F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Pendidikan Anak – 03 – Tauhid adalah Pelajaran Pertama dan Terakhir - Belajar Islam BIS

Pendidikan Anak – 03 – Tauhid adalah Pelajaran Pertama dan Terakhir - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi 📚 PENDIDIKAN ANAK : Tauhid Adalah Pelajaran Pertama dan Terakhir
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala

Tauhid Adalah Pelajaran Pertama dan Terakhir


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ أمَّا بعد

Saudara sekalian semoga semuanya senantiasa diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita lanjutkan kajian kita tentang Pendidikan Islam, tema kali ini yang akan saya sampaikan adalah "Tauhid Pelajaran Pertama dan Terakhir".

Tauhid adalah pelajaran pertama yang harus dia ajarkan orang tua pada anaknya, tauhid itupun yang disampaikan pada seseorang ketika sakaratul maut.

Terkadang orang tua atau pendidik lainnya merasa bingung, dengan apa dia memulai dalam mendidik anaknya?

Secara umum materi awal yang mesti disampaikan kepada anak didik adalah Tauhid, demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Jundub bin Abdillah Radhiyallahu Anhu pernah berkata:

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ، «فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا»

“Ketika kami anak-anak dalam usia menjelang baligh, kami bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam belajar iman sebelum belajar Al-Qur’an, kemudian kami belajar Al-Qur’an sehingga tambahlah iman kami.”[1]
Belajar iman yang dimaksud adalah belajar tauhid, yakni Laa Ilaha Illallah karena ialah cabang keimanan paling utama, cabang keimanan paling tinggi, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ

“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang atau enam puluh sekian cabang, yang paling utama adalah ucapan Laa Ilaha Illallah dan yang paling rendah adalah membuang gangguan dari jalan, dan rasa malu adalah cabang dari keimanan.” (HR. Muslim no. 35)
Ajarkan kepada anak-anak tentang Allah, dan bagaimana mentauhidkan-Nya.
Ajarkan pada mereka tentang Islam, ajarkan pada mereka bagaimana mengenal Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Misalnya, “siapakah Rabmu?”
Jawabnya, “Allah adalah Rabb kami yang telah menciptakan kami, yang berhak untuk diibadahi, dan hanya kepada-Nya kita beribadah”.

Tanyakan kepadanya “Untuk apa kamu diciptakan ?”
Jawabnya: “Allah menciptakanku untuk beribadah”, dan materi-materi lainnya.[2]

Demikian pula ajarkan pada mereka tentang rukun iman, ajarkan pada mereja rukun Islam.

Mengenai kalimatut tauhid, atau syahadatain أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُه yang merupakan hal pertama yang harus diajarkan pada seorang anak.

Dalam hal ini Imam al-Gazzali Rahimahullah dalam kitabnya Ihya beliau mengatakan:

فإذا بلغ الرجل العاقل بالاحتلام أو السن ضحوة نهار مثلا فأول واجب عليه تعلم كلمتي الشهادة وفهم معناهما وهو قول لا إله إلا الله محمد رسول الله

“Jika seorang anak yang berakal masuk usia baligh dengan mimpi atau usia di siang hari misalnya, maka hal pertama yang wajib ia pelajari adalah dua kalimah syahadat dan memahami maknanya, yakni Laa Ilaha Illallah dan Muhammad Rasulullah.”[3]

Jadi kalau ada anak masuk usia baligh hal pertamakali yang harus diajarkan adalah dua kalimat syahadat:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُه

Tauhid pun kalimat terakhir yang kita sampaikan kepada manusia di akhir perjalanan hidupnya di dunia.

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

“Bimbing (ingatkan) orang yang sakaratul maut diantara kalian untuk mengucapkan Laa Ilaha Illallah.” (HR. Muslim (no. 917)
Tauhid itu bukan hanya meyakini bahwa, Allah lah yang telah menciptakan kita, yang mengurusi dan memiliki kita, akan tetapi Tauhid itu adalah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni kita hanya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Sebagaimana dalam surat Al-Fatihah

ِاِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

Adapun tentang rincian macam-macam tauhid dan seterusnya, itu dibahas dalam kitab-kitab tauhid dan kami berharap para orang tua mempelajarinya dengan baik.

Demikian materi yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni
___________
Footnone:

[1] Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah (Riyadh, Baitul Afkar ad-Dauliyyah, 1999), no. 61
[2] Ada buku kecil dalam masalah ini dengan judul Ta’limus Shibyan at-Tauhid (mengajarkan Tauhid kepada anak-anak) karya Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab
[3] Al-Gazzali abu Hamid, Ihya Ulumiddin (Kairo: Darul Hadits, 2004) jilid 1, hal. 26
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.