🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT | 21 Dzulhijjah 1445 H | 28 Juni 2024 M
🎙 Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-75
https://drive.google.com/file/d/10tVZhOgQv-wLA9Z2iIunLVtJ3HrgiAZ6/view?usp=sharing📖 Bab Sunnah-Sunnah Shalat (Bag. 4) - Sunnah sunnah haiāt
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.
Kita lanjutkan kajian kita dari kitab Matnul Ghāyah wat Taqrīb (متن الغاية والتقريب) karya Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā.
Kali ini kita akan membahas tentang sunnah-sunnah shalat. Beliau mengatakan,
وَهَيْئَاتُهَا خَمْسَةُ عَشَرَ خَصْلَةً
Sedangkan sunnah haiāt (هَيْئَاتُ) ada 15 perkara.
3. At-tawajjuh (التَّوَجُّهُ, membaca doa istiftah)
Sunnah yang ketiga adalah at-tawajjuh (التَّوَجُّهُ). Apa artinya at-tawajjuh (التَّوَجُّهُ)? At-tawajjuh (التَّوَجُّهُ) artinya adalah mengucapkan istiftah berupa redaksi yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam yaitu,
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ
Sampai akhirnya...
Ini adalah termasuk sunnah shalat, dan ini termasuk sunnah shalat yang ketiga.
Dalilnya adalah hadits ‘Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan oleh Muslim. Dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam,
أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ ، قَالَ : وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي ، وَمَحْيَايَ ، وَمَمَاتِي ، لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallāhu ‘anhu dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bahwasanya jika Beliau bangun untuk shalat maka beliau mengucapkan,
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ
Sampai akhir...
Yakni setelah takbiratul ihram beliau mengucapkan ini. Dan ini adalah doa istiftah, persisnya salah satu doa istiftah yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Dan ada juga doa istiftah yang lain, misalnya,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
Ini adalah doa istiftah yang paling pendek.
Juga yang masyhur di sebagian kalangan di Indonesia,
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
Sampai akhir...
Ini juga adalah doa istiftah yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Dan perbedaan praktek umat Islam dalam hal ini termasuk perbedaan yang sifatnya ikhtilāfut tanawwu’ _ (إِخْتِلَافُ التَّنَوُّعِ), perbedaan pendapat yang sifatnya variatif, tidak kontradiktif. Dan apapun yang kita ambil dan praktekkan dari riwayat yang shahih dari Rasūlullāh _shallallāhu ‘alaihi wa sallam maka itu bagus-bagus saja.
Jadi at-tawajjuh (التَّوَجُّهُ) adalah salah satunya. Dan kita bisa kadang-kadang membaca yang lain yang dicontohkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
4. Membaca ta'awwudz (وَالاسْتِعَاذَةُ)
Setelah kita mengucapkan istiftah, selanjutnya kita membaca ta'awwudz. Yaitu,
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Sebelum akhirnya kita membaca surat Al-Fatihah.
Jadi, ta'awwudz ini dibaca sebelum kita membaca Al-Qur'an. Sebagaimana firman Allāh subhānahu wa ta’ālā,
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Maka jika engkau membaca Al-Qur'an, maka berlindunglah kepada Allāh dari syaitan yang terkutuk.[QS An-Nahl: 98]
Firman ini menjelaskan kepada kita dan memerintahkan kepada kita untuk berlindung kepada Allāh setiap kita ingin membaca Al-Qur'an, termasuk dalam shalat.
Maka para ulama berdalil dengan ayat ini untuk sunnahnya membaca ta'awwudz sebelum kita membaca Al-Fatihah dalam shalat kita. Dan mereka menjelaskan cukup di rakaat pertama saja. Karena membaca Al-Qur'an dari awal sampai akhir itu sebenarnya satu paket. Dengan kita membaca di raka’at pertama itu sudah cukup.
Dan sebenarnya redaksi ayat ini adalah berupa perintah.
فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ
Maka mintalah perlindungan kepada Allāh atau berta'awwudzlah kepada Allāh dari syaitan yang terkutuk. Dan perintah itu dalam agama Islam, dalam bahasa Arab menunjukkan kewajiban.
Namun yang membuat para ulama berpendapat bahwasanya ta'awwudz tidak wajib adalah bahwasanya hal ini tidak diperintahkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat yang salah-salah dalam shalatnya.
Seperti yang sudah kita bahas pada pertemuan sebelumnya. Hadits ash shahābil ladzi lam yuhsin shalātahu (الصحاب الذي لم يحسن صلاته) atau disebut sebagai almusī’u shalātahu (المسيء صلاته), sahabat yang tidak bisa shalat dengan baik sampai diulang tiga kali ternyata salah terus. Di sana Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan beliau untuk membaca ta'awwudz. Artinya apa? Artinya ini bukan sebuah rukun. Ini bukan sebuah kewajiban, tapi sifatnya sunnah saja.
Karena waktu yang terbatas kita cukupkan bahasan sunnah shalat pada sunnah yang ke-4. Dengan demikian kita sudah mempelajari 2 sunnah. Sebelum masuk shalat yaitu adzan dan iqomat. Kemudian 2 sunnah ab’ādh (سنة الابعاض) dalam shalat yaitu tasyahud awal dan qunut subuh dan witir di pertengahan kedua bulan Ramadhan.
Kemudian kita sudah membahas juga 4 sunnah haiāt (سنة هَيْئَاتُ) dari 15 sunnah yaitu mengangkat tangan saat takbiratul ihram, ruku' dan bangun dari ruku'. Kemudian meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri saat berdiri, kemudian membaca istiftah dan juga ta'awwudz sebelum membaca surat Al-Fatihah dalam shalat kita.
Barangkali ini yang bisa kita pelajari bersama pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat.
Wallāhu ta’ālā a’lam.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment