📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-689
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 06 Rajab 1446 H / 06 Januari 2025 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1rQwC0531P2bm3pkTGREin64C7LHbghIO/view?usp=sharingAudio ke-426: Bab 39 Hak Tetangga dan Perintah agar Berbuat Baik kepada Tetangga ~ Pembahasan Hadits Abu Dzar Radhiyallahu 'Anhu
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Ahibbaty fillah.
Kita masih akan mengkaji tentang bagaimana perintah agama dalam bersosial, dalam kehidupan bertetangga. Apalagi di masa yang seperti sekarang ini, apa yang harus dilakukan? Maka tetangga, pedulilah dengan tetanggamu. Jadilah tetangga yang baik, kalau engkau beriman kepada Allah dan hari akhir.
Kita telah menyimak, bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
❲ مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ ❳
"Jibril terus-terusan memberikan wasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai aku mengira tetangga akan mendapatkan warisan."
(HR. At-Tirmidzi)
Kita akan melihat bagaimana perincian berbuat baik kepada tetangga.
وعَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : ❲ يَا أَبَا ذَرٍّ! إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً ؛ فَأَكْثِرْ مَاءَهَا ، وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
○ وَفِيْ رِوَايَةٍ لَهُ : عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، قَالَ : إنَّ خَلِيلِي ﷺ أَوْصَانِي : ❲ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا ؛ فَأكْثِرْ مَاءَهَا ، ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانِكَ ، فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوفٍ ❳ .
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, ia bercerita, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Wahai Abu Dzar, jika kamu memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah tetanggamu'."(HR. Muslim)
Dan di dalam riwayat Muslim lainnya, juga dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, ia bercerita, "Sesungguhnya kekasihku Shallallahu 'alaihi wasallam pernah berpesan kepadaku, 'Jika kamu memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah airnya, kemudian lihatlah keluarga dari tetangga-tetanggamu, maka kirimkanlah sebagiannya kepada mereka dengan cara yang baik'."
Ahibbaty fillah.
Ini wasiat Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau secara gamblang menjelaskan tentang bagaimana kita berbuat baik kepada tetangga. Salah satunya, Beliau berpesan kepada Abu Dzar.
Wahai Abu Dzar!
❲ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا ❳
Kalau engkau memasak masakan yang berkuah,
Biasanya maraq ini ada dagingnya, tapi banyak kuahnya. Kalau di Indonesia, ini yang ada dagingnya banyak kuahnya kayak model rawon, mungkin gulai, mungkin soto; dagingnya sedikit, kuahnya masyaaAllah, satu panci besar.
Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berpesan kepada Abu Dzar, "Engkau kalau masak maraq itu perbanyak kuahnya."
Untuk apa?
❲ وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ ❳
perhatikan tetanggamu.
Ini sekarang kita perlu peduli sama tetangga-tetangga kita yang di-PHK mungkin, yang mereka kerja dari rumah, padahal kerjaannya tidak bisa dikerjakan dari rumah, berarti dia libur kerja. Mungkin dia mulai mengeluarkan dari tabungannya kalau dia punya tabungan. Tapi kalau enggak, engkaulah yang diperintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga.
Di riwayat lain Abu Dzar radhiyallahu 'anhu mengatakan,
❲ إِنَّ خَلِيلِي ❳
"Sesungguhnya kekasihku"
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam andai kata mengangkat seorang manusia menjadi khalil, menjadi kekasihnya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, pasti Abu Bakar. Tapi Nabi tidak mampu melakukan hal itu, karena Allah telah menjadikan Nabi kekasihnya Allah 'Azza wa Jalla.
Sehingga Abu Dzar mengatakan itu "Nabi aku," mengatakan bahwasanya "kekasihku". Jadi bukan Abu Dzar kekasihnya Nabi, tapi Nabi yang kekasihnya Abu Dzar radhiyallahu 'anhu.
Apa pesannya?
Disebutkan, sama,
❲ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فَأكْثِرْ مَاءَهَا ❳
"Perbanyak kuahnya"
❲ ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانِكَ ❳
"Kemudian engkau lihat"
Ini mulai perhatian. Perintah dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam kepada seorang untuk memperhatikan kondisi tetangganya. Siapa sih di antara tetangga-tetangga itu yang enggak mampu? Kita jadi tahu siapa di antara mereka yang mungkin sakit, siapa di antara mereka yang mengalami musibah.
Dulu saling berbagi makanan di antara tetangga ini, masyaaAllah, sangat banyak. Menjadi tradisi yang sudah terwarisi. Dulu, sampai orang kalau punya sumur, kadang kala sumurnya itu dibagi dua. Jadi dia bikin sumur, kemudian tetangganya itu bisa mengambil air dari sumur dia. Itu dahulu, mereka saling berbagi makanan. Kita dari rumah tetangga mencium aroma, MasyaaAllah.. lagi masak ikan asin. MasyaaAllah dapat, berapa menit tahu-tahu ikan asinnya sampai rumah, jadi bukan cuma aromanya.
Namun sekarang dengan kondisi kehidupan yang berubah, orang tinggal di apartemen, tinggal di perumahan yang mewah, kadang kala hubungan sama tetangga itu sudah mulai luntur. Saling berbagi dengan tetangga sudah mulai hilang, bahkan ada tetangga yang enggak tahu kalau tetangganya sudah pindah, rumahnya sudah dijual, bahkan dikatakan tiga kali ganti tetangga dia enggak tahu.
Kenapa? Karena manusia disibukkan mencari dunia. Dia berpikir, ketika dia berbagi dengan tetangganya akan berkurang hartanya.
Subhanallah, Jamaah.
Apa kita enggak percaya, ketika Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam bersumpah bahwa,
❲ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ ❳
Bahwa shadaqah tidak akan mengurangi harta.
Kita enggak percaya dengan hadits Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Jadi mulai saat ini, setelah mendengar hadits ini, langsung praktikkan! Seorang itu akan terus istiqamah, diberi kekokohan di dalam agamanya, ketika dia mau menjalankan nasihat yang disampaikan.
{ ... وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا۟ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا ۞ وَإِذًا لَّءَاتَيْنَٰهُم مِّن لَّدُنَّآ أَجْرًا عَظِيمًا ۞ وَلَهَدَيْنَٰهُمْ صِرَٰطًا مُّسْتَقِيمًا ۞ }
"Pasti (kata Allah), Kami akan kasih petunjuk ke jalan yang lurus."(QS. An-Nisaa: 66-68)
Namun kalau kita mendengar hadits seperti ini tapi enggak langsung dipraktikkan, mungkin nanti malam tepat makan malam, kita amalkan ini hadits ini.
Ini contoh dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memperbanyak kuahnya, kalau yang engkau masak memang makanan yang berkuah. Tapi mungkin kau bikin roti, mungkin engkau bikin donat, apalah yang kau bikin di rumahmu, kirim ke tetangga, perhatikan tetangga-tetangga. Oh.. kayaknya sekarang lagi susah; Oh.. itu anaknya banyak, bapaknya susah. Berbagi dengan mereka!
Tatkala masyarakat muslim menjalankan petuah-petuah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, makmur; yang miskin pun ikut makmur.
Barakallahu fiikum.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment