F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-418: Bab 38 ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah

Audio ke-418: Bab 38 ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
☛ Pertemuan ke-681
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 23 Jumadal Akhirah 1446 H / 25 Desember 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1bBzBNdXR6-tGE3bnmarm9JQIAkG7S9Bu/view?usp=sharing

Audio ke-418: Bab 38 Kewajiban Memerintah Keluarga, Anak-Anak yang sudah Mumayiz dan semua Orang yang Berada dalam Tanggungannya agar Taat kepada Allah Ta'ala serta Melarang Mereka Menyelisihi-Nya, dan Mendidik Mereka sekaligus Mencegah Mereka Melakukan Sesuatu yang Dilarang ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita lanjutkan kajian kita.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : أَخَذَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، تَمْرَةً مِنْ تَمْرِ الصَّدَقَةِ ، فَجَعَلَهَا فِيْ فِيْهِ ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : ❲ كِخْ كِخْ! اِرْمِ بِهَا ، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّا لَا نَأْكُلُ الصَّدَقَةَ؟! ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

* وَفِيْ رَوَايَةِِ : ❲ أَنَّا لَاتَحِلُّ لَنَا الصَّدَقَةُ ❳ .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia bertutur, "Suatu ketika Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhu mengambil sebutir kurma dari kurma-kurma sedekah, lalu tatkala dia hendak memasukkan kurma itu ke dalam mulutnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pun berseru, 'Jangan! Jangan! Buanglah kurma itu! Apakah kamu belum tahu bahwa kita tidak makan sedekah?!"
(Muttafaqun 'alaih)

Dalam suatu riwayat disebutkan, "Sesungguhnya sedekah itu tidak halal bagi kita."

Lihat nih bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada cucunya. Babnya Bab Keluarga nih. Kita jangan kemudian ngurusin orang, keluarga sendiri enggak diurusin.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membawa Hasan -biasa- ke Masjid Nabawi, shalat di sana. Dan rumah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam bertetangga dengan masjid. Suatu hari Hasan ini ambil satu butir kurma. Satu butir kurma! Cuma masalahnya, kurma ini kurma zakat. Bagaimana sahabat ketika mengambil zakat kurma ya, zakat kurma itu 10 atau 5% tergantung pengairannya. Ketika dibawa, ditaruh di masjid. Namanya anak kecil, mungkin Hasan belum baligh pada waktu itu, Hasan ini mengambil itu kurma kemudian dimasukkan ke mulutnya, dia makan.

فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : ❲ كِخْ كِخْ! اِرْمِ بِهَا ❳

Muntahkan! Keluarkan kurma itu! Jangan dimakan!

Kita lihat orang tua melarang, memerintahkan. Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ كِخْ كِخْ ❳

Buang itu!

❲ أَمَا عَلِمْتَ ❳

Ini penting buat para orang tua. Ketika menyuruh anaknya melakukan sesuatu, ketika melarang anaknya untuk berbuat sesuatu, hendaklah orang tua itu menjelaskan kenapa, apa sebabnya. Kenapa kok enggak boleh? Kenapa kok harus dibuang?

Terus terang, ana kadang kala melihat anak ana, pulang dari ngajar, pulang ke rumah, lihat anak-anak pada pegang permen, permen yang pakai.. kita dulu sebutnya cupacup itu, dipegangin gitu. Ana ngomong sama mereka, Buang, buang! Kadang kala orang tua hanya mengatakan, Buang! Pokoknya buang! Jelaskan kepada anak, Buang nak, itu bikin batuk, itu bikin sakit gigi. Sehingga ketika anak dilarang atau diperintah, dia tahu kenapa dia diperintah dan kenapa dia dilarang.

Ini penting untuk kejiwaan dia, sehingga terekam buat dia. Bukan akhirnya dia takut sama bapaknya saja. Kalau ada bapak, suruh buang, buang saja. Tapi ketika dikasih penjelasan sama ayahnya, dia enggak harus takut sama ayahnya. Mungkin hari ini masih takut sama ayahnya; penjelasan kedua; besoknya penjelasan ketiga; sampai terekam di dirinya bahwa ayahnya atau bundanya melarang dia mengkonsumsi permen ini karena menyebabkan batuk atau menyebabkan sakit gigi, jadi paham.

Ini dilakukan oleh Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Kita mencontoh Beliau. Beliau ketika menyuruh Hasan bin Ali bin Abi Thalib memuntahkan itu, membuang itu kurma yang masuk mulutnya, lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ أَمَا عَلِمْتَ حَسَنٌ ❳

Engkau itu apa enggak tahu?

❲ أَنَّا لَا نَأْكُلُ الصَدَقَةْ ❳

Kalau kita enggak makan shadaqah.

Jadi keluarga Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, Ahlulbait itu, enggak boleh kita kasih shadaqah dan enggak boleh menerima shadaqah. Sampai Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ketika melarang mereka menerima shadaqah, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan kepada Abbas,

❲ إِنَّ آلُ مُحَمَّدٍلَا تَحِلُّ لَنَا الصَّدَقَةُ ❳
Enggak! Kita itu keluarga Muhammad, enggak berhak dapat shadaqah, enggak halal!

❲ اِنَّمَا هَيَ أَوْسَاخُ لنَّاسِ ❳

Sampai dikatakan Nabi, Itu tuh, yang kotor-kotor dari orang, masak dimakan sama kita?!

Artinya, zakat ini untuk membersihkan orang, lalu keluarga Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam makan? Maka Nabi dalam rangka untuk membuat keluarganya itu jadi benar-benar termotivasi untuk tidak terima zakat itu. Dan Hasan bin Ali disebutkan itu.

Dalam riwayat lain disebutkan,

❲ لَا تَحِلُّ لَنَا صَدَقَةُ ❳

"Enggak halal shadaqah."

Lalu dapat dari mana, kalau enggak dapat shadaqah? Sedangkan orang-orang dapat pembagian, dapat santunan. Keluarga Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam itu dapat seperlima dari harta rampasan perang, khumus (خُمُسْ), dari harta rampasan perang, bukan seperlima dari hasilnya orang. Karena ada kelompok Syi'ah umpamanya, mengatakan khumus (خُمُسْ), dia mengambil khumus (خُمُسْ) dari pengikutnya, seperlima dari harta pengikutnya, dari hasil mereka. Padahal seperlima yang diberikan kepada keluarga Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam adalah dari harta rampasan perang.

Jadi anak kecil itu ada yang sudah bisa diajak ngomong; bisa dikasih tahu. Ada yang masih merekam saja, dia belum paham. Tapi kita sampaikan, sehingga rekaman dia jalan. Eggak boleh ini karena ini, harus seperti ini disebabkan ini. Ini dalam rangka menjalankan perintah Allah 'Azza wa Jalla.

Kemudian, kita bicara sama anak-anak juga enggak sama dengan bicara orang yang sudah dewasa. Sebagaimana anak kita kalau sudah mulai gede, mulai dewasa, maka kita pun harus dengan cara yang lebih arif menghadapi mereka.

Barakallahu fiikum.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.