🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 KAMIS | 12 Dzulqa’dah 1444 H | 01 Juni 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-124
📖 Allāh Subhānahu wa Ta’āla Mensifati Para Nabi Dan Rasul Sebagai Hamba Bagian Ketiga
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَمَنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صلى الله عليه وعلى آله وأَصحابه والتابعين لهم بإحسانٍ إلى يوم الدين وسلم تسلما كثيرا. أَمَّا بَعْدُ
Kita masih membahas tentang rukun iman yang keempat, yaitu beriman kepada para rasul. Kita lanjutkan penjelasan beliau tentang masalah, bagaimana cara beriman dengan para rasul alayhimussallam.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُدَ ذَالْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Dan ingatlah hamba Kami, yaitu Nabi Dawud yang dia memiliki kekuatan (di dalam beramal), sesungguhnya ia adalah orang yang sering kembali kepada Allah.” [QS Shad: 17]
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensifati nabi-Nya (Dawud) dengan al-ubudiyah وَاذْكُرْ عَبْدَنَا dia adalah yang memiliki kekuatan di dalam melakukan ketaatan dan beliau adalah orang yang mudah kembali kepada Allah. Menunjukkan bahwasanya beliau di dalam sebagian besar waktunya, yaitu mengingat Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan taat kepada Allah.
Ketika beliau merasa dirinya menjauh dari Allah maka segera kembali. Ketika merasa lupa atau lalai kepada Allah maka, segera beliau kembali. Sehingga disifati oleh Allah sebagai seorang hamba yang أَوَّابٌ (sering kembali kepada Allah).
وَوَهَبْنَا لِدَاوُدَ سُلَيْمَنَ نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّبٌ
Dan kami memberikan kepada Dawud, sulaiman. Nabi Dawud adalah hamba Allah. Bagaimana dengan anaknya? Allah memberikan kepada Dawud, Sulaiman. Dan Sulaiman adalah putra dari nabi Dawud 'Alaihissalam. Ini adalah hibah dari Allah, pemberian dari Allah, memiliki putra yang sholeh dan bahkan dia adalah seorang nabi.
نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّبٌ
Allah mensifati Sulaiman sebagai seorang hamba yang sebaik-baik hamba Allah. [QS Shad: 30]
Meskipun beliau adalah seorang yang memiliki kekuasaan, seorang raja yang memerintahkan, melarang, memiliki kekuatan, tapi ternyata beliau adalah seorang hamba. Bahkan Allah mensifati beliau sebagai نِعْمَ الْعَبْدُ (sebaik-baik hamba) tentunya ini adalah kenikmatan yang besar. إِنَّهُ أَوَّبٌ sesungguhnya dia adalah seorang hamba yang mudah kembali kepada Allah. Sebagaimana bapaknya.
Sekali lagi ini adalah أسرة مبركة (keluarga yang berbarokah) sebagaimana Ibrahim, Ishak, dan Ya'kub, di sini nabi Sulaiman dan juga nabi Dawud keluarga yang berbarokah. نعمه على النعمه (kenikmatan di atas kenikmatan).
Kita berdoa kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengumpulkan kita dan keluarga kita, putra dan istri kita dan keluarga kita semua di atas petunjuk Allah Azza wa Jalla dan memasukan kita semuanya ke dalam surga. امين يا رب العالمين.
Kemudian beliau mengatakan,
وقال في عيسى بن مريم:
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman (berbicara) tentang Isa Ibnu Maryam
إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَهُ مَثَلًا لِّبَنِى إِسْرَءِلَ
Sesungguhnya (tidaklah) dia (Isa ibnu Maryam) kecuali seorang hamba saja. [QS Az-Zukhruf: 59]
Ini adalah bantahan kepada sebagian orang yang mengatakan bahwasannya dia adalah Allah (dia adalah salah satu di antara tiga).
لَّقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ ۚ
Ada yang mengatakan bahwasanya Allah, Dia adalah Isa ibnu Maryam. [QS Al-Ma'idah: 17]
لَّقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَـٰثَةٍۢ
Ada yang mengatakan bahwasanya Allah adalah satu di antara tiga. [QS Al-Ma'idah: 73]
Allah mengatakan.
إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ
Tidaklah dia (Isa ibnu Maryam) kecuali seorang hamba saja.
Justru dia menghambakan dirinya kepada Allah. Hamba, yang menghambakan dirinya kepada Allah, memasrahkan dirinya kepada Allah
أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ
Kami telah memberikan kenikmatan kepadanya. Nikmat risalah, nikmat ilmu, nikmat ubudiyah.
أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَهُ مَثَلًا لِّبَنِى إِسْرَءِلَ
“Dan kami jadikan Isa Alaihissalam sebagai مثلا yaitu tanda kekuasaan لِّبَنِى إِسْرَءِلَ (bagi orang-orang bani Israil).”
Maksudnya adalah Allah jadikan beliau sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan tentang kekuasaan dan juga kekuatan Allah Azza wa Jalla. Beliau dilahirkan oleh seorang wanita tanpa ayah. Menunjukkan tentang kekuasaan Allah.
Asalnya yang namanya manusia lahir ada suami ada istri, ada bapak ada ibu. Allah ingin menunjukkan kepada bani israil satu di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya. Keluar nabi isa 'Alaihissalam, dilahirkan oleh seorang wanita tanpa adanya suami. Maka ini adalah menunjukkan tentang kekuasaan dan juga kekuatan Allah Azza wa Jalla.
Itu adalah beberapa ayat yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad Ibnu Sholeh Al-Utsaimin yang isinya bahwasanya mereka para nabi dan juga para rasul adalah عِبَادُ ٱللَّهِ mereka adalah hamba-hamba Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allah telah mensifati mereka sebagai hamba-hamba Allah.
Oleh karena itu sekali lagi, salah besar orang yang menyembah kepada para nabi dan juga para rasul. Jangan sampai kecintaan kita kepada para rasul dan kecintaan kita kepada para nabi menjadikan kita ghuluw. Sehingga mensifati mereka dengan sifat-sifat rububiyah.
Allah Azza wa Jalla sendiri telah mensifati mereka dengan seorang hamba dan bagaimana kita tidak mensifati mereka sebagaima seorang hamba yang konsekuensinya tidak boleh kita menjadikan beliau sebagai seorang ma'bud.
InsyaAllah kita akan lanjutkan pembahasan ini pada kesempatan yang akan datang
والله تعالى أعلم
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment