F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Muqaddimah 14 – Wajib Bagi Seorang Murid Mentaati Gurunya - Belajar Islam BIS

Muqaddimah 14 – Wajib Bagi Seorang Murid Mentaati Gurunya - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://www.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📚 MUQADDIMAH 📖 Wajib Bagi Seorang Murid Mentaati Gurunya
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah Rabbul alamin. Kita lanjutkan fawaid tentang adab terhadap seorang guru. Pada faedah sebelumnya sudah saya sampaikan bahwa guru adalah orang tua bagi muridnya adapun kali ini diantara hak guru adalah bahwa:

2. Wajib bagi Seorang Murid Mentaati Gurunya 

Bahkan sebagaimana dikatakan oleh Al Imam Ibnu Qayyim bahwa hak mereka itu lebih besar daripada hak orang tua, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kamu”. (An-Nisa: 59)
Yang dimaksud dengan ulil amri sebagaimana disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu' Al Fatawa yang dimaksud dengannya adalah para ulama dan para penguasa.

Kemudian jika seluruh kaum muslimin diwajibkan mentaati para ulama maka apalagi seorang murid diwajibkan untuk mentaati gurunya. Karena bisa jadi yang ulama itu adalah gurunya sendiri.

Jadi ada dua hak di sana:
  1. Hak dia sebagai ulama
  2. Hak dia sebagai guru kita
Akan tetapi tentunya semua itu dibatasi atau tidak bersifat mutlak yakni selama perintahnya tidak mengandung unsur maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda Nabi Shallallahu alaihi Wasallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dalam kitabnya Al Musnad, Nabi bersabda,

لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam perkara yang mengandung unsur maksiat kepada Allah Azza wa Jalla".
Syaikh As Sa'di Rahimahullah berkata sebagaimana dalam kitab tafsirnya Taisir Al-Karimir Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan,

"Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan untuk taat kepada Ulil Amri. Mereka adalah orang-orang yang mengurusi manusia yakni penguasa dan para ulama yang memberikan fatwa.

Sungguh tidak akan lurus urusan manusia dalam agama dan dunia kecuali dengan mentaati dan tunduk kepada mereka dengan niat taat kepada Allah dan berharap apa yang ada di sisi Allah.

Jadi kita taat kepada penguasa bukan karena perkara dunia tapi karena Allah yang memerintahkannya. Kita taat kepada para ulama bukan karena urusan dunia tapi karena taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memerintahkan. Tentunya semua itu dengan syarat selama mereka tidak memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah Azza wa Jalla. Jika mereka memerintahkan untuk maksiat maka tidak ada ketaatan kepada makhluk.

Artinya kalau perintah itu mengandung kemaksiatan kepada Allah maka kita tidak boleh taat, tapi kalau penguasa atau ulama memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan syariat Allah maka kita wajib untuk mentaatinya.

Demikian sahabat sekalian faedah yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.