🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 KAMIS | 5 Jumadal Ula 1446 H | 7 November 2024 M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-109
https://drive.google.com/file/d/1MvEdZWrMpipGVfyq8p4aHpRYsx48oOzj/view?usp=sharingBab Shalat Ied (Bag. 5)
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.
Kali ini kita akan membahas tentang shalat Ied. Abu Syuja’ al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā mengatakan,
وَيُكَبِّرُ مِنْ غُرُوبِ الشَّمْسِ مِنْ لَيْلَةِ العِيدِ إِلَى أَنْ يَدْخُلَ الإِمَامُ فِي الصَّلَاةِ
Disunnahkan untuk bertakbir dari tenggelamnya matahari pada malam Ied (yaitu pada malam Iedul Fithri) sampai imam mulai shalat.
Jadi disunnahkan untuk memperbanyak takbir di malam Iedul Fithri, dimulai dari terbenamnya matahari pada malam Iedul Fithri sampai imam masuk dalam shalat. Selama itu kita disunnahkan untuk memperbanyak takbir.
Dan dasarnya adalah firman Allāh subhānahu wa ta’ālā dalam surat Al-Baqarah ayat 185
وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan agar kalian menyempurnakan bilangan dan agar kalian bertakbir mengagungkan Allāh subhānahu wa ta’ālā atas hidayahnya kepada kalian dan agar kalian bersyukur.
Para ulama menjelaskan bahwasanya ayat ini menunjukan sunnahnya perbanyak takbir pada malam Iedul Fithri. Dan ini juga dikuatkan oleh sebuah hadits shahih bahwasanya Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam ketika beliau keluar ke lapangan beliau bertakbir sampai beliau masuk dalam shalat beliau.
Jadi awalnya adalah tenggelamnya matahari pada malam Iedul Fithri dan akhirnya adalah saat khatib sudah memulai shalat atau imam sudah memulai shalat.
Dan shalat Iedul Adha juga seperti itu, disunnahkan untuk memperbanyak takbir ketika malam, ketika malam Iedul Adha yaitu saat matahari tenggelam sampai imam masuk dalam shalatnya sama seperti itu. Dan dalam Iedul Adha ada tambahan sunnah takbir yang lain.
Beliau mengatakan,
وَفِي الأَضْحَى خَلْفَ الصَّلَوَاتِ المَفْرُوضَاتِ مِنْ صُبِحِ يَوْمِ عَرَفَةَ إِلَى العَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ
Dan dalam Iedul Adha ada tambahan sunnah yang lain yaitu bertakbir setelah shalat fardhu dari sejak subuh hari Arafah sampai shalat Ashar pada hari terakhir hari tasyrīq (تَّشْرِيقِ), yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.
Jadi disunnahkan untuk bertakbir setelah shalat yang disebut oleh para ulama at-takbir muqayyad (مقيد), takbir yang khusus, takbir yang terikat dengan waktu shalat, yaitu dilakukan setelah shalat fardhu dari sejak Subuh hari Arafah sampai shalat Ashar pada akhir hari tasyrīq (تَّشْرِيقِ).
Dan dasarnya adalah hadits Ali bin Abi Thalib dan ‘Ammar bin Yasir radhiyallāhu ‘anhuma,
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يَجْهَرُ فِي الْمَكْتُوبَاتِ بِ(بسم الله الرحمن الرحيم)
Bahwasannya Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengeraskan bacaan bismillāhirrahmānirrahīm dalam shalat-shalat fardhu.
Beliau kadang-kadang mengeraskan bacaan bismillāh beliau dan kadang-kadang memelankannya.
وكان يَقْنُتُ في صَلَاةِ الْفَجْرِ
Dan beliau dahulu juga melaksanakan qunut dalam shalat Subuh
وكان يُكَبِّرُ من يَومِ عَرَفَةِ صَلَاةَ الغَدَاةِ
Dan beliau dahulu bertakbir pada hari Arafah sejak waktu shalat subuh
ويُقْطَعُها صَلَاةَ العَصْرِ أخِرَ أَيّامِ التَّشْرِيقِ
Dan beliau memutus takbir ini pada shalat Ashar hari terakhir pada hari tasyriq.
Ini hadits riwayat al-Hakim dan beliau mengatakan,
هذا حديث صحيح إسناد
Ini adalah hadits yang isnadnya shahih.
Jadi bersama shalat Iedul Fithri, bersama hari raya Iedul Fithri bersama hari raya Iedul Adha kita disunnahkan untuk bersenang-senang, menunjukan kegembiraan kita, memberi kelonggaran kepada keluarga kita, memberikan kepada mereka makanan yang lezat. Karena begitulah hari raya dalam Islam.
Namun dua hari raya ini juga tidak lepas dari berbagai ibadah kepada Allāh subhānahu wa ta’ālā, karenanya Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang hari-hari tasyriq.
أيَّامُ أَكْلٍ وشُربٍ وذِكْرٍ للَّهِ
Itu adalah hari-hari makan dan minum dan berdzikir memuji Allāh subhānahu wa ta’ālā.
Catatan bagi kaum pria disunnahkan untuk mengeraskan takbir mereka sementara para wanita tidak disunnahkan untuk mengeraskan takbir mereka dan cukup mereka mengucapkan takbir dengan suara yang pelan.
Ini menunjukan bahwasanya dalam merayakan hari raya Iedul Fithri maupun hari raya Iedul Adha kita disyariatkan untuk menunjukan kegembiraan namun juga tetap banyak beribadah kepada Allāh subhānahu wa ta’ālā karena itu adalah tujuan utama dari hidup kita di atas muka bumi ini.
Barangkali ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga bermanfaat, wallāhu ta’ālā a’lam
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment