F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Sejarah Kehidupan dan Perjuangan Rasulullah – 06 – Wahyu Pertama dan Pengangkatan Kerasulan

Sejarah Kehidupan dan Perjuangan Rasulullah – 06 – Wahyu Pertama dan Pengangkatan Kerasulan - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 SEJARAH KEHIDUPAN DAN PERJUANGAN RASULULLAH 📖 Wahyu Pertama dan Pengangkatan Kerasulan
Pemateri : Ustadz Hafidz Abdul Rohman, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala

Wahyu Pertama dan Pengangkatan Kerasulan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد

Kaum muslimin yang semoga dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala pada kesempatan kali ini insyaAllah saya akan melanjutkan kembali kisah tentang sejarah hidup dan perjuangan Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam yang disarikan dari kitab: Ar Rahiqul Makhtum, yang ditulis oleh Syaik Shafiyurr Rahman Mubarakfury.

Pada kesempatan sebelumnya saya telah menjelaskan atau mengisahkan tentang keadaan bangsa Arab sebelum diutusnya Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan juga telah mengisahkan tentang kelahiran serta masa pertumbuhan Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Pada kesempatan kali ini insyaAllah saya akan menjelaskan kisah tentang wahyu pertama dan pengangkatan Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ketika usia Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam mendekati 40 tahun, beliau mulai suka menyendiri dan menghindar dari hingar bingar kehidupan kaumnya yang penuh kesyirikan dan perbuatan nista.

Berbekal sekantung makanan dan air secukupnya beliau sering pergi menuju Gua Hira, yang berjarak sekitar 2 mil dari kota Makkah atau sekita 1.6 km dari kota Makkah.

Dalam kesendirian tersebut beliau menghabiskan waktunya untuk beribadah dan merenungi kebesaran alam disekelilingnya serta menyadari akan adanya kekuasaan yang agung dibalik semua penciptaan ini,

Demikianlah hal tersebut Allah ta'ala kehendaki baginya sebagai awal dan persiapan untuk menerima sebuah misi besar yang akan mengubah sejarah kemanusiaan.

Karena itu jiwanya harus dibersihkan dari hiruk pikuk duniawi dengan segala kotoran yang ada di dalamnya, hal tersebut berlangsung selama 3 tahun sebelum diturunkannya tugas kerasulan.

Setelah sekian lama beliau melakukan khulwah atau menyendiri membersihkan jiwanya dengan memperhatikan besarnya kekuasaan di balik kebesarnya alam ini, maka Allah memberikan kemuliaan dengan mengangkatnya sebagai seorang Rasul sekaligus penutup dari para Nabi dan Rasul.

Peristiwa ini terjadi pada hari senin tanggal 21 Ramadhan tepat pada saat beliau berusia 40 tahun dalam hitungan hijriah, dan sejak saat itulah tahun kenabian dihitung,

kejadiannya ditandai dengan kehadiran Jibril 'alaihissalam yang datang kepadanya dengan memeluknya sebanyak 3 kali, setiap kali memeluknya dia berkata:

"Bacalah!"

Setiap kali itu pula Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

"Saya tidak dapat membaca."

Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat keletihan sekali, takut dan panik menghantui dirinya. Setelah itu JIbril 'alaihissalam membacakan:

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan,"
خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ
"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,"
ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ
"Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah,"
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
"Yang mengajar manusia dengan perantara pena,"
عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
"Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Ini adalah surat Al Alaq ayat 1 - 5.

Kemudian Jibril pergi meninggalkannya, Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali kerumahnya dengan badan gemetar, beliau khawatir bahwa apa yang baru dialami akan mencelakakannya.

Kemudian beliau masuk menemui Khadijah seraya berkata:

"Selimuti aku, selimuti aku!"

Khadijah segera menyelimutinya, hilanglah ketakutan dari dari Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian beliau menceritakan kepada istrinya yang setia apa yang terjadi di Gua Hira.

"Saya khawatir akan terjadi sesuatu pada diri saya,"

Ujar Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam, Khadijah segera menenangkan dan menghibur suaminya seraya berujar:

كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا
"Sama sekali tidak, demi Allah. Allah tidak akan pernah membuat kamu bersedih selamanya,"
إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ
"Karena sesungguhnya engkau orang yang menyambung tali kekerabatan."
وَتَحْمِلُ الْكَلَّ
"Engkau adalah orang yang membantu orang-orang yang lemah,"
وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ
"Dan engkau membantu orang-orang yang tidak memiliki,"
وَتَقْرِي الضَّيْفَ
"Dan engkau memuliakan tamu,"
وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
"Dan engkau suka menolong di dalam kebaikan."
Kemudian Khadijah bersama Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam pergi menemui Warakah bin Naufal,

Warakah bin Naufal adalah putra dari pamannya Khadijah, dia adalah orang yang banyak mengetahui isi dari Taurat dan Injil, orangnya sudah renta lagi buta.

Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan apa yang terjadi, mendengar hal tersebut Warakah tampak gembira.

"Itu adalah malaikat Jibril yang Allah turunkan kepada Nabi Musa, engkaulah Nabi umat ini, ah sayang sekali seandainya saja aku masih hidup saat engkau diusir oleh kaummu."

"Apakah mereka akan mengusir aku?" Kata Rasulullah.

"Ya, tidak ada seorang pun yang membawa seperti apa yang kamu bawa kecuali dia akan dimusuhi. Seandainya aku mengalami saat hal itu terjadi, aku akan membelamu sungguh-sungguh", Kata Warakah.

Namun ternyata Warakah meninggal dunia ketika wahyu sempat terputus beberapa lama setelah wahyu pertama,

Setelah turun wahyu pertama beberapa hari lamanya tidak turun lagi wahyu berikutnya, hal tersebut membuat Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam gelisah dan bersedih, dan beliau terus menanti wahyu berikutnya diturunkan.

Sebenarnya hal ini merupakan kesempatan baginya, yaitu bagi Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menenangkan diri agar beliau sadar dengan apa yang dialami pada kali pertama menerima wahyu, dan untuk meyakini bahwa beliau kini sudah menjadi seorang utusan Allah ta'ala.

Hingga kemudian suatu hari ketika beliau sedang berjalan, tiba-tiba terdengar suara dari langit. Ketika beliau mencari sumber suara tersebut beliau menyaksikan Malaikat yang mendatanginya di Gua Hira sedang duduk di kursi antara Langit dan Bumi.

Beliau kembali merasakan ketakutan yang luar biasa hingga terjatuh di tanah, kemudian beliau segera pulang menemui istrinya Khadijah seraya berucap:

"Selimuti aku, selimuti aku!"

Kemudia Khadijah menyelimutinya, pada saat itulah wahyu kedua diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala yaitu surat Al Muddasir ayat 1-7.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ
"Hai orang yang berselimut,"
قُمْ فَأَنذِرْ
"Bangunlah, lalu berikan peringatan,"
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
"Dan Tuhanmu agungkanlah,"
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
"Dan pakaianmu bersihkanlah,"
وَٱلرُّجْزَ فَٱهْجُرْ
"Dan perbuatan dosa menyembah berhala tinggalkanlah,"
وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ
"Dan janganlah kamu memberi, dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak,"
وَلِرَبِّكَ فَٱصْبِرْ
"Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu bersabarlah."
Dengan diturunkannya ayat ini, maka tugas Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam semakin jelas, yaitu untuk menyeru umatnya agar mengagungkan Allah ta'ala dengan beribadah serta tunduk pada segala perintah dan ajarannya.

Sejak saat itu turunlah wahyu-wahyu berikutnya menandai dimulainya sebuat perjuangan jihad tanpa henti untuk mendakwahkan serta menegakkan agama Allah dimuka bumi ini.
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.