📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-653
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 13 Jumadal Ula 1445 H / 15 November 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1ZXis5Ay9zMh3eb5TdvPxgCoSBvYcLCa5/view?usp=sharingAudio ke-390: Bab 34 Berwasiat Berlaku Baik kepada Kaum Wanita ~ Pembahasan Hadits Mu'awiyah bin Haidah Radhiyallahu 'Anhu
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Kita lanjutkan kajian kita.
وَعَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ حَيْدَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ! مَا حَقُّ زَوْجَةِ أَحَدِنَا عَلَيْهِ؟ قَالَ : ❲ أَنْ تُطْعِمَهَا إِِذَا طَعِمْتَ ، وَتَكْسُوْهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ وَلَا تَضْرِبِ الْوَجْهَ ، وَلاَ تُقَبِّحْ ، وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ ❳ . ❊ حَدِيْثٌ حَسَنٌ ؛ رَوَاهُ أََبُوْ دَاوُدَ .
○ وَقَالَ : مَعْنَى ( لَا تُقَبِّحْ ) ؛ أََيْ : لَا تَقُلْ : قَبَّحَكِ اللهُ.
Dari Mu'awiyah bin Haidah radhiyallahu 'anhu, ia bertutur, "Aku pernah bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah hak istri salah seorang di antara kami terhadap suaminya?' Beliau lantas menjawab, 'Hendaklah kamu memberi makan kepadanya jika kamu makan, memberinya pakaian jika kamu memakai pakaian, dan tidak memukul wajahnya, tidak menjelek-jelekkan dirinya, serta tidak menjauhinya kecuali di dalam rumah'."(Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad hasan, dan dia berkata, "Yang dimaksud dengan lafaz laa tuqabbih ( لَا تُقَبِّحْ ) adalah: Janganlah kamu berkata, 'Semoga Allah memburukkan dirimu'.")
Thayyib.
Ini pertanyaan sahabat. Yaa.. mungkin mereka sebelumnya hidup di masa jahiliah yang mereka tidak terlalu peduli dengan hak-hak wanita. Tatkala mereka masuk Islam, mereka mendengarkan ayat-ayat Allah dibacakan; melihat praktik Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam untuk ajaran agama ini, muncul pertanyaan. Dan banyak dalam Al-Qur'anul Karim cerita tentang pertanyaan para sahabat.
{ يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَايُنفِقُوْنَ }
"Mereka bertanya apa yang harus mereka infakkan." (QS. Al-Baqarah: 219)
{ يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَـٰمَىٰ }
"Mereka tanya tentang anak-anak yatim." (QS. Al-Baqarah: 220)
{ يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْمَحِيضِ }
"Mereka bertanya tentang darah haid." (QS. Al-Baqarah: 222)
{ يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْأَهِلَّةِ }
"Mereka bertanya tentang rembulan, kok bisa berubah." (QS. Al-Baqarah: 189)
Mereka bertanya. Dan kita tahu, seorang muslim hendaklah bertanya kalau dia enggak mengerti tentang agama ini. Karena ada manusia-manusia yang selama hidupnya enggak pernah tanya tentang urusan agama. Enggak ada! Dia enggak peduli sama agamanya. Padahal Allah memerintahkan untuk bertanya.
{ فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ }
"Bertanyalah kepada orang yang punya ilmu ketika kalian tidak tahu." (QS. An-Nahl: 43 dan QS. Al-Anbiyaa: 7)
Di hadits ini, Mu'awiyah bin Haidah radhiyallahu 'anhu datang, bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.
يَا رَسُولَ اللهِ! مَا حَقُّ زَوْجَةِ أَحَدِنَا عَلَيْهِ؟
Apakah hak istri salah seorang di antara kami terhadap suaminya?
(Apa kewajiban suami, apa haknya istri yang menjadi kewajiban suami?)
Maka kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam,
❲ أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ ❳
Ini lihat, bagaimana Islam mengatur. Haknya istri: "Hendaklah engkau memberikan makan kepada dia, jika kamu makan." Artinya, istri harus menerima kondisi suaminya.
Ada kondisi ekonomi suami yang sedang sulit, yang mungkin sebelumnya suami suka memberikan hadiah, suka memberikan makanan yang enak; boleh jadi dia beli beras yang bagus, tapi suatu saat dia beli beras yang mungkin kurang kualitasnya. Maka istri harus menerima, karena haknya istri adalah mendapatkan makanan dari suami, kalau suaminya makan.
❲ وَأََنْ تَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ ❳
Suami beli baju, kasih baju. Istri perlu dikasih pakaian (sandang, pangan, papan).
❲ وَلَا تَضْرِبِ الْوَجْهَ ❳
"Jangan pukul wajahnya."
Yang pertama, kita dilarang memukul wanita secara umum. Kalau wanita melakukan kesalahan dan dalam menghukumnya perlu melakukan pukulan (kalau diperlukan!), maka Nabi mengatakan, 'Alaihis-shalatu wassalam, "Jangan memukul wajah!"
Di sini Jamaah, kenapa sebagian ulama mengharamkan tinju, umpamanya, kick boxing? Karena memukul wajah. Wajah ini tempat panca indera. Berapa banyak orang yang akhirnya jadi.. yaah pandangan matanya hilang, atau juga akalnya hilang, ketika suka dipukuli kepalanya?!
Maka Nabi mengatakan,
❲ وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ ❳
❲ وَلا تُقَبِّحْ ❳
"Jangan suka menjelek-jelekkan istri."
Ada istrinya memang, istrinya sudah jelek, dijelek-jelekin lagi. Kalau dia jelek, kenapa engkau meminang dia? Kenapa engkau menikahi dia?
Dan ini untuk para suami, yang kadang kala dengan berjalannya waktu mungkin dia bosan sama istrinya, mungkin dia berpikir untuk menambah istri atau mengganti istrinya, maka ketahuilah! Engkau tetap harus berlaku adil! Jangan menjelek-jelekkan istri!
Di antara makna walaa tuqabbih ( وَلَا تُقَبِّحْ ): Jangan mengatakan "qabbahakillah" ( قَبَّحَكِ اللهُ ), Semoga Allah menjelekkan engkau.
Ini sebuah ucapan yang buruk. Allah 'Azza wa Jalla enggak suka dengan ucapan-ucapan yang buruk, Jamaah.
Bahkan demi langgengnya rumah tangga, seharusnya suami ketika berbicara itu memilih kata-kata yang indah. Allah mengatakan,
{ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًۭا }
"Katakan yang baik buat manusia." (QS. Al-Baqarah: 83)
Kenapa?
{ إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ }
"Setan itu berusaha untuk merusak hubungan di antara mereka." (QS. Al-Isra': 53)
Dan yang paling mudah menyulut api peperangan, perceraian, adalah lisan. Maka kalau harus menegur istri, tidak perlu menggunakan kata-kata yang menyakitkan, memanggilnya dengan panggilan-panggilan yang buruk.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memanggil istrinya dengan, "Ya Muwafaqqah", "Ya A'ish" (wahai yang mendapat petunjuk, wahai A'ish). Ada riwayat, "Ya Humairaa", panggilan-panggilan yang indah.
❲ الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ ❳
"Kalimat yang baik itu shadaqah."
Siapa yang paling berhak mendapatkan shadaqah? Ya keluarga kita, kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu kenapa engkau malah menjelek-jelekkan dia?
Maka dikatakan,
❲ وَلَا تُقَبِّحْ ❳
"Jangan jelek-jelekin pasangan hidupmu."
❲ وَلَا تَهْجُرْ إِلاَّ فِي الْبَيْتِ ❳
"Jangan meng-hajr dia."
Meng-hajr ini bukan menghajar, memukul dia, Jamaah. Memboikot dia, tidak menggauli dia, kecuali di rumah. Karena ada suami ketika bermasalah sama istrinya, dia keluar rumah, dia tinggal di hotel, dia pulang ke rumah orang tuanya, enggak didekati istrinya. Engkau tetap di dalam rumah tersebut!
Itu sudah dibicarakan dari awal, perempuan itu kayak gitu, dia bengkok; engkau memperbaiki, perbaiki, dalam rumah tapi! Kalau mungkin kondisinya tidak memungkinkan, ya ada pilihan lain.
Makanya ketika Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam masuk ke rumahnya Fatimah di waktu biasanya Ali ada di rumah (waktu tidur siang), tapi ketika itu Ali enggak ada, maka Nabi bertanya,
❲ أَيْنَ ابْنُ عَمِّكِ؟ ❳
"Mana anak pamanku?"
Kata Fatimah,
غَاضَبَنِيْ آنِفًا فَلَمْ يَقِلْ عِنْدِي
Tadi marah dia, enggak tidur siang di rumah sekarang dia, entah ke mana dia.
Apa dibiarkan oleh Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam? Dicari sama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, dicari! Tanya-tanya, ternyata Ali ada di masjid, tidur di masjid. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membangunkan Ali, mengatakan,
❲ قُمْ أَبَا تُرَابٍ قُمْ أَبَا تُرَابٍ ❳
Sambil ada debu di pundaknya Ali, punggungnya dibersihkan, "Bangun, wahai bapaknya tanah."
Maka Nabi memberikan arahan ketika harus memboikot istrinya, maka enggak perlu engkau keluar rumah; cukup di dalam rumah, sambil dikasih nasihat istrinya. Karena ada perempuan kalau ditinggal, malah jadi enggak benar dia.
Na'am.
Barakallahu fiik.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment