F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-434: Bab 40 ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 36

Audio ke-434: Bab 40 ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 36
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-697
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS, 16 Rajab 1446 H / 16 Januari 2025 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1IQL7dkB0N562fU4QyNsXKX9YDfzmTvao/view?usp=sharing

Audio ke-434: Bab 40 Berbakti kepada Kedua Orang Tua dan Menjaga Tali Silaturahim ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 36

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba'du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Ahibbaty fillah.
Sebuah nikmat yang agung yang kadang kala kita lupa mensyukurinya yaitu nikmat menuntut ilmu. Pernahkah kita renungkan bahwa Allah 'Azza wa Jalla tidak pernah memerintahkan kepada nabi-Nya untuk meminta tambahan kecuali tambahan ilmu?

Allah mengatakan,

{ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا }

Dan katakanlah, "Wahai Rabbku, tambahkan kepadaku ilmu." (QS. Thaha: 114)

Maka enggak ada kata terlambat orang belajar, dalam semua kondisi, bahkan dalam kondisi yang sulit pun; dalam kondisi ajal hendak menjemput. Kalau kita membaca sejarah para ulama ketika dia mendengarkan sebuah ilmu di waktu kematian telah hampir mendatanginya, dia tetap mencatat ilmu tersebut.

Kita sampai ke bab tentang:

"Berbakti kepada Kedua Orang Tua ( birrul walidain - ﺑِﺮِّ ﺍﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ) dan Menjaga Tali Silaturahim."

Bab ini tidak asing lagi buat kita. Akan tetapi kita masih sering mendengarkan berita, kisah anak-anak yang durhaka kepada orang tuanya. Kita masih suka membaca kisah-kisah orang yang bertikai dengan saudaranya, yang tali silaturahimnya diputuskan gara-gara masalah yang sepele, atau gara-gara bangkai di dunia ini, yaitu harta.

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah 'Azza wa Jalla tatkala Allah memberikan orang tua yang masih hidup, karena kita punya kesempatan untuk mendapatkan surga Allah 'Azza wa Jalla dari berbakti kepada keduanya. Tatkala kita mendapati orang tua kita sudah sepuh, itu kesempatan untuk berbakti.

Tapi memang, kesibukan mencari harta, kadang kala menyebabkan anak jauh dari orang tuanya. Atau kesibukan untuk menegakkan agama Allah, menjadikan sebagian orang jauh dari orang tuanya. Bahkan tidak sedikit kawan-kawan yang tidak dapat mendampingi orang tuanya di masa-masa sulit orang tuanya. Bahkan orang tuanya meninggal dunia, dia pun tidak ada di samping kedua orang tuanya. Tapi bukan berarti kita tidak dapat berbakti. Kita tetap bisa berbakti dalam kondisi apa pun.

Thayyib, barakallahu fiik.
Kita akan membaca beberapa ayat Al-Qur'an yang disebutkan oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta'ala dalam kitabnya Riyadush Shalihin yang berkaitan dengan pembahasan kita.

{ وَٱعْبُدُوا۟ ٱللهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِ ۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا ۞ }

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang (ibu bapak), karib kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnusabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri."
(QS. An-Nisaa: 36)

Ayat ini kita telah membacanya di pembahasan sebelumnya. Karena ada banyak perintah Allah di satu ayat, di surat An-Nisaa ayat 36 ini.

Perintah yang pertama adalah tauhid,

mengesakan Allah 'Azza wa Jalla dan tidak berbuat syirik. Perintah yang paling agung di dalam agama kita adalah mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla.

Kalau ada anak yang berbakti sama orang tuanya, berbuat baik kepada tetangganya, bermanfaat buat negerinya, bahkan dia menemukan sesuatu yang berguna untuk umat manusia, tapi dia melakukan satu dosa yaitu kesyirikan, enggak ada harganya semua peran yang dia berikan dan manfaat yang dia telah berikan kepada manusia. Kenapa? Karena kita tahu, satu-satunya dosa yang tidak diampuni adalah syirik. Fulan baik, Fulan anak berbakti. Sayangnya satu, dia berbuat syirik. Habis!

Maka perintah berbuat baik kepada manusia itu dimulai dengan perintah berbuat baik kepada Allah 'Azza wa Jalla. Jadi standar orang itu baik, yang pertama adalah dia mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla. Ini yang pertama.

Jadi kalau dia.. ini jadi syarat ini, Jamaah. Jadi kalau ada mata pelajaran di sekolah, ada satu pelajaran yang menjadi penentu, yang lainnya ini tambahan. MasyaaAllah, itu anak di pelajaran penentu ini baik, pelajaran yang lainnya mungkin kurang, dia lulus. Jadi kalau di materi wajib ini dia gagal, kemudian di materi tambahan yang lainnya itu sukses, tetap enggak lulus dia. Kan bagus nilainya. Tetap enggak lulus. Ini lho materi yang harus dia lewati, yang wajib dia lewatin, lainnya cuma tambahan.

Maka Allah perintahkan untuk mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla.

Ana tekankan berkaitan dengan tauhid dan larangan berbuat syirik, karena ternyata di masa-masa sulit, kadang kala orang itu lari ke selain Allah 'Azza wa Jalla. Mencari kesembuhan, mencari rezeki, mencari pekerjaan, dengan melakukan ritual-ritual kesyirikan. Hati-hati!

Berbuat baik kepada orang tua

Kemudian Allah perintahkan,

{ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا }

Yang kedua, berbuat baik kepada orang tua sebelum kepada yang lainnya. Sebelum kepada kerabat lain, kepada anak yatim, kepada fakir miskin, kepada tetangga dekat, tetangga jauh, kepada teman sejawat, kepada orang-orang yang terputus dalam perjalanan, budak-budak hamba sahaya.

{ إِنَّ ٱللهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا }

Engkau berbuat baik kepada orang tua dulu, kemudian lanjut kepada yang lainnya.

Allah itu enggak suka dengan orang-orang yang berbangga diri lagi sombong. Siapa pun engkau, engkau adalah makhluk yang mendapatkan tugas mengabdi kepada Allah 'Azza wa Jalla. Setinggi apa pun jabatanmu, engkau adalah "anak" pangkatnya ketika memandang kepada ayah bundamu. Engkau mau jadi jenderal, tetapi tetap engkau dipanggil Nak, karena engkau anak.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.