F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 02 – Di antara Ulama Syafiiyah dan Kitab-kitab Akidah Mereka

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 02 – Di antara Ulama Syafiiyah dan Kitab-kitab Akidah Mereka
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Syarhus Sunnah Al-Muzani : ❝ DI ANTARA ULAMA SYAFIIYAH DAN KITAB-KITAB AKIDAH MEREKA ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Di antara Ulama Syafiiyah dan Kitab-kitab Akidah Mereka

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد.

Sahabat Belajar Islam yang semoga diberkahi oleh Allah rabbul alamin. Alhamdulillah pada kesempatan pagi ini kita memulai kajian kitab Syarhus Sunnah karya Al Imam Al Muzani rahimahullah Ta’ala. Kali ini pertemuan yang kedua dimana saya memberikan judul untuk pertemuan yang kedua ini adalah “Di antara ulama Syafi'iyah dan Kitab-kitab 'Aqidah Mereka.”

Jadi masih pendahuluan dari penerjemah tapi sebelum itu tentunya saya akan bacakan terlebih dahulu daftar isi dari kitab ini.

DAFTAR ISI

PENGANTAR PENERJEMAH (yang sudah saya sampaikan pada pertemuan pertama)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN (yang in sya Allah akan saya sampaikan pada kesempatan ini)
BIOGRAFI IMAM AL-MUZANI

SEKILAS TENTANG KITAB “SYARHUS SUNNAH” KARYA AL-MUZANI

MATAN “SYARHUS SUNNAH” KARYA AL-MUZANI:
  • Menetapkan Sifat-sifat Allah Ta’ala Tanpa Tamtsiil dan Tanpa Ta’thiil
  • Al-‘Uluww’ sifat ‘Uluww bagi Allah (Ketinggian bagi Allah).
  • Qadha’ dan Qadar
  • Mengimani Malaikat
  • Allah Menciptakan Nabi Adam dan Memberinya Cobaan
  • Amalan Penduduk Surga dan Penduduk Neraka
  • Iman
  • Al-Qur`an
  • Sifat-sifat Allah Ta’ala
  • Ajal Seluruh Makhluk
  • Alam Kubur
  • Hari Dibangkitkan dan Hisab
  • Penghuni Surga dan Penghuni Neraka
  • Melihat Allah Ta’ala di Surga
  • Taat Kepada Penguasa
  • Menahan Diri dari Mengkafirkan Ahli Kiblat
  • Tentang Para Shahabat
  • Shalat di Belakang Para Pemimpin, Demikian Pula Berjihad dan Berhaji Pun Bersama Mereka
  • Mengqashar Shalat dan Memilih Antara Puasa dan Berbuka Ketika dalam Perjalanan
  • Para Imam Sepakat Terhadap Sejumlah Pernyataan Ini
  • Menjaga Kewajiban, Rawatib, dan Menjauhi Hal-hal yang Diharamkan
  • Khatimah (Penutup)’.
Demikianlah daftar isi terjemah kitab “Syarhus Sunnah Karya Al-Imam Al-Muzani”. Di halaman berikutnya, halaman 7 adalah pendahuluan dimana diantara isinya tentang ulama ulama Syafi'iyah dan kitab kitab 'aqidah mereka.

Pendahuluan

Sahabat sekalian Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullahu Ta’ala diantara ulama yang sangat dikenal dalam membela ajaran Nabi shallallahu alaihi wasallam. Baik terkait masalah 'aqidah, fiqih maupun yang lainnya. Sehingga beliau dikenal dengan julukan ‘Naashirus Sunnah’ jadi, Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullahu Ta’ala dikenal dengan julukan ‘Naashirus Sunnah’ yaitu Pembela Sunnah Pembela ajaran Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Kata As-Sunnah ( السُّنَّةُ ) memiliki banyak arti, di antaranya adalah ajaran Nabi shallallahu alaihi wasallam, khususnya hal-hal yang terkait dengan pokok-pokok agama. Karena itu Al-Imam Al-Muzani memberikan judul kitabnya Syarhus Sunnah yaitu kitab yang membahas tentang pokok-pokok agama.

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullahu Ta’ala di dalam kitab It`haaful Qaarii mengatakan, “Orang-orang terdahulu menamakan kitab ‘aqidah dengan sebutan As-Sunnah, semisal kitab ini, yang dimaksud oleh Syaikh Shalih Al-Fauzan adalah kitab (Syarhus Sunnah karya Al-Barbahari), jadi Al-Imam Al-Barbahari pun punya kitab dalam masalah pokok-pokok agama dengan judul sama yaitu Syarhus Sunnah, demikian pula As-Sunnah karya Imam Ahmad, As-Sunnah karya puteranya, yaitu ‘Abdullah, juga kitab As-Sunnah karya Al-Atsram, serta Syarh Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah karya Al-Lalika`i.’ Semuanya menggunakan kata As-Sunnah yang dimaksud dengannya adalah ajaran Nabi terkhusus tentang pokok pokok agama tentang masalah manhaj dan ‘aqidah.

Sahabat sekalian, Maksud dari uraian di atas bahwa Imam Asy-Syafi’i rahimahullah –tentunya– bukanlah seorang ulama yang hanya mumpuni di bidang fiqih saja, bahkan beliau pun lebih giat dalam membela agama ini dalam hal ‘aqidahnya. Oleh karena itu, sepantasnya bagi setiap orang yang membanggakan beliau rahimahullah untuk giat menggali ilmu beliau tentang ‘aqidah.

Jadi belajar kepada Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, bukan hanya masalah fiqih. Bahkan yang paling penting dan utama adalah bagaimana ‘aqidahnya.

Nah, kitab yang akan kita kaji ini adalah salah satu kitab karya murid senior dari Al-Imam Asy-Syafi’i, yakni Abu Ibrahim Al-Muzani. Ini adalah kitab yang membahas ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang dibangun di atas dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta jauh dari pemahaman Ahli Kalam, sebagaimana gurunya yaitu Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah yang sangat-sangat membenci ilmu Kalam.

Selanjutnya para sahabat, perlu diketahui pula bahwa seluruh Imam Salaf, para ulama terdahulu seperti Imam Asy-Syafi’i dan yang lainnya adalah sama dalam semua bab ‘aqidah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu Ta’ala berkata,
“'Aqidah Imam Asy-Syafi’i adalah ‘aqidah para Salaf, seperti Imam Malik, Ats-Tsauri, Al-Auza’i, Ibnul Mubarak, Ahmad bin Hanbal, dan Ishaq bin Rahawaih rahimahumullahu ‘ajmain. Yakni, ‘aqidah para guru yang dijadikan teladan, para pendahulu mereka seperti Fudail bin ‘Iyadh, Abu Sulaiman Ad-Darini, Sahl bin Abdillah At-Tusturi, dan yang lainnya. Di antara mereka itu sama sekali tidak ada perbedaan dalam Ushuuluddiin atau dalam pokok-pokok agama. Demikian pula halnya dengan ‘aqidahnya Imam Abu Hanifah, yaitu bahwa ‘aqidah beliau dalam masalah Tauhid dan Qadar adalah sama seperti mereka, dan ‘aqidahnya mereka itu merupakan prinsip yang dipegang oleh para Shahabat dan yang mengikuti mereka dengan baik, yakni yang diungkap-kan oleh Al-Qur`an dan As-Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.” [Di kutip dari kitab Majmuu’ul Fataawaa (V/256) karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu Ta’ala].
Selanjutnya, saya sebutkan sebagian contoh dari

Murid Imam Asy-Syafi’i dan pembesar ulama Syafi’iyyah yang dikenal dengan kejernihan ‘aqidah mereka:

1. Al-Imam Abu Bakar ‘Abdullah bin Zubair Al-Qurasyiy Al-Humaidiy Al-Makkiy rahimahullahu Ta’ala (wafat th. 219 H).

Beliau rahimahullah termasuk generasi pertama dari murid-murid Imam Asy-Syafi’i. Beliau belajar kepada Imam Asy-Syafi’i sampai wafatnya sang Imam. Beliau memiliki risalah yang sangat agung dalam masalah ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan judul Ushulus Sunnah. Isinya tidak beda dengan Syarhus Sunnah, walaupun lebih sedikit pembahasannya.

Imam Al-Hakim rahimahullah berkata, “Al-Humaidiy adalah mufti penduduk Makkah dan Ahli Hadits di kalangan mereka. Bagi penduduk Makkah, beliau bagaikan Imam Ahmad bagi penduduk Irak. [Thabaqaat Syaafi’iyyiin (hlm. 138) karya Ibnu Katsir]

2. Abu Ya’qub Yusuf bin Yahya Al-Qurasyisy Al-Buwaithiy(wafat th. 231 H)

Ini pun sama diantara murid Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu Ta’ala. Bahkan Al-Imam Asy-Syafi’i pernah berkata, “Tidak ada seorang pun yang lebih berhak duduk di majelisku melebihi Yusuf bin Yahya, dan tidak ada dari para muridku yang lebih berilmu darinya.” [Manaqibusy Syaafi’iy (II/338) karya Al-Baihaqi].

Jadi, Yusuf bin Yahya maksudnya Al-Imam Al-Buwaithiy. Beliau rahimahullah wafat di penjara membela ‘aqidahnya tentang Al-Qur`an, yaitu bahwa Al-Qur`an bukanlah makhluk, dan ini ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah berbeda dengan ‘aqidah mu’tazilah yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk atau ‘aqidah Ahli Kalam.

3. Isma’il bin Yahya Al-Muzani(wafat th. 264 H), yaitu penulis risalah Syarhus Sunnah yang kita kaji ini

4. Imam Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah rahimahullah (wafat th. 312 H)

Beliau rahimahullah adalah murid senior Imam Al-Muzani, penulis kitab dalam masalah ‘aqidah dengan judul At-Tauhid.

Jadi Al-Imam Ibnu Khuzaimah adalah murid senior dari Al-Imam Al-Muzani, yang menulis kitab dengan judul kitab At-Tauhiid wa Itsbat Shifaat Rabbi ‘Azza wa Jalla. Kitab yang lumayan tebal membahas tentang maslah tauhid dan isinya adalah Tauhid atau ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Imam Al-Muzani rahimahullah pernah berkata, atau berkomentar tentang Al-Imam Ibnu Khuzaimah, kata beliau “Ibnu Khuzaimah lebih faham dariku tentang hadits.” [Thabaqaatul Fuqahaa` (hlm 106) karya Asy-Syiraji].

5. Abu Bakar Ahmad bin Ibrahim Al-Isma’iliy Al-Faqih Asy-Syafi’iy (wafat th. 371 H)

Beliau rahimahullah adalah penulis kitab I’tiqad Aimmatil Hadiits.

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Beliau adalah seorang Imam, ahli fiqih, Al-Hafizh, dan salah seorang pembesar dari Madzhab Syafi’iyah secara fiqih, hadits, dan dalam karya-karya tulisnya. [Thabaqaat Syaafi’iyyin (I/305) karya Ibnu Katsir].

6. Al-Imam Ahmad bin Abi Thahir, Abu Hamid Al-Isfirayi-niy rahimahullah (wafat th. 406 H)

Imam Ibnu Katsir pernah berkata, “Beliau adalah guru besar kalangan Syafi’iyah yang tidak bisa dipungkiri, bahkan dikatakan untuknya: Asy-Syafi’i Ats-Tsaaniy, Asy-Syafi’i kedua, yaitu Al-Imam Al-Isfirayi-niy rahimahullah.

Beliau yakni Al-Isfirayi-niy pernah berkata, “Saksikanlah dariku, sungguh Al-Qur`an adalah firman Allah, bukan makhluk sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad bin Hanbal, bukan seperti yang dikatakan oleh Al-Baqilani”. [Dar’u Ta’aarudhil ‘Aql wan Naql (II/96)].

Al-Baqilani tokoh diantara tokoh-tokoh asy'ariyah.

7. Abul Qasim Hibatullah Ibnul Hasan bin Manshur Ar-Razi, yang dikenal dengan julukan Al-Lalikai rahimahullahu Ta’ala (wafat th. 418 H)

Beliau merupakan penulis kitab Syarhu Ushuul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah yang dianggap sebagai ensiklopedi dalam hal ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Beliau adalah salah seorang pengikut Imam Asy-Syafi’i.” [Ijtimaa’ul Juyuusy Al-Islaamiyyah (II/198) karya Imam Ibnul Qayyim].

Demikianlah di antara sebagian contoh dan masih banyak yang lainnya, maksudnya, Jadi para pengikut Asy-Syafi'i atau para pengikut Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullahu Ta’ala yang betul betul mengikuti Al-Imam Asy-Syafi'i pelajari bukan hanya dalam bab-bab fiqih saja ikuti bagaimana ‘aqidah mereka, bagaimana tauhidnya mereka karena sungguh apa yang mereka yakini merupakan ‘aqidah Ahlussunnah wal jama’ah ‘aqidahnya para Shahabat ‘aqidahnya Tabi’in dan Atba‘ut Tabi’in.

Sebaliknya para sahabat sekalian, betapa banyak orang yang menisbatkan diri kepada Al-Imam Asy-Syafi'i dalam ibadah akan tetapi secara terang terangan menyelisihi beliau dalam masalah ‘aqidah atau keyakinan bahkan mendatangkan perkara-perkara yang menyelisihi Ahlussunnah dalam masalah ini seperti Ibnu Kullaab yang diikuti oleh Imam Abul Hasan Al-Asy’ari. Oleh karena itu, madzhabnya disebut dengan ‘kullabiyyah’, walaupun pada akhirnya beliau yakni Imam Abul Hasan Al-Asy’ari kembali ke jalan yang hak yang diyakini oleh Ahlussunnah wal Jama’ah seperti yang beliau ungkapkan sendiri dalam kitabnya Al-Ibanah 'an Ushul ad-Diyanah dalam kitab Risalah ilaa Ahli Tsaghar, demikian pula kitabnya Maqolatu Al-Islamiyyin.

Beliau rujuk dari keyakinan kullabiyyah bahkan diantara mereka ada yang mengatakan kami secara madzhab berpegang pada mazhab Syafi'i secara suluk kepada Abdul Qadir Al-jaelani atau Al-Jilani. Adapun secara ‘aqidah kepada Al-Asy’ari, seakan-akan Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullahu bukanlah sosok yang mumpuni dalam ‘aqidah sehingga tidak mesti diikuti.

Padahal, Al-Imam Asy-Syafi’i adalah orang yang sangat fanatik terhadap Sunnah dan memerangi bid’ah, apalagi dalam masalah ‘aqidah. Oleh karenanya, beliau dijuluki sebagai Nashirus Sunnah, pembela sunnah. Beliau juga orang yang sangat membenci ilmu Kalam, yaitu ilmu yang menjadi sumber bencana dalam masalah ‘aqidah. Beliau pernah berkata, “Hukumanku bagi Ahli Kalam adalah dipukul dengan pelepah kurma, lalu diarak di tengah-tengah seraya dikatakan kepada mereka: ‘Inilah balasan bagi orang yang sudah meninggalkan Al-Qur`an dan As-Sunnah, lalu mengambil ilmu Kalam.’” [Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi dalam Manaaqib Al-Imaam Asy-Syaafi’iy (I/462)].

Jadi perlu kita membongkar atau membedah kitab-kitab ‘aqidah yang ditulis oleh para pembesar di kalangan madzhab Syafi’i agar masyarakat tau, agar kaum muslimin tau, ‘aqidah yang sebenarnya yang dipegang teguh oleh para Imam yaitu ‘aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah.

Para pendengar yang dimuliakan oleh Allah robbul alamin, demikianlah faidah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat dan teruslah bersemangat.

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni,

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.