🗓 JUM’AT |29 Rabi’ul Akhir 1446 H | 1 November 2024 M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-105
https://drive.google.com/file/d/1EdeINDdPcKfK_S8RWsMzcRJaPpXEmoS8/view?usp=sharingBab Shalat Ied (Bag. 1)
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.
Masih bersama kajian fiqih ibadah dengan kitab panduan Matnul Ghāyah wat Taqrīb (متن الغاية والتقريب) karya Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā.
Pada pertemuan sebelumnya telah kita bahas bersama tentang hukum shalat Jum’at, kemudian juga tentang syarat kewajibannya (syarat wajibnya), syarat penyelenggaraannya, juga amalan-amalannya, baik yang berupa rukun-rukun maupun sunnah-sunnah.
Pasal tentang shalat dua Ied itu hukumnya adalah sunnah mu’akaddah
Kali ini kita akan membahas tentang shalat Ied. Imam Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu mengatakan:
فَصْلٌ: وَصَلَاةُ العِيدَيْنِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ
Pasal tentang shalat Ied dan shalat dua Ied itu hukumnya adalah sunnah mu’akaddah (sunnah yang ditegaskan)
Dalam pasal ini Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā akan membahas tentang shalat Iedain (صلاة العيدين) yaitu shalat Iedul Fithri dan Iedul Adha. Ini adalah dua hari raya umat Islam dan keduanya disebut sebagai Iedain (عيدين) berasal dari kata Ied (عِيْدٌ) yang asal katanya adalah ‘adā (عَادَ) yang artinya adalah kembali.
Dan dua hari raya ini disebut sebagai dua Ied karena keduanya kembali setiap tahun dengan kegembiraan yang baru, dan inilah dua hari raya umat Islam yang disyari’atkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diisyaratkan oleh hadits Anas bin Malik radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang shahih.
Beliau mengatakan,
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ولِأَهْلِ اَلْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا
Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah dan penduduk Madinah saat itu memiliki dua hari di mana mereka bermain-main di dalamnya. Dua hari ini adalah yaumun nairuz wa yaumul mahrajān (يوم النيروز و يوم المهرجان), hari Nairuz dan hari Mahrajan.
Maka Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada para penduduk Madinah.
قدمتُ عليكم ولَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى
Saya telah datang kepada kalian dan kalian memiliki dua hari di mana kalian bermain-main di dalamnya. Dan Allāh subhānahu wa ta’ālā telah menggantikan keduanya dengan dua hari yang lebih baik, yaitu hari raya Iedul Fithri dan hari raya Iedul Adha.
Hadits ini menunjukkan bahwasanya inilah hari raya umat Islam (hanya dua ini saja) yang dicontohkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Dan ironisnya ketika umat Islam semakin jauh dari ajaran agama mereka, mereka memiliki banyak sekali hari raya dan peringatan sebagaimana para ahlul kitab dan pemeluk agama yang lain.
Adapun yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan disyari’atkan hanyalah dua hari raya ini (hanya dua peringatan ini) saja.
Dan di awal pasal ini beliau menjelaskan bahwasanya hukum shalat Ied, hukum shalat ‘idain (العيدين) yaitu shalat Iedul Fithri dan Iedul Adha adalah sunnah mu’akaddah sunnah yang ditegaskan.
Dasarnya adalah firman Allāh subhānahu wa ta’ālā dalam surat Al-Kautsar,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Maka shalatlah untuk tuhanmu dan menyembelihlah! [QS Al-Kautsar: 2].
Yang dimaksud dengan shalat di sini adalah shalat Iedul Adha, ini diperintahkan oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā dan sebagian ulama membawa perintah di sini kepada makna sunnah.
Juga didasari oleh hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim beliau mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ وَالأضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
Dahulu Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam keluar pada hari Iedul Fithri dan hari Iedul Adha ilal mushalla (إلى المصلى) ke mushala.
Mushalla adalah tanah lapang di luar kota Madinah yang biasa dipakai oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk mengerjakan shalat Ied.
فأول شيء يبدأ به الصلاة
Dan hal pertama yang beliau lakukan adalah mengerjakan shalat.
Ini mengisyaratkan bahwasanya tidak ada shalat sunnah qabliyah di sini, juga tidak ada shalat sunnah ba'diyah, yang ada hanya shalat Ied saja dengan itulah Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam memulai kegiatan beliau di mushala atau di tanah lapang.
ثم ينصرف
Kemudian beliau selesai shalat.
فيكون مقابل الناس والناس جلوس على صفوفهم فيعظهم ويوصيهم، ويأمرهم، وإن كان يريد أن يقطع بعثا قطعه أو يأمر بشيء أمر به ثم ينصرف
Setelah Beliau shalat, beliau menghadap kepada jama'ah yang hadir dan orang-orang duduk pada shaf-shaf mereka, maka Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam menasihati mereka, memberikan wasiat dan memerintahkan mereka.
Dan kalau beliau ingin menghimpun dan menyusun pasukan untuk perang maka beliau susun di situ. Dan kalau beliau ingin memerintahkan sesuatu beliau juga memerintahkannya di situ, kemudian beliau meninggalkan tanah lapang.
Hal ini menunjukkan bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam biasa mengerjakan shalat Iedul Fithri dan Iedul Adha. Biasanya Beliau keluar ke tanah lapang.
Barangkali ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga bermanfaat.
Wallāhu ta’ālā a’lam.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment