F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Pendidikan Anak – 02 – Anak adalah Diantara Investasi Terbesar bagi Kedua Orang Tua - Belajar Islam BIS

Pendidikan Anak – 02 – Anak adalah Diantara Investasi Terbesar bagi Kedua Orang Tua - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 PENDIDIKAN ANAK : Anak Adalah Diantara Investasi Terbesar Bagi Kedua Orang Tua
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala

Anak adalah Diantara Investasi Terbesar bagi Kedua Orang Tua


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Saudara sekalian di grup whatasapp Belajar Islam yang semoga diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala dimana saja semuanya berada, berjumpa kembali dengan materi pendidikan, kali ini saya ingin menjelaskan bahwa, anak itu merupakan diantara investasi terbesar bagi kedua orang tua di dunia maupun di akhirat.

Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang shahih, diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia itu meninggal maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga; shadaqah jariyah1, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang selalu mendo’akannya”. (HR. Muslim no. 1631 dan yang lainnya)
Hadits di atas menunjukan bahwa, keutamaan anak shalih berlaku bukan hanya ketika orang tuanya masih hidup, ia terus berlaku walaupun keduanya sudah wafat. Hadits di atas pun menunjukan bahwa, seutama-utama amalan anak sholeh untuk kedua orang tuanya adalah do’a. Nabi tidak mengatakan “Anak shalih yang bersedekah untuk orang tua nya” misalnya, ini menunjukan bahwa, seutama-utama amalan anak sholeh untuk kedua orang tuanya adalah do’a.

Ibnul Malak berkata:

قَيَّدَ بِالصَّالِحِ لِأَنَّ الْأَجْرَ لَا يَحْصُلُ من غيره

“Dibatasi dengan kata ‘Yang shalih’ karena pahala (ganjaran) tidak dihasilkan dari yang lainnya.” (Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud, jilid. 8, hal. 62)
Artinya, kalau tidak shalih maka tidak ada pahala yang didapatkan oleh orang tua. Jadi, bukan hanya sebatas anak, tapi kita harus berusaha menjadi sebab bagaimana anak itu menjadi shalih.

Selanjutnya berikut ini saya bawakan juga dalil-dalil yang menunjukan bahwa anak adalah nikmat, di antara nikmat yang Allah berikan kepada hambanya. Yang wajib bagi kita untuk mensyukurinya, di antara bentuk mensyukuri nikmat tersebut adalah dengan mendidiknya agar dia menjadi anak yang shalih.

Diantaranya adalah surat al-Kahfi ayat 46, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ٱلۡمَالُ وَٱلۡبَنُونَ زِينَةُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ ٤٦

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia,” (QS. Al-Kahfi [18]: 46).
Ia adalah perhiasan yang menjadikan kehidupan kita itu indah.

Kemudian dalil yang lainnya adalah, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَأَمۡدَدۡنَٰكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ أَكۡثَرَ نَفِيرًا ٦

“Dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar”. (QS. Al-Isra [17]: 6).
Di antara bentuk pertolongan Allah adalah dengan adanya harta dan anak-anak, berarti anak dan harta adalah nikmat yang Allah berikan untuk hambanya.

Kemudian, dalil yang lainnya adalah surat As-Sura ayat 49-50, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لِّلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثٗا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ ٤٩
أَوۡ يُزَوِّجُهُمۡ ذُكۡرَانٗا وَإِنَٰثٗاۖ وَيَجۡعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًاۚ إِنَّهُۥ عَلِيم قَدِير ٥٠

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. As-Syura [42]: 49-50).

Allah subhanahu wa ta’ala yang memberikan putra-putri atau keduanya. Itu merupakan pemberian dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Ayat-ayat di atas menunjukan bahwa anak merupakan nikmat dan karunia Allah, yang Dia berikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Akan tetapi sekali lagi, yang betul-betul karunia bagi seorang hamba dalam kehidupan Dunia dan Akherat, adalah yang shalih.

Karena itulah, Islam pun memandang anak adalah ujian dan amanah, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَة وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيم ٢٨

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS. Al-Anfal [8]: 28)
Karena ia adalah ujian, kita harus menyiapkan kemampuan untuk menjawab ujian tersebut, di antaranya dengan mendidik anak-anak kita.

Sesuai dengan firman Allah yang lain, Allah berfirman:

قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api Neraka.” (QS. At-Tahrim [66]: 6)
Ini kewajiban kita untuk mendidik anak-anak agar dia betul-betul menjadi anak yang shalih sebagai investasi kita dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dan anak-anak pula adalah amanah, yang setiap orang tua akan ditanya pertanggungjawabannya pada hari kiamat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat yang shahih diriwayatkan oleh al-Imam Al-Bukhari, Nabi bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin, maka akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang ia pimpin. Seorang amir (penguasa) adalah pemimpin atas manusia, dan dia akan diminta pertanggung jawaban tentang mereka. Seorang lelaki adalah pemimpin atas penghuni rumahnya, dan dia akan ditanya tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suami dan anak-anaknya, dan dia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya, dan dia akan ditanya tentangnya. Ingat setiap kalian adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang apa yang dia pimpin”. (HR. Al- Bukhari no. 2554)
Tanggung jawab adalah amanah yang akan ditanya pada hari kiamat kelak. Anak menjadi investasi yang besar jika orang tua mendidiknya dengan baik, sehingga ia menjadi anak yang shalih, maka tanggung jawab pendidikan pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua. Adapun lembaga pendidikan pesantren dan sekolah adalah lembaga yang ikut membantu dalam meringankan tanggungjawab tersebut, oleh karena itu mesti ada tanggung jawab yang baik antara pihak sekolah atau pesantren dengan para orang tua.

Demikianlah materi yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga apa yang saya sampaikan ini bisa dipahami dengan baik dan bermanfaat.

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.