIwEYEKzWuD6h-DcDCu-lcseEDP/view?usp=sharing

Audio ke-403: Bab 36 Memberikan Nafkah untuk Keluarga ~ Pembahasan Surah Al-Baqarah Ayat 233 dan Surah Ath-Thalaq Ayat 7


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke Bab tentang "Memberikan Nafkah kepada Keluarga."
Yang kita melihat kesibukan tiap hari, orang-orang yang keluar rumahnya. Ada yang pulang di sore hari, ada yang di waktu petang, ada yang di malam hari, bahkan ada yang pulang di waktu Subuh.

Kenapa mereka melakukan itu semua? Ternyata kebanyakan mereka bekerja untuk memberikan nafkah kepada keluarganya. Apa ada keutamaan di sana? Atau bagaimana kewajiban kita memberikan nafkah? Itulah yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

Na'am. Silakan mulai dibaca.

{ وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ }

"Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut."
(QS. Al-Baqarah: 233)

Barakallahu fiik.
Di sini Allah berbincang tentang kewajiban.

{ وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُ }

Buat ayah nih yang punya anak yang dilahirkan oleh istrinya, apa kewajiban dia?

{ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ }

Engkau punya kewajiban memberikan nafkah berupa makanan buat mereka, pakaian, dengan cara yang patut. Itu kewajiban.

Kenapa seorang ketika menikah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan, "Yang mampu hendaklah menikah." Karena dia memiliki sebuah kewajiban yang harus dia kerjakan, yaitu memberikan nafkah kepada istrinya, kepada istri-istrinya, anak-anaknya. Itu kewajiban dia. Karena sebagian orang ketika berbincang tentang pernikahan, dia hanya berbincang tentang nafsu dan syahwat belaka. Maka ini jadi masalah yang harus diluruskan.

Tapi ada sebagian pula yang berpikir, pernikahan itu hanya memberikan nafkah saja, sehingga tidak sedikit para suami, para orang tua yang menjadi mesin pencari uang saja. Dia lupa dengan kewajiban-kewajiban lain yang pernah kita bahas. Bahwasanya setiap orang akan bertanggung jawab tentang keluarganya; memberikan ilmu kepada mereka, mengajarkan kepada mereka tentang kewajiban-kewajiban dia sebagai hamba Allah, dan tentang hak-hak Allah 'Azza wa Jalla.

Di ayat ini, Allah berbincang tentang kewajiban nafkah, memberikan pakaian. Berapa yang kita berikan? Dengan cara yang patut sesuai dengan kemampuan.

Kita akan lihat di surat Ath-Thalaq ayat 7. Silakan dibaca.

{ لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِۦ ۖ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُۥ فَلْيُنفِقْ مِمَّآ ءَاتَىٰهُ ٱللهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ ٱللهُ نَفْسًا إِلَّا مَآ ءَاتَىٰهَا ۚ سَيَجْعَلُ ٱللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا ۞ }

"Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberikan nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Dan Allah kelak akan menjadikan kemudahan setelah kesulitan."
(QS. Ath-Thalaq: 7)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

{ لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِۦ ۖ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُۥ فَلْيُنفِقْ مِمَّآ ءَاتَىٰهُ ٱللهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ ٱللهُ نَفْسًا إِلَّا مَآ ءَاتَىٰهَا ۚ سَيَجْعَلُ ٱللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا }

Yang artinya, "Hendaklah orang yang mempunyai keluasan, memberikan nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan sesuai dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Dan niscaya Allah akan menjadikan kemudahan setelah kesulitan."

Ahibbaty fillah.
Kita lihat nih, Allah memerintahkan buat orang yang memiliki keluasan rezeki, hendaklah dia memberikan nafkah kepada keluarganya, kepada istri-istrinya, kepada anak-anaknya, sesuai dengan keluasan yang Allah berikan. Yang miskin bagaimana? Ya sesuai dengan rezeki yang diberikan. Jadi bukan berbicara tentang kebutuhan dan keperluan. Ini sangat fair sekali.

Ada orang yang kerja. Kemarin ada seorang yang telepon ribut sama istrinya sehingga dia mengeluarkan kata-kata cerai kepada istrinya. Apa penyebab keributan itu? Ya, masalah nafkah. Sang suami sudah bekerja, sang suami sudah berupaya keluar rumah, dia cari nafkah. Contoh nih, seorang sopir taksi umpamanya, kadang kala dia enggak dapat penumpang. Apa yang harus dikerjakan? Ya berdoa dan berusaha, masih ada pintu-pintu rezeki lainnya. Tapi kalau orang sepertinya pulang ke rumahnya, kemudian enggak ada yang dia bawa, tugas seorang istri bersabar.

Jadi kalau yang kaya kasih sesuai dengan kekayaanmu. Karena ada orang tua yang pelit, tidak memberikan sesuai dengan kekayaan. Dia memberikan sesuai dengan kebutuhannya. Mau dia bawa ke mana tuh uang? Berilah keluasan buat keluargamu. Yang miskin, ya sesuai.

Seorang istri pun tahu penghasilan suaminya sehari hanya 50 ribu, dibagi 50 ribu itu. Dibagi buat apa? Buat bayar sekolah anaknya, bayar listrik. Duitnya cuma 50 ribu per hari, sebulan 1,5 juta. Hari Ahad mungkin dia libur, berarti kurang lagi. Tapi istri yang pandai, dia menerima uang tersebut dengan lapang dada. Kemudian dia atur bagaimana supaya cukup.

Kalau bicara keinginan, enggak terbatas keinginan manusia. Dikasih motor, jenis A minta B, kasih mobil ini kepingin mobil yang itu. Itu kemauan dan keinginan manusia. Makanan seperti itu; dikasih soto ingin rawon, dikasih rawon mungkin dia ingin gulai, dikasih gulai dia ingin ayam taliwang, dikasih ayam.. enggak selesai-selesai.

Tapi kalau kebutuhan, subhanallah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَات يُقِمْنَ صُلْبَهُ ❳

Cukup tuh, cukup buat hidupnya anak Adam itu beberapa suap makanan yang membuat punggungnya tegak.

Enggak harus makanan yang enak, yang mahal, enggak! Bahkan mungkin ini yang perlu seorang istri berpikir ketika uangnya sedikit, Ya sudah, alhamdulillah, bisa beli ikan laut yang murah, ikan pindang itu umpamanya. Mungkin mau beli sayur-sayuran, empat sehat lima sempurna mungkin bisa. Ya susunya cari susu yang murah, ada sule (susu kedelai) umpamanya, atau apalah.

Maka harapan ana, para istri tahu kewajiban suaminya, sehingga dia sadar ketika suaminya membawa uang yang tidak banyak, maka dia menerima kondisi tersebut dan dia berusaha untuk bersyukur kepada Allah 'Azza wa Jalla. Kecuali suaminya malas, beda lagi urusannya.

Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ ارْضَ بِمَا قَسَمَ الله لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النّاسِ ❳

"Ridhalah engkau dengan apa yang Allah berikan kepadamu, engkau akan jadi orang paling kaya."

Bagaimana suami istri yang miskin menjadi orang terkaya di dunia? Karena apa? Karena mereka menata kalbu mereka menerima pemberian Allah 'Azza wa Jalla.

{ لَا يُكَلِّفُ ٱللهُ نَفْسًا إِلَّا مَآ ءَاتَىٰهَا }

"Allah tidaklah membebani kepada seseorang melainkan sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadanya."
(QS. Ath-Thalaq: 7)

Kalau orang penghasilannya 50 ribu, masa dibebani suruh bayar 100 ribu? Para istri harus sadar. Kadang kala ada yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang mahal, sekolah favorit yang bagus, tapi penghasilan suaminya enggak cukup.

Terus bagaimana? Yang ada, Sekolah murah kurang berkualitas, Ustadz.
Oke, sekolah murah kurang berkualitas. Tapi istri bisa menambah kualitas di anak-anaknya ketika anaknya pulang dari sekolah.

{ سَيَجْعَلُ ٱللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا }

"Allah akan menjadikan setelah kesulitan itu kemudahan."

Terimalah kondisi yang ada. Yakin!

{ فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا ۞ إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا ۞ }

"Sesungguhnya bersama kesulitan, bersama kesulitan ada kemudahan."
(QS. Ash-Sharh: 5-6)

Kalau engkau sedang sulit, yakin, kemudahan itu sedang datang bersamanya. Cuma belum muncul nih, tinggal menunggu kemunculannya.

Barakallahu fiikum.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.