F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-77: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu Bag 02

Audio ke-77: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu Bag 02
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-305
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 SELASA, 18 Syawal 1444 H / 09 Mei 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-77: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu Bag 02

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ ‏❲ غَزَا نَبِيٌّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ - صَلَوَاتُ اللّٰهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهمْ -، فَقَالَ : لِقَوْمِهِ : لاَ يَتْبَعْنِي رَجُلٌ مَلَكَ بُضْعَ امْرَأَةٍ وَهُوَ يُرِيدُ أَنْ يَبْنِيَ بِهَا وَلَمَّا يَبْنِ بِهَا، وَلاَ أَحَدٌ بَنَى بُيُوْتًالَمْ يَرْفَعْ سُقُوْفَهَا، وَلاَ أَحَدٌ اشْتَرَى غَنَمًا أَوْ خَلِفَاتٍ وَهُوَ يَنْتَظِرُ أَوْلَادَهَا، فَغَزَا، فَدَنَا مِنَ الْقَرْيَةِ صَلاَةَ الْعَصْرِ، أَوْ قَرِيبًا مِنْ ذَلِكَ، فَقَالَ لِلشَّمْسِ : إِنَّكِ مَأْمُورَةٌ وَأَنَا مَأْمُورٌ ، اللَّهُمَّ! احْبِسْهَا عَلَيْنَا‏، فَحُبِسَتْ حَتَّى فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ، فَجَمَعَ الْغَنَائِمَ ، فَجَاءَتْ ـ يَعْنِي : النَّارَ - لِتَأْكُلَهَا، فَلَمْ تَطْعَمْهَا، فَقَالَ : إِنَّ فِيكُمْ غُلُولاً، فَلْيُبَايِعْنِي مِنْ كُلِّ قَبِيلَةٍ رَجُلٌ‏، فَلَزِقَتْ يَدُ رَجُلٍ بِيَدِهِ، فَقَالَ : فِيكُمُ الْغُلُولُ‏، فَلْتُبَايِعْنِي قَبِيلَتُكَ، فَلَزِقَتْ يَدُ رَجُلَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةٍ بِيَدِهِ ، فَقَالَ : فِيكُمُ الْغُلُولُ، فَجَاءُوا بِرَأْسٍ مِثْلِ رَأْسِ بَقَرَةٍ مِنَ الذَّهَبِ، فَوَضَعَهَا، فَجَاءَتِ النَّارُ ، فَأَكَلَتْهَا، فَلَمْ تَحِلَّ الْغَنَائِمُ لِأَحَدٍ قَبْلَنَا، ثُمَّ أَحَلَّ اللهُ لَنَا الْغَنَائِمَ ؛ لَمَّا رَأَى ضَعْفَنَا وَعَجْزَنَا، فَأَحَلَّهَا لَنَا ❳ ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [الْبُخَارِيُّ(٣١٢٤)، وَمُسْلِمٌ (١٧٤٧)].
Dari Abu Hurairah radhiyallahu Ta'ala ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Ada seorang nabi di antara para nabi yang berperang, lalu berkata kepada kaumnya, 'Janganlah mengikuti aku seseorang yang baru saja menikahi wanita, sedangkan dia hendak menyetubuhinya karena dia belum lagi menyetubuhinya sejak malam pertama (belum sempat melakukannya); dan jangan pula seseorang yang membangun rumah-rumah sedang dia belum memasang atap-atapnya; dan jangan pula seseorang yang membeli seekor kambing atau seekor unta yang bunting (hamil), sedang menanti-nanti hewan itu untuk beranak.'

Maka nabi tersebut berperang. Ketika sudah mendekati suatu kampung, datanglah waktu Ashar atau sekitar waktu itu. Lalu nabi itu berkata kepada matahari, 'Kau adalah hamba yang diperintah, begitu pula aku hamba yang diperintah. Ya Allah, tahanlah matahari ini untuk kami.' Maka matahari itu tertahan, berhenti beredar hingga Allah memberikan kemenangan kepada nabi tersebut.

Kemudian nabi tersebut mengumpulkan ghanimah (harta rampasan perang). Lalu tak lama kemudian, datanglah api untuk memakan atau menghanguskannya, namun api itu tidak dapat memakannya. Maka nabi tersebut berkata, 'Sungguh di antara kalian ada yang berkhianat, mencuri ghanimah. Untuk itu hendaklah setiap suku ada yang berbaiat kepadaku.'

Maka ada tangan seorang laki-laki yang melekat berjabat tangan dengan nabi tersebut. Lalu nabi tersebut berkata, 'Di kalangan sukumu, ada orang yang mencuri ghanimah, maka hendaklah suku kamu berbaiat kepadaku.' Maka tangan dua atau tiga orang laki-laki suku itu berjabat tangan dengan tangan nabi tersebut. Lalu nabi tersebut berkata, 'Di kalangan sukumu ada orang yang mencuri ghanimah.' Maka mereka datang dengan membawa emas sebesar kepala sapi lalu meletakkannya. Kemudian datanglah api lalu menghanguskannya."

Abu Hurairah berkata, "Sungguh ghanimah tidak pernah dihalalkan bagi seorang pun sebelum kami, kaum muslimin. Lalu, Allah menghalalkan harta rampasan perang itu kepada kami, karena Dia melihat kelemahan kami. Sehingga Dia (Allah) pun menghalalkannya untuk kami."
(Muttafaqun 'Alaih)
Selesai peperangan, mereka mendapatkan harta rampasan perang yang banyak sekali. Tapi itulah kesulitan umat-umat sebelum kita. Supaya kita ini bangga dan bersyukur menjadi umat penutup para umat. Dulu, enggak boleh mereka makan dari harta rampasan perang. Jadi, harta rampasan perang tersebut ketika sudah didapat, dikumpulkan. Enggak ada kepikiran untuk mengembalikan modal untuk perang selanjutnya, untuk membangun negeri, enggak ada! Itu harta rampasan perang dikumpulin, mereka menunggu. Menunggu apa? Menunggu api yang datang melahap dari langit, untuk menunjukkan jihad mereka diterima sama Allah.

Pada saat itu, api tak kunjung datang, maka nabi tersebut mengatakan,

فِيكُمُ الْغُلُولُ‏
"Ada di antara kalian berkhianat."
Ghulul ( غُلُوْلٌ ) itu, mencuri dari harta rampasan perang. Artinya, tidak dimasukkan ke sana.

فِيكُمُ الْغُلُولُ‏

Akhirnya, nabi enggak tahu siapa yang berkhianat.

Akhirnya, Allah memberikan kepada beliau satu perintah, di mana semua pemimpin kabilah satu orang bersalaman, berbaiat. Tiba-tiba ada yang tangannya enggak mau lepas. Enggak lepas, lengket tangannya. Maka dikatakan, "Hah ... di kabilah kalian pengkhianat, itu!" Maka setiap anak kabilah bersalaman. Ternyata, ada dua atau tiga orang yang lengket. "Kalian nih pengkhianat!" Akhirnya, sudah ketahuan.

Dan berkaitan dengan hal yang ghaib, kita tahu bahwasanya hanya Allah yang mengetahui yang ghaib. Dibawa. Ternyata yang digelapkan, harta yang digelapkan itu adalah seperti kepala sapi betina tapi dari emas. Ya, kita tahulah mereka orang-orang penyembah-penyembah berhala. Mereka bikin berhala-berhala mereka dari berbagai macam bahan; ada yang dari emas, dari perak, dari timah, dari perunggu. Mungkin itu emas pada waktu itu. Maka akhirnya, kepala itu diletakkan; datang api melahap itu harta rampasan perang.

Jamaah rahimakumullah.
Di sini kejujuran ketika diminta, kita mungkin ya tidak tahu sohib kita ini jujur atau tidak. Tapi, Allah tahu tentang kejujuran tersebut. Dan kesuksesan seseorang itu berdasarkan kejujuran. Sebagaimana tadi nabi, yang mereka menanti api yang datang untuk melahap. Enggak datang-datang. Ooh ... berarti ada yang nyuri nih, ada yang enggak jujur nih. Padahal, itu nabi sudah berusaha semaksimal mungkin, yang boleh ikut perang adalah orang-orang yang memang Lillahi Ta'ala.

Tapi, siapa yang tidak terpengaruh dengan dunia, Jamaah? Berapa banyak pekerja-pekerja di negeri kita? Sekarang nih, sekarang mulai masa kampanye. Apakah mereka orang-orang yang jujur memang untuk membangun negeri ini, atau mereka hanya orang-orang yang berkedok untuk mencuri negeri ini? Ini yang sangat menakutkan, karena berkaitan dengan harta milik orang banyak.

Sedih sekali ketika orang-orang yang dipilih oleh rakyat, ya memang sistemnya yang tidak benar. Dipilih oleh rakyat, berakhir di penjara. Puluhan anggota DPRD, anggota DPR, yang mereka ketika masa kampanye datang ke kampung-kampung masyarakat, menceritakan tentang visi dan misi dia yang semuanya bohong dan dusta. Rakyat hanya mendapatkan kebohongan. Apa bukti dia bohong? Buktinya dia dipenjara akhirnya. Enggak benar kalau dia mengatakan, "Kita ini ingin membangun negeri ini." Subhanallah.

Ingin membangun negeri ini, dari mana? Dari balik penjara KPK? Dan yang dibongkar sama KPK itu, Jamaah, baru sedikit. Mereka senantiasa memisalkan dengan fenomena gunung es, sama seperti itu. Ujungnya doang yang kelihatan, di bawahnya itu banyak, dan akan tersingkap. Kalau tadi yang bohong itu bisa tersingkap secara langsung. Jadi bukan istilah sekarang apa ... OTT (Operasi Tangkap Tangan, -ed) kalau enggak salah. Dulu tuh, tangkap tangan, sama nabi salaman, enggak lepas dari tangannya. Oh ... ini nih yang melakukan penggelapan.

Dan kita sebagai rakyat, ya kita sendiri yang salah, memang. Kita yang enggak benar. Siapa sih yang memilih pemimpin-pemimpin tersebut? Rakyat-rakyat yang memang pendusta, yang mereka tidak memikirkan maslahat kecuali perutnya dan dirinya sendiri. Jangan dikatakan yang menjadi tim sukses, "Enggak..., Kita ingin kebaikan buat negeri ini, kita ingin kemajuan buat negeri ini." Akan terbukti nanti. Apakah benar yang kau ucapkan, atau hanya ya lips ... hanya lipstik di bibir aja (yang untuk memperindah), tapi semuanya dusta. Nauzubillah min dzalik.

Maka di sini, cerita ini banyak tanda-tanda kenabian ya, kebesaran Allah Jalla Jalaluh. Allah yang ngatur alam semesta ini. Mentari terbit, mentari terbenam; bulan seperti itu. Dan kita percaya bahwa kelak kita akan dibangkitkan; bintang-bintang akan berjatuhan; rembulan, mentari akan dikumpulkan. Dan kemudian, dicari itu orang-orang yang menyembah mentari dan rembulan. Enggak ada lagi Tuhan mereka. Karena memang,

( لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ )
"Laa Ilaha IIlallah"

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.