F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-326: Bab 27 ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah

Audio ke-326: Bab 27 ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-589
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 23 Muharram 1446 H / 29 Juli 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1M0MpXWKGxBtjv4CqwJn9XIUX2fGqdkTJ/view?usp=sharing

💽 Audio ke-326: Bab 27 Mengagungkan Kehormatan Kaum Muslimin dan Penjelasan tentang Hak-Hak Mereka serta Kasih Sayang terhadap Mereka ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Na'am, kita lanjutkan.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ : ❲ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِنَّاسِ فَلْيُخَفِّفَ ؛ فَإِنَّ فِيهِمُ الضَّعِيفَ ، والسَّقِيمَ ، وَالْكَبِيرَ ، وَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِنَفْسِهِ ؛ فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
-- وَفِي رِوَايَةٍ : ❲ وَذَا الْحَاجَةِ ❳.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Jika seseorang di antara kalian menjadi imam shalat bagi orang lain, maka hendaklah dia meringankan bacaan shalatnya, karena di antara mereka terdapat orang yang lemah, orang yang sedang sakit dan orang yang tua. Dan jika salah seorang di antara kalian shalat sendirian, maka silakan dia memperpanjang sekehendak hatinya." (Muttafaqun 'alaih)
Disebut pula pada riwayat yang lain, "Serta orang yang memiliki keperluan."
Masih berbincang tentang kasih sayang. Di antara bentuk kasih sayang kepada umat Islam adalah tatkala engkau menjadi imam. Shalat jadi imam, hendaklah engkau meringankan bacaan shalatnya, baik bacaan Qur'annya, baik sujudnya, baik rukuknya. Tapi ingat, meringankan tanpa mengurangi kekhusyukan. Karena ada orang yang meringankan sampai enggak tumakninah, dia terburu-buru shalatnya. Ini bukan terburu-buru shalatnya, tapi tidak memberatkan.

Sebagian orang ketika rukuk membaca

[ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ ]

Kadang kala sekali, kemudian dia berdiri. Ini merepotkan. Karena ada orang tua yang ketika rukuk, dia harus perlahan-lahan karena punggung dia sakit. Ingat! Intinya memberikan keringanan, kemudahan buat orang-orang. Dengan cepatnya dia, ternyata membuat orang enggak nyaman. Maka engkau tidak sayang dengan umat Islam. Mereka ingin khusyuk shalatnya, mereka ingin mendapatkan kenyamanan dalam ibadahnya.

Bahkan shalat, kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,

❲ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِـيْ فِـي الصَّلَاةِ ❳

"Jadikan penyejuk pandanganku dalam shalat tersebut."
Jadi bukan kita ingin selesai shalat cepat-cepat, enggak. Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, "Hendaklah meringankan bacaan shalat."

❲ فَإِنَّ فِيهِمُ الضَّعِيفَ ❳

"Di situ ada orang yang lemah."

Ada orang yang lemah, terus terang, ketika dia bangkit dari rukuk, kadang kala perlahan-lahan, tahu-tahu imamnya sudah sujud.
Kita bicara bacaan shalatnya, kita akan lihat bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ketika shalat Isya, Beliau memerintahkan kepada Mu'adz bin Jabal radhiyallahu Ta'ala 'anhu untuk membaca

{ سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى }

(QS. Al-A'laa: 1)

{ هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ٱلْغَٰشِيَةِ }

(QS. Al-Ghaashiyah: 1)

{ وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلْبُرُوجِ }

(QS. Al-Buruuj: 1)

Bacaan-bacaan di surat Juzz 'Amma.
❲ فَلْيُخَفِّفَ ❳

Lihat! Meringankannya itu bukan baca


{ إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللهِ وَٱلْفَتْحُ }

(QS. An-Nasr: 1)

Ini ketika shalat Isya.

Yang ringan itu adalah
{ سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى }

(QS. Al-A'laa: 1)

Ini untuk shalat Isya.

Adapun untuk shalat Maghrib, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam biasa membaca Qishar Mufassal, dari wad-dhuhaa ( وَٱلضُّحَىٰ ) sampai ke qul huwallahu ahad ( قُلْ هُوَ ٱللهُ أَحَدٌ ).

Adapun di shalat Subuh, kita lihat Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam hanya menyampaikan agar meringankan shalat. Ketika jadi imam, Beliau mempraktekkan itu. Shalat Subuh biasanya Beliau membaca dari Thiwal Mufhassal, dari surat Al-Hujurat atau surat Qaaf sampai ke 'amma yatasaaa aluun ( عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ ).

Ini penjelasan dari keringanan, bukan terburu-buru dalam shalatnya, enggak. Agar kita memperhatikan, makmum kita itu ada yang lemah, ada yang sakit yang enggak tahan berdiri lama. Karena kisahnya Mu'adz bin Jabal membaca surat Al-Baqarah, dua juzz setengah kira-kira surat Al-Baqarah.

Kalau bicara membaca

{ سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى }
(QS. Al-A'laa: 1)

Enggak sampai satu halaman.

❲ وَالْكَبِيرُ ❳
"Dan ada orang yang sudah tua."

Kita lihat di masjid. Kalau antum jadi imam, antum bisa memperhatikan; sehingga sebelum shalat, antum rapikan shaf mereka, antum pandangi mereka, luruskan shafnya. Oh kelihatan ada yang tua, kelihatan ada orang baru, kelihatan ada pekerja yang sedang shalat. Maka hendaklah meringankan. Ini sebagai bentuk mengasihi umat Islam. Bahkan dalam kondisi kita beribadah, kita peduli dengan mereka.

Sekali lagi, bicara keringanan bukan terburu-buru, tapi sesuatu yang tidak memberatkan. Sehingga tadi, ketika antum sujud; antum sujud, imamnya sujud, Allahu Akbar, sujud. Ini makmum, baru sujud ketika imamnya sujud. Ketika mereka sampai ke tempat sujud, tahu-tahu imamnya, Allahu Akbar. Ok, dia sendiri sudah selesai. Tapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan, kalau imam itu memperhatikan yang di belakangnya, bukan semau dia sendiri.

Engkau perhatikan belakangmu! Ini ada orang tua yang sedang menuju ke tempat sujud, tahu-tahu engkau sudah berdiri. Ini berarti engkau tidak meringankan shalatmu, memberatkan! Walaupun secara pandangan, Kan dia cepat, Ustadz. Cepat itu, bicara cepat, bukan ringan bukan berat, tapi terburu-buru dia. Ini orang mau sujud. Ketika bangkit dari sujud, umpamanya ketika imamnya shalat dzuhur yang tidak ada bacaan keras, berdiri, imamnya Allahu Akbar berdiri. Ini orang tua baru berdiri, kemudian naik sedikit, kadang kala dia perlu bantuan untuk berdiri, tahu-tahu si imam sudah rukuk lagi.

Maka hendaklah memperhatikan. Ada orang yang sakit, yang lemah, yang tua, dan ada orang yang punya keperluan.

❲ وَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِنَفْسِهِ ، فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ ❳

Kalau engkau shalat sendirian, tafadhal, mau baca Al-Baqarah, mau rukuknya setengah jam, mau sujudnya baca

[ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ ] (2x)

Terus dia mau bangkit dia, karena dia enggak ada yang ikut dia.

Tapi ketika engkau menjadi imam, ini khusus untuk shalat fardhu, Jamaah. Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ketika shalat sunah (sejatinya shalat sunah, orang itu boleh ikut, boleh tidak), Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah membaca Al-Baqarah, membaca An-Nisaa, Ali Imran dalam satu rakaat.

Jadi khusus yang jadi imam, hendaklah memperhatikan makmum yang di belakangnya, karena ada yang sakit tadi. Kalau shalat sunah, yang sakit bisa shalat duduk, yang enggak sakit pun boleh shalat duduk. Pahalanya setengah, seperti itu.

Maka hendaklah para imam mengetahui kalau dia sedang membawa rombongan. Seperti kalau, ya kita jalan-jalan. Kita jalan-jalan, ada yang jalannya cepat, tahu-tahu rombongannya ketinggalan di belakang. Mungkin ada anak-anak kecil yang enggak bisa mengikuti gerakan pemandunya, maka dikatakan Tunggu.. tunggu sebentar, tunggu sebentar, ada yang di belakang. Tuh rombongan dalam perjalanan untuk urusan sesuatu, kita melihat ternyata mereka itu tidak sama kekuatannya. Sehingga pemandu (imam dalam shalat ini) hendaklah memperhatikan.

Jadi kalau engkau shalat jadi imam shalat sunah, na'am, mungkin kalau kita lihat ada shalat sunah membaca umpamanya satu rakaat 2 halaman, 3 halaman umpamanya, na'am, itu shalat sunah. Engkau pun boleh ikut boleh tidak untuk yang seperti itu.

Jadi untuk yang shalat fardhu, hendaklah memperhatikan makmumnya; dan shalat sunah pun memperhatikan makmunnya. Tapi ada sedikit perbedaan, karena yang itu wajib dan yang ini sunah.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.