F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-96: Bab 06 Takwa ~ Mukadimah Bag 02

Audio ke-96: Bab 06 Takwa ~ Mukadimah Bag 02
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-324
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN 16 Dzulqa'dah 1444 H 05 Juni 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-96: Bab 06 Takwa ~ Mukadimah Bag 02


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Ahibbaty fillah.
Kita berjumpa kembali dalam pembahasan kitab Riyadhus Shalihin (Tamannya orang-orang yang baik, orang-orang yang saleh).

Kita telah sampai kepada Bab Takwa.
Dan kemudian ayat yang selanjutnya:

{ فَٱتَّقُواْ ٱللهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ وَٱسۡمَعُواْ وَأَطِيعُواْ وَأَنفِقُواْ خَيۡرًا لِّأَنفُسِكُمۡۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ }
"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dan dengarkanlah serta taatlah, dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. At-Taghabun: 16)
Subhanallah.
Allah memerintahkan,

{ فَٱتَّقُواْ ٱللهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ وَٱسۡمَعُواْ وَأَطِيعُواْ وَأَنفِقُواْ خَيۡرًا لِّأَنفُسِكُمۡۗ ... }

Sebelumnya Allah berbincang tentang fitnah dunia:

{ إِنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞۚ وَٱللهُ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٌ }
"Sesungguhnya harta dan anak itu fitnah (bagimu), dan di sisi Allah ada pahala yang besar." (QS. At-Thagabun: 15)
Kemudian Allah perintahkan kepada kita untuk bertakwa sesuai dengan kemampuan. Dan ini indahnya Islam. Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, sesuai dengan akal manusia. Islam adalah agama yang bisa dipraktikkan sepanjang masa.

Di mana pun engkau berada, apa pun warna kulitmu, bagaimana ekstrimnya cuaca di tempatmu, Islam bisa dipraktikkan di sana. Di musim panas yang begitu teriknya, ada aturan Islam di sana. Di musim dingin pun seperti itu. Allah akan perintahkan untuk bertakwa sesuai dengan kemampuan kalian. Enggak ada alasan orang enggak shalat, karena enggak mampu. Kenapa? Karena Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

❲ صَلِّ قَائِمًا ❳
"Shalatlah, berdiri"
❲ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا ❳
"Kalau enggak bisa berdiri, duduk."
Enggak bisa duduk,

❲ فَعَلَى جَنْبٍ ❳
"Maka rebahan (berbaring)."
Di sini setiap muslim harus sadar, bahwasanya perintah Allah itu mampu dilakukan oleh dia. Namun yang jadi masalah, banyak yang tidak mau, bukan tidak mampu.

Allah mengatakan, bahwasanya ibadah Ramadhan telah diwajibkan kepada umat-umat sebelum kalian { لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ }, dan ternyata { اَيَّامًا مَّعۡدُوۡدٰتٍؕ } Ramadhan itu hanya hari-hari yang terbilang. Allah tidak ingin memberatkan buat kalian.

Kemudian disebutkan,

{ فَمَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ مَّرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ }
"Yang sakit, yang dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa) ..."

{ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَ }
Enggak usah puasa. "Jangan memberatkan diri untuk berpuasa, (wajib) ganti di hari-hari yang lain."
Ada orang yang tidak mampu berpuasa, enggak mampu karena dia sakit. Kebutuhan, mungkin di daerahnya puasanya 17 jam, puasanya 19 jam, sehingga dia tidak mampu karena penyakit dia. Dia boleh ganti. Ganti di hari-hari yang pendek, silakan. Ini indahnya Islam, tapi tetap bertakwa.

{ وَٱسۡمَعُواْ }
"dengerin ..."
Orang bertakwa itu harus mendengarkan. Banyak di antara umat Islam yang mendengarkan saja enggak mau. Baca Al-Qur’annya! Orang ketika menyampaikan petuah, menyampaikan nasihat, dengerin!

{ وَأَطِيعُواْ }
"taati ..."
Berapa sering ana shalat berjamaah di masjid, imamnya mengatakan,

❲ سَوُّوا صُفُوفَكُمْ ؛ فَإنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ ❳
"Jamaah, luruskan shafnya, rapikan, rapatkan. Sesungguhnya, bagusnya shaf itu, tertibnya shaf itu termasuk dari kesempurnaan, atau termasuk dari mendirikan shalat itu sendiri."
Apa yang terjadi? Orang-orang mendengarkan, karena ana mendengar jawaban mereka. Mereka mengatakan "سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ ". Tapi mereka tidak bergerak, shaf tetap renggang. Yang sajadahnya besar tetap di atas sajadahnya, tidak mau menggeser dan merapatkan kakinya. Apa enggak mampu? Ana rasa ini masih termasuk perintah-perintah yang mampu dilakukan.

Maka Allah katakan,

{ وَٱسۡمَعُواْ وَأَطِيعُواْ }
"Dengarkan dan taati!"
Penjelasan-penjelasan Allah ditaati.

{ وَأَنفِقُواْ خَيۡرًا لِّأَنفُسِكُمۡۗ }
"Dan kalian, keluarkanlah nafkah, infak, shadaqah. Itu lebih baik buat kalian."
Karena terkadang menyebabkan seorang hamba tidak mau mendengarkan dan tidak mau taat adalah kecintaan kepada dunia. Berapa banyak yang tidak mau meninggalkan tempat-tempat haram, pekerjaan-pekerjaan haram? Karena dia sudah nyaman, cinta sama dunia. Maka, bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuan kalian.

Ingat! Agama Allah ini mudah.

❲ إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ❳
"Sesungguhnya agama ini mudah."
Aturannya mudah. Lebih mudah ana lihat daripada aturan perusahaan-perusahaan besar. Antum, aturan perusahaan besar, naudzubillah. Dari jam berapa antum harus kerja? Dari jam berapa harus duduk di kursi tersebut? Masuk jam berapa? Telat dikit, telat dikit bisa diskors atau dipotong gajinya.

Kita? Subhanallah.
Allah jadikan waktu shalat Subuh dari fajar terbit sampai matahari terbit, setelah itu enggak ada lagi. Nanti Dzuhur lagi baru kewajiban, waktunya juga dikasih waktu yang panjang. Nanti Ashar lagi. Nanti Maghrib, memang agak pendek Maghrib. Nanti Isya panjang banget waktunya.
Orang yang kerja? Subhanallah. Enggak ada toleransi. Antum masuk jam 7, masuk jam 9, dan di kantornya sampai siang.

Maka kembali, perintah untuk bertakwa ini sesuai dengan kemampuan kita. Laksanakan perintah, larangan tinggalkan. Memang, ada beda antara melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan.

Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

❲ إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ ❳
"Kalau aku menyuruh kalian dengan sebuah perintah, laksanakan sesuai dengan kemampuan kalian. Tapi, kalau aku melarang kalian, maka tinggalkan."
Apa perbedaan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan?

Meninggalkan larangan tidak membutuhkan energi, tidak membutuhkan kemampuan engkau, karena meninggalkan itu artinya engkau tidak berbuat sesuatu.

Beda dengan perintah. Ketika ada perintah, "Angkat mug ini!" Umpamanya ana ada perintah, "Angkat mug ini!" Ana angkat, ana mampu mengangkat.

Kalau dikatakan, "Jangan pegang mug ini," larangan. Apakah ana perlu melakukan tindakan sesuatu sehingga butuh energi? Ucapannya, "Jangan pegang mug ini!" Ga ada, ana tinggal diam saja. Maka tidak perlu kemampuan, karena orang semua mampu meninggalkan larangan. Berbeda dengan perintah.

Jadi, Jamaah ...
Bertakwa kepada Allah sesuai dengan kemampuan. Makanya kita akan lihat banyak perkara; masalah makan haram, enggak boleh makan babi. Tapi, kalau kondisinya darurat untuk mempertahankan diri, boleh jadinya. Mudah agama Islam ini. Berangkat haji bagi yang mampu, yang enggak mampu enggak usah berangkat.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.