Oleh: Ustadz Abu Ahmad Said Yai*
Mendengar dua kata ini ‘Darul-Arqam’ mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi setelah MUI Pusat mengeluarkan fatwa tentang kesesatan kelompok ini pada tanggal 13 Agustus 1994.
Kelompok yang berpusat di Malaysia ini ternyata memiliki banyak cabang di Indonesia. Dakwah mereka tidak bisa dianggap sepele. Dengan pendekatan harta, bisnis dan duniawi mereka berhasil menarik dan menyesatkan sebagian kaum muslimin. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui: Siapakah sebenarnya kelompok ini? Siapakah pendirinya? Dimana letak kesesatannya? Seperti apa wajah barunya di Indonesia? Apakah sekarang masih berbahaya
SEJARAH DARUL-ARQAM DAN PENDIRINYA
Darul-Arqam didirikan oleh Ashaari Muhammad, lelaki berkelahiran 30 Oktober 1937. Oleh pengikutnya, Ashaari Muhammad biasa dipanggil Abuya atau Buya. Abuya A.M. adalah alumi Ma’had Hishamuddin yang bertempat di Klang, Selangor, Malaysia.
Tahun 1966: Abuya A.M. yang berakidah Asy’ariah dan beraliran tasawuf Al-Ghazali ini, sakit keras selama empat bulan. Dia mengaku, pada saat itu dia bertemu dengan para ulama dan mengaji kepada mereka.
Abuya A.M. yang pernah bergabung dengan Ikhwanul-Muslimin dan kemudian Jama’atu-Tabligh ini, pada tahun 1967 bersuluk selama dua tahun di sebuah rumah yang disebut “Rumah Putih”. Di rumah itulah dia mengaku bermimpi bertemu dengan Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi (meninggal pada tahun 1925), yang diyakini sebagai Imam Mahdi olehnya.
Tahun 1969: di “Rumah Putih” itu Abuya A.M. membentuk suatu jamaah yang diberi nama ‘Darul-Arqam‘. Di bawah kepemimpinannya Darul-Arqam memiliki empat puluh perkampungan kelompoknya di seluruh Malaysia. Abuya juga mendirikan beberapa divisi, seperti: pendidikan, dakwah, kebudayaan, perdagangan dan industri, informasi, sains-teknologi, kesehatan dan lain-lain.
Sekitar tahun 1980-an perjuangan Abuya A.M. pun mulai membesar dan mulai mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak.
Pada 6 Oktober 1986 ‘Muzakarah Jawatan kuasa Fatwa Majlis Kebangsaan’ mengeluarkan fatwa tentang kesesatan Darul-Arqam.
Tahun 1993: Bertepatan dengan 25 tahun Darul-Arqam, Abuya A.M. meluncurkan nama Al-Arqam Group of Companies (AGC). Seperti yang termaktub dalam buku 25 tahun Darul-Arqam.
Tahun 1989: Darul-Arqam sudah mempunyai tiga belas cabang di indonesia, yaitu: Jakarta, Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Palembang, Pekan Baru, Dumai, Bukit tinggi, Padang, Medan, Aceh dll.
Tahun 1994: Darul-Arqam dibubarkan oleh pemerintah Malaysia.
Pada tahun 1994-2004: Abuya A.M. ditahan secara ISA. Ditahan di penjara selama dua bulan pada 1994. Kemudian statusnya berubah menjadi tahanan rumah hingga 2004.
Tanggal 26 Oktober 2004 Abuya A.M. bebas. Namun, dia tidak dapat memperoleh hak secara utuh seperti hak untuk dipilih dan hak untuk bepergian ke luar negeri.
Selama ditahan apakah Abuya A.M. diam?
KESESATAN-KESESATAN DARUL-ARQAM
Kesesatan-kesesatan Darul-Arqam sangat banyak sekali, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi mengaku bahwa dia mendapatkan Aurad Muhammadiah (panduan dzikir-dzikir ala Darul-Arqam) langsung dari Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dalam keadaan jaga dan tidak tidur. Hal yang sama dinyatakan oleh Abuya A.M., dia menyatakan bahwa dia pernah bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan Imam Mahdi.[1]
Sedangkan kita (Ahlussunnah wal-Jamaah) berkeyakinan bahwa kita tidak bisa bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan jaga kecuali di akhirat nanti.
1. Abuya A.M. menyatakan bahwa dirinya adalah Putera Bani Tamim yang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Imam Mahdi.[2]
2. Keyakinan mereka yang salah tentang Imam Mahdi sebagai berikut:
1. Imam Mahdi adalah seorang lelaki yang masih hidup dan digaibkan oleh Allah.
2. Imam Mahdi yang mereka maksudkan adalah Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi (meninggal tahun 1925).
3. Mereka memastikan bahwa Imam Mahdi akan muncul tidak lama lagi, yaitu setelah terbentuknya daulah islamiah di Malaysia setelah tiga atau empat tahun ke depannya.
4. Imam Mahdi akan menerima serah terima kekuasaan dari Putera Bani Tamim (Abuya A.M.) setelah enam bulan dia menampakkan dirinya di Mekkah.[3]
5. Sebagaimana kaum sufi lainnya, pengikut-pengikut Abuya A.M. sangat mengkultuskan Abuya A.M.. Sampai-sampai di antara mereka ada yang meminta langsung kepadanya. Penulis pernah mendengar sendiri rekaman doa yang dipanjatkan oleh salah seorang pengikutnya yang meminta kepada Abuya A. M. agar ditegakkan daulah islamiah untuk kaum muslimin.
6. Abuya A.M. diyakini memiliki ilmu laduni (ilmu yang didapatkan langsung dari Allah). Dan mereka menyakini bahwa Abuya A.M. adalah tafsir Al-Qur’an dan As-Sunnah yang bergerak.[4]
7. Mereka menambahkan dua kalimat syahadat. Selain kalimat syahadat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka menambahkan dengan kalimat syahadat kepada Abu Bakr, ‘Umar, Utsman, ‘Ali dan kepada Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi dan menyatakan bahwa dia adalah Imam Mahdi. Bunyi syahadat mereka yang terakhir adalah: “Muhammad al-Mahdi, khalifatu Rasulillah.”[5]
8. Mereka menyaratkan untuk menjadi orang yang bertakwa harus dibimbing oleh seorang mursyid (pembimbing). Dalam hal ini yang mereka maksud dengan mursyid adalah Abuya A.M.. Orang yang paling berilmu dan beramal soleh sekalipun harus dibawah bimbingannya jika ingin menjadi orang yang bertakwa.[6]
9. Aurad Muhammadiah menjadi pegangan wajib mereka. Mereka sangat berlebih-lebihan dalam mengamalkannya. Sampai-sampai Abuya A.M. mengatakan,
“Hanya pengamal Aurad Muhammadiah yang berjuang saja yang dapat lakukan kerja-kerja perjuangan akhir zaman ini. Pengamal-pengamal tarekat lain yang diwarisi dari zaman sebelum, sebenarnya tidak cukup kuat untuk melakukan perjuangan Islam akhir zaman ini. Sebab masanya sudah berlalu.”[7]
1. Tajdid (pembaharuan) menurut mereka adalah pembaharuan yang dibawa oleh Abuya A.M.. Dan mereka meyakini bahwa Abuya A.M. adalah sayyidul-mujaddidin (pemimpin para mujaddid).[8]
2. Abuya A.M. membuat ramalan-ramalan, jadwal Tuhan dan lain sebagainya. Tidak heran kalau sebagian pengikut-pengikutnya sangat sering bertanya kepadanya tentang apa yang akan terjadi di masa depan.[9]
3. Sebagaimana dilakukan oleh Syi’ah, sebagian pengikut-pengikutnya banyak yang menggunakan taqiyah (pura-pura/berbohong) dalam berdakwah. Untuk poin yang ini, hendaknya kaum muslimin tidak tertipu dengan mereka, karena mereka sering menyembunyikan akidah mereka dan berpura-pura menyatu dengan kaum muslimin yang lainnya.[10]
4. Dan sebenarnya masih banyak lagi kesesatan-kesesatan mereka yang penulis tidak bisa uraikan pada tulisan ini. Walaupun demikian, insya Allah tulisan yang singkat ini sudah cukup untuk menjelaskan kesesatan-kesesatan mereka.
METAMORFOSIS DARUL-ARQAM
Seperti apakah Darul-Arqam sekarang? Sekarang jika pembaca mencari ke manapun di dunia ini, maka pembaca tidak akan menemukan kelompok Darul-Arqam ini. Mereka telah berubah wujud sesuai perjalanan zaman.
Tahun 1997-2002: Darul-Arqam kembali bangkit dengan nama yang berbeda, yaitu Rufaqa. Sedangkan di Indonesia, mereka memakai nama Hawariyun. Hawariyun Indonesia memiliki banyak kegiatan bisnis di antaranya adalah: Minimarket Margonda Depok, Minimarket Menunggu Janji di Pondok Pinang, Supermarket SuQ AL-Anshar di bintaro jaya dll.
Tahun 2002-2003: Proyek bisnis Abuya A.M. berkembang pesat di Indonesia. Di antaranya: Guest House di Sriwijaya, studio, Cafe Qtrunada, butik, Coffe & Bakery, Dekstop Publshing di SCBD Sudirman Jakarta, Apartemen di bangkok, butik di Paris, Love and Care Cafe di Perth, Cury House di Geraldton, Farm kambing di sydney, dll.
Tahun 2000: Hawariyun di Indonesia dan Rufaqa’ Malaysia bergabung menjadi Zumala Group Internasional. Dua tahun kemudian berubah nama lagi menjadi Rufaqa’ Internasional/Rufaqa Corporation Sdn. Bhd..
Tahun 2004: Hingga sekarang berdiri komunitas Rufaqa’ yang berlokasi di Sentul City, Sentul, Bogor.
Tahun 2008: Sebutan Rufaqa’ diganti menjadi GLOBAL IKHWAN. Inilah wajah Darul-Arqam sekarang ini di seluruh dunia.
Baru-baru ini, tepatnya tanggal 26-28 Februari 2010 sekitar dua puluh bandar (kompleks) Global Ikhwan dari seluruh dunia berkumpul di Pekanbaru. Mereka memperingati Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam pertemuan itu. Pertemuan ini diikuti oleh Global Ikhwan Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Australia dan Eropa. Abuya A.M. pun hadir meskipun dalam keadaan sakit keras. Dia tidak bisa berpidato lagi sehingga diwakilkan oleh istrinya.
Entah, nanti akan berubah menjadi apa lagi Global Ikhwan. Yang jelas mereka tidak henti-hentinya mencari pengikut. Oleh karena itu, mari kita ingatkan orang-orang di sekitar kita agar tidak terpengaruh dengan mereka.
Demikian. Mudah-mudahan bermanfaat.
Nas’alullah as-Salamah wa Al-’Afiyah. Amin.
Ma’had Ali Imam Syafii Jember, 3 Jumadal-Ula 1431 H/16 April 2010 M
Daftar Pustaka:
1. Darul-Arqam dan Wajah Barunya. Said Yai Al-Balimbani. www.muslim.or.id. (Penulis menjadikannya sebagai acuan dan menambahkannya dengan sumber-sumber lain)
2. www.riaupos.com/berita.php?act=full&id=2900&kat=8
3. abuyaattamimi.wordpress.com
* Staf pengajar di Ma’had Ali Imam Syafii Jember
[1] Lihat ‘Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim’ oleh Mohd. Nizamuddin & Laila Ahmad. Malaysia: Giliran Timur Books. hal. 62-63 dan Aliran dan Paham Sesat di Indonesia oleh Hartono A.J. hal. 41-42.
[2] Lihat ‘Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim’ hal. 71-78.
[3] Lihat ‘Kesesatan RUFAQA’ DI DALAM AURAD, AL-MAHDI DAN BANI TAMIM’ (http://www.islam.gov.my/ (JAKIM)), dan ‘Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim’ hal. 76-77.
[4] Lihat ‘Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim’ hal. 28 dan ‘Taqwa Menurut Ustadz Hj Asaari Mohamad’ oleh Mejar (B) Abu Dzar. Malaysia: Penerbitan Minda Ikhwan. hal. 82
[5] Lihat ‘Kesesatan RUFAQA’ DI DALAM AURAD, AL-MAHDI DAN BANI TAMIM’ (http://www.islam.gov.my/ (JAKIM))
[6] Lihat ‘Taqwa Menurut Ustadz Hj Asaari Mohamad’ hal. 78-83
[7] Lihat (www.kawansejati.ee.itb.ac.id )
[8] Lihat ‘Kesesatan RUFAQA’ DI DALAM AURAD, AL-MAHDI DAN BANI TAMIM’ (http://www.islam.gov.my/ (JAKIM)), dan ‘Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim’ hal. 53-70
[9] Lihat ‘Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim’ hal. 9-22.
[10] Lihat ‘Kesesatan RUFAQA’ DI DALAM AURAD, AL-MAHDI DAN BANI TAMIM’ (http://www.islam.gov.my/ (JAKIM)). Begitu pula penulis mendapatkan salah seorang bapak yang tertipu dengan kebohongan mereka.
AWAS ‘JELMAAN’ DARUL-ARQAM DI SEKITAR ANDA.!
Novi Effendi
... menit baca
Dengarkan
Sebelumnya
...
Selanjutnya
...
Post a Comment