F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-72 Bab Sunnah Shalat Bag. 1

Audio ke-72 Bab Sunnah Shalat Bag. 1
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA | 18 Dzulhijjah 1445 H | 25 Juni 2024 M
🎙 Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-72
https://drive.google.com/file/d/10sKfDwMhkS4XwUdKAt7HT-cBAfsI3RMK/view?usp=sharing

📖 Bab Sunnah-Sunnah Shalat (Bag. 1)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.

Kita lanjutkan kajian kita dari kitab Matnul Ghāyah wat Taqrīb (متن الغاية والتقريب) karya Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā.

Sunnah-sunnah sebelum masuk shalat

Kali ini kita akan membahas tentang sunnah-sunnah shalat, Imam Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu mengatakan,

وَسُنَنُهَا قَبْلَ الدُّخُولِ فِيهَا شَيْئَانِ

Dan sunnah-sunnah shalat yang dianjurkan dilakukan sebelum shalat itu ada dua,

الأَذاَنُ وَالإقَامَةُ

1. Adzan

Dan dalilnya adalah hadits Malik bin Al-Huwairits radhiyallāhu ‘anhu bahwasanya Rasūlullāh _shallallāhu ‘alaihi wa sallam_bersabda,
إِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ
"Kalau sudah masuk waktu shalat maka hendaklah seorang di antara kalian mengumandangkan adzan kemudian yang paling tua di antara kalian menjadi imamnya."(Muttafaqun ‘alaih).
Ini adalah perintah dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Di sini beliau memerintahkan kepada Malik bin Al-Huwairits dan kaum beliau bahwasanya ketika masuk waktu shalat hendaknya adzan dikumandangkan oleh salah seorang di antara mereka. Maka ini adalah sunnah yang dianjurkan oleh beliau untuk dilakukan sebelum shalat.

2. Iqomah

Sedangkan yang kedua adalah iqamah dan dalilnya adalah hadits riwayat Abu Dawud, dari hadits Malik bin Al-Huwairits adalah riwayat Al-Bukhari dan Muslim, sedangkan dalil untuk sunnahnya iqamah adalah hadits riwayat Abu Dawud dari Abdullāh bin Zaid radhiyallāhu ‘anhu bahwasanya Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

وَتَقُولُ إِذَا أَقَمْتَ الصَّلَاةَ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
“Dan engkau wahai Abdullāh bin Zaid (engkau katakan) saat engkau mengumandangkan iqāmatush shalāh (إقَامَةُ الصَّلَاةَ), اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
Dengan redaksi yang sudah kita kenal dan masyhur di masyarakat kita. Bedanya kalau adzan itu dibaca dua kali dua kali, kalau iqamah dibaca sekali sekali saja. Ini adalah dua sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum kita masuk ke dalam shalat.

Sunnah-sunnah setelah masuk shalat

Adapun yang selanjutnya adalah sunnah-sunnah yang dilakukan saat kita sudah masuk dalam shalat. Beliau mengatakan,

وَبَعْدَ الدُّخُولِ فِيهَا شَيْئَانِ التَّشَهُّدُ الأَوَّلُ وَالقُنُوتُ فِي الصُّبْحِ وَفِي الوِتْرِ فِي النِّصْفِ الثَّانِي مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ

Sedangkan sunnah-sunnah yang dianjurkan setelah masuk dalam shalat ada dua juga.

1. Tasyahud awal yakni duduk di raka'at yang kedua untuk mengucapkan tasyahud.

2. Qunut dalam shalat subuh dan juga qunut dalam witir di separuh kedua bulan Ramadhan.

Ini adalah dua sunnah yang dianjurkan dilakukan saat kita mengerjakan shalat, dan dua sunnah ini disebut sebagai sunnah ab’ādh (سنة الابعاض), yakni sunnah yang kalau sampai ditinggalkan maka dia harus diganti dengan sujud sahwi.

Ini namanya sunnah ab’ādh (سنة الابعاض) dari kata-kata ba'dh (بعض). Jamaknya adalah ab'ādh (ابعاض), disebut demikian karena saking pentingnya dua sunnah ini, yaitu tasyahud awal dan qunut subuh dan qunut witir di bulan Ramadhan. Maka dia menyerupai ab'ādh haqīqiyah (ابعاض حقيقية). Jadi menyerupai bagian shalat yang utama yaitu rukun-rukun shalat.

Jadi inilah yang dimaksud dengan sunnah ab’ādh (سنة الابعاض) dalam madzhab Asy-Syafi'i. Jadi sunnah-sunnah yang kalau seandainya ditinggalkan maka ada konsekuensinya yaitu sujud sahwi (diganti dengan sujud sahwi). Saking pentingnya kedudukan dua sunnah ini maka dia menyerupai bagian shalat yang utama atau ab'ādh haqīqiyah (ابعاض حقيقية) yaitu rukun-rukun shalat yang sudah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya.

Apa dua sunnah ab’ādh (سنة الابعاض) ini? Dua sunnah ab’ādh (سنة الابعاض) ini, yang pertama adalah tasyahud awal yakni duduk kita di raka'at yang kedua dalam shalat yang tiga raka'at atau empat raka'at. Kita duduk di raka'at yang kedua untuk tasyahud yaitu attahiyyātu lillāh (التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ) sampai nanti kita bersyahadat. Itu yang disebut sebagai tasyahud.

Dan dalilnya adalah hadits Abdullāh bin Buhainah radhiyallāhu ‘anhu bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam,

قَامَ مِنْ اثْنَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ ثُمَّ قَامَ فَلَمْ يَجْلِسْ

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al- Bukhari dan Muslim ini, disebutkan bahwasanya Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam bangun dari raka'at kedua dan beliau tidak duduk.

ثُمَّ قَامَ فَلَمْ يَجْلِسْ

Beliau diingatkan tapi beliau masih berdiri dan tidak duduk.

فَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ

Maka (kemudian) orang-orang ikut bangun bersama beliau.

Jadi kalau makmum dalam posisi seperti ini kemudian diingatkan tidak kembali, maka hendaknya para makmum mengikuti imam untuk bangun. Seperti yang dilakukan para sahabat di sini mereka ikut bangun bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.

فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ وَنَظَرْنَا تَسْلِيمَهُ كَبَّرَ قَبْلَ التَّسْلِيمِ

Dan ketika beliau hampir menyelesaikan shalat beliau dan kami menunggu beliau mengucapkan salam, maka beliau bertakbir sebelum salam.

فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِس ثُمَّ سَلَّمَ

Kemudian beliau sujud dengan dua sujud dalam kondisi beliau duduk kemudian beliau mengucapkan salam.

Jadi dalam hadits Abdullāh bin Buhainah ini yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam meninggalkan duduk tasyahud. Jadi ketika beliau sampai di raka'at kedua ketika waktunya duduk tasyahud beliau lupa kemudian beliau langsung naik ke raka'at yang ketiga.

Dan ketika diingatkan beliau sudah terlanjur berdiri maka beliau meneruskan shalat beliau dan di akhir shalat beliau melakukan sujud sahwi atas kealpaan beliau dalam shalat ini.

Dan beliau tidak menambah raka'at, itu artinya apa? Itu artinya bahwasanya raka'at kedua beliau dihitung sah. Ini menunjukkan bahwasanya tasyahud awal bukan rukun shalat, karena kalau seandainya itu rukun shalat maka Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam tentunya akan mengulang shalat itu, beliau akan menambah satu raka'at lagi, atau beliau akan kembali kepada posisi beliau yang awal, jika seandainya itu adalah rukun.

Ketika Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam meneruskan shalat beliau, kemudian beliau sujud sahwi sebelum salam, ini menunjukkan bahwasanya tasyahud awal hukumnya adalah sunnah ab’ādh (سنة الابعاض). Dalam madzhab Syafi'i harus diganti dengan sujud sahwi dan di sebagian madzhab yang lain disebut sebagai wajib.

Mereka ada pembagian rukun, ada sunnah ada yang wajib, yang di tengah-tengah ini, yaitu hal-hal yang harus dilakukan. Kalau lupa tidak dilakukan harus diganti dengan sujud sahwi, tapi dalam madzhab Syafi'i disebut sebagai sunnah ab’ādh (سنة الابعاض). Ini yang pertama.

Barangkali ini yang bisa kita pelajari bersama pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat. Allāhu ta’ālā a’lam.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.