F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-154: Bab 11 Bersungguh-sungguh ~ Pembahasan Hadits Abu Firas Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami

Audio ke-154: Bab 11 Bersungguh-sungguh ~ Pembahasan Hadits Abu Firas Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami Radhiyallahu 'Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-387
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS 21 Shafar 1445 H 07 September 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-154: Bab 11 Bersungguh-sungguh ~ Pembahasan Hadits Abu Firas Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Na'am. Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

عَنْ أَبِيْ فِرَاسٍ رَبِيْعَةَ بْنِ كَعْبٍ الْأَسْلَمِيِّ - خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ ، وَمِنْ أَهْلِ الصُّفَّةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - ، قَالَ : كُنْتُ أَبِيْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ ، فَآتِيْهِ بِوَضُوْئِهِ وَحَاجَتِهِ ، فَقَالَ : ❲ سَلْنِيْ ❳ ، فَقُلْتُ : أسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ ، فَقَالَ : ❲ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ؟ ❳ قُلْتُ : هُوَ ذَاكَ ، قَالَ : ❲ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُوْدِ ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ [٤٨٩] .
Dari Abu Firas Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami radhiyallahu 'anhu, yakni salah seorang pelayan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan termasuk ahlus-Shuffah (orang-orang miskin yang tinggal di beranda bagian belakang masjid Beliau), ia bercerita, "Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku membawakan air wudhu dan kebutuhan Beliau yang lainnya. Lalu Beliau bersabda, 'Ajukanlah permintaan kepadaku.' Maka aku berkata, 'Aku memohon kepada engkau agar dapat menemani engkau di surga.' Beliau pun berkata, 'Adakah permintaan selain itu?' Aku menjawab, 'Cukup itu saja.' Maka Beliau bersabda, 'Bantulah aku untuk memenuhi permintaanmu itu dengan banyak bersujud (mengerjakan shalat)'." (HR. Muslim)
Kita lihat bagaimana seharusnya seseorang berburu sesuatu, mencari sesuatu. Apa yang seharusnya dia cari dan dia buru?

Hadits Abu Firas Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami, salah seorang dari sahabat Nabi kita, Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, yang miskin sebenarnya, hidupnya serba kekurangan, bahkan disebutkan bahwa dia termasuk ahlus-Suffah, enggak punya rumah, tidurnya di masjid Nabawi. Di beranda bagian belakang masjid itu ada puluhan sahabat yang tidak memiliki tempat tinggal. Dia tidur di sana.

Pada suatu hari, dia bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian di malam itu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam terjaga untuk melakukan shalat malam. Maka beliau membawakan buat Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam air wudhunya dan hajat Beliau. Beliau mungkin hendak buang hajat, Beliau hendak berwudhu untuk kemudian shalat.

Di malam itu Rabi'ah bermalam dengan Nabi Alaihis-shalatu wassalam, kemudian membawakan air wudhunya dan untuk hajatnya. Lalu kita lihat akhlak Nabi Alaihis-shalatu wassalam. Ketika ada orang yang berbuat baik kepada Beliau, Beliau ingin membalas kebaikannya, walaupun hanya membawakan air wudhunya, membawakan sesuatu yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bisa membawanya sendiri, tapi dia memaksa untuk membawakan buat Nabi Alaihis-shalatu wassalam. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ سَلْنِيْ ❳
"Mintalah engkau kepadaku sesuatu."
Subhanallah, Jamaah.
Bagaimana sikap kita tatkala mendapatkan kesempatan untuk meminta kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam? Apa yang akan kita pinta?

Kita melihat Rabi'ah ketika disuruh meminta kepada Nabi Alaihis-shalatu wassalam, di sinilah angan-angan seorang muslim, cita-cita seorang muslim. Apa yang dia inginkan, itu akan segera terucap di lisannya, bahkan mengigau pun dia akan mencari apa yang dia cari, akan mengatakan apa yang dia cari. Maka kata Rabi'ah, seorang yang miskin, dia tidak berharap kekayaan, dia tidak berharap rumah yang luas, yang besar, yang mewah, tapi dia mengatakan,

أسْألُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ

Maka apa kata Rabi'ah? "Aku memohon kepada engkau agar dapat menemanimu di surga."

Wallahi, Jamaah. Itu yang dipinta, bukan yang lainnya.

فَقَالَ : ❲ أوَ غَيْرَ ذَلِكَ ؟ ❳

"Atau ada yang lainnya?"
Jangan itu yang diminta, atau yang lainnya yang engkau pinta.

قُلْتُ : هُوَ ذَاكَ
Enggak ada, cuman itu Nabi, yang aku pinta.
Lalu apa kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam?

❲ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُوْدِ ❳
"Kalau engkau memang ingin bersamaku di surga, maka bantulah aku untuk memenuhi permintaanmu itu dengan banyak bersujud, dengan banyak shalat."
Artinya, meraih sesuatu yang besar memerlukan perjuangan, tidak hanya dengan berdoa saja. Ada usaha yang harus dilakukan seorang hamba.

Rabi'ah ketika minta surga, bahkan minta bersama Nabi Alaihis-shalatu wassalam dalam surga, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam meminta kepada Rabi'ah untuk bersungguh-sungguh. Maka Rabi'ah diperintahkan untuk banyak bersujud, untuk banyak beribadah.

Jadi, meraih sesuatu yang besar itu diperlukan perjuangan yang besar. Untuk mendapatkan sesuatu yang mahal, modalnya pun juga harus banyak. Maka berusahalah untuk bersungguh-sungguh dalam meraih surga Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan enggak main-main.

Kalau kita melihat bagaimana ibadah salafus saleh, ada yang dalam sehari dia shalat sunah, 100 rakaat dia shalat sunah.

Coba kita lihat, kalau bicara qabliyah, qabliyah Dzuhur 2 rakaat, qabliyah Subuh 2, qabliyah Dzuhur 4 umpamanya, 6, ya anggap 12 yang biasa kita ketahui; kemudian ditambah qabliyah Ashar, tambah qabliyah Maghrib, qabliyah Isya, jadi 8. Tambah 12, 20. 20 rakaat. Thayyib. Kemudian apalagi? Shalat Dhuha. Anggap 8 rakaat shalat Dhuhanya, jadi 28 rakaat; shalat malam, anggap 11, jadi berapa? 28 + 11 = 39. Thayyib, masih banyak waktu yang bisa kita menambahkan shalat di sana. Tapi kebanyakan kita siap bersungguh-sungguh, berjuang, berkorban untuk mencari dunianya, tapi untuk akhirat dia menanti punya waktu dan kesempatan. Padahal seharusnya dibalik. Untuk akhiratlah kita berjuang. Untuk dunia, kalau ada waktu kita cari dunia. Ketika kita mencari dunia pun bersungguh-sungguh, namun tetap targetnya akhirat kita.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.