🗓 RABU | 27 Rabi’ul Akhir 1446 H | 30 Oktober 2024 M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-103
https://drive.google.com/file/d/14oqBS3i4uJXcBO9e6yC63qdC0ytKiMi6/view?usp=sharingBab Shalat Jum’at (Bag. 3)
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.
Kita lanjutkan kajian kita dari kitab Matnul Ghāyah wat Taqrīb (متن الغاية والتقريب) karya Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā.
Adapun kali ini kita akan membahas bersama tentang hukum shalat Jum’at. Beliau mengatakan,
وَفَرَائِضُهَا ثَلاَثَةٌ
Sedangkan kewajiban atau rukun shalat Jum’at ada tiga,
خُطْبَتَانِ يَقُومُ فِيهِمَا وَيَجْلِسُ بَيْنَهُمَا
1. Harus ada dua khutbah
Rukun yang pertama adalah harus ada dua khutbah di mana khatibnya berdiri dalam dua khutbah itu dan duduk di antara dua khutbah yang dilakukan secara berdiri itu.
Ini adalah rukun yang pertama dan dasarnya adalah hadits Ibnu Umar radhiyallāhu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Beliau mengatakan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَقْعُدُ ثُمَّ يَقُومُ كَمَا تَفْعَلُونَ اْلآنَ
Dahulu Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dengan cara berdiri. Kemudian Beliau duduk, kemudian Beliau beliau berdiri lagi. Sebagaimana kalian melakukannya saat ini.
Ini sifat yang kita lihat dari para khatib saat ini saat menyampaikan khutbah. Inilah yang dilihat oleh Ibnu Umar dari para sahabat dan sebelumnya beliau lihat dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Maka di antara kewajiban shalat Jum’at adalah didahului dengan khutbah Jum’at. Di mana khutbah ini adalah dua khutbah dengan diselingi duduk di antara dua khutbah ini.
وَأَنْ تُصَلِّىَ رَكْعَتَيْنِ
2. Dilakukan sebanyak 2 raka’at
Rukun yang kedua adalah shalat Jum’at ini dilakukan sebanyak 2 raka’at yang ketiga diselenggarakan secara berjama’ah. Jadi dua raka’at jumlahnya, jumlah raka’at nya 2 dan juga harus dilakukan secara berjama’ah.
3. Diselenggarakan secara berjama’ah
Dasarnya adalah ijma’ para ulama. Para ulama semuanya sepakat bahwa shalat Jum’at itu 2 raka’at. Tidak ada pendapat yang menyelisihi dan juga di antara dasarnya adalah hadits Umar radhiyallāhu ‘anhu bahwasanya beliau mengatakan,
صَلاَةُ الْجُمْعَةِ رَكْعَتَانِ عَلَى لِسَانِ مُحَمّدٍ صلى الله عليه وسلم
Shalat Jum’at itu 2 raka’at dengan penjelasan dari lisan Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Ini hadits riwayat An-Nasai.
Adapun kewajiban untuk mengerjakannya secara berjama’ah dasarnya adalah bahwasanya begitulah prakteknya pada zaman Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam, juga pada zaman Khulafaur Rasyidin dimana tidak ada praktek shalat Jum’at sendiri-sendiri, mereka selalu mengerjakan secara berjamaah.
Dan ini juga diisyaratkan oleh sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam Hadits Thariq bin Syihab yang telah kita sebutkan tadi,
الْجُمْعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ
(HR Abu Dawud)
Shalat Jum’at itu hak yang wajib atas setiap muslim dalam suatu jama’ah.
Artinya, diselenggarakan secara berjama’ah.
Barangkali ini yang bisa kami sampaikan dan kita bisa pelajari bersama pada pertemuan kali ini, semoga bermanfaat. Wallāhu ta’ālā a’lam.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلموآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment