F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-310: Bab 26 ~ Pembahasan Hadits Umar bin Al-Khatthab

Audio ke-310: Bab 26 ~ Pembahasan Hadits Umar bin Al-Khatthab
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-573
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 28 Dzulhijjah 1445 H / 05 Juli 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/17mHtXHZ249X8yaas0bn2f94WQPK3fP3W/view?usp=sharing

💽 Audio ke-310: Bab 26 Diharamkannya Berbuat Zalim dan Perintah untuk Mengembalikan Hak Orang yang Dizalimi ~ Pembahasan Hadits Umar bin Al-Khatthab Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

وَعَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ ؛ أَقْبَلَ نَفَرٌ مِنْ أَصحَابِ النَّبِيِّ ﷺ ، فَقَالُوا : فُلَانٌ شَهِيدٌ ، وَ فُلَانٌ شَهِيدٌ ، حَتَّى مَرُّوا عَلَى رَجُلٍ ، فَقَالُوا : فُلَانٌ شَهِيدٌ ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ : ❲ كَلَّا ؛ إِنِّي رَأَيْتُهُ فِي النَّارِ ؛ فِي بُرْدَةٍ غَلَّهَا - أَوْ عَبَاءَةٍ - ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ [١١٤].
Dari Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu 'anhu ia bertutur, "Ketika perang Khaibar terjadi, beberapa sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam datang dan menyeru, 'Fulan mati syahid, Fulan mati syahid.' Sampai mereka melewati seseorang seraya berkata, 'Fulan mati syahid.' Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menyatakan, 'Tidak! Sungguh aku melihatnya berada di neraka, karena dia telah berkhianat dengan mengambil kain tebal (mantel) yang merupakan harta rampasan perang sebelum dibagikan'."(HR. Muslim)
Subhanallah, Jamaah ya.
Semua berharap mati syahid, semua ingin meninggal dunia husnul khatimah. Dan dalam pandangan kita, orang yang meninggal di medan perang, syahid; akan dapat memberikan syafa'at di 70 keluarganya, dinikahkan dengan 72 bidadari. Allahu Akbar!

Ini Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu meriwayatkan sebuah hadits. Ketika perang Khaibar yang terjadi pada tahun ke-7 Hijriyah, sebagian sahabat Nabi mengatakan, Fulan syahid, Fulan syahid. Sampai mereka menyebutkan seseorang lelaki syahid. Lalu kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, ❲ كَلَّا ❳ Enggak, tidak!

Oke, dia mati di medan perang. Apakah dia akan mendapatkan keutamaan mati di medan perang?

Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ إِنِّي رَأَيْتُهُ فِي النَّارِ ❳

Bayangan kita, syahid masuk surga; mati di medan perang langsung masuk surga. Tapi kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, Enggak! Aku melihat dia di neraka.

❲ فِي بُرْدَةٍ غَلَّهَا أَوْ عَبَاءَةٍ ❳

Karena dia berkhianat. Ketika harta rampasan perang dibagi, ada sesuatu yang dia ambil yang bukan hak dia, tidak termasuk bagian dia.

Maka kita perlu berhati-hati. Kita boleh mengatakan "Fulan syahid" kalau memang ada kesaksian dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam Fulan bin Fulan itu syahid. Seperti Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan bahwasanya.. yang berada di gunung Uhud ketika itu, gunung itu bergetar. Lalu Nabi menghentakkan kakinya mengatakan,

❲ اثْبُتْ أُحُدُ ❳

"Diam, Uhud!"

❲ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيْقٌ وَشَهِيدَانِ ❳

"Yang berada di atasmu ini seorang nabi, seorang shiddiq dan dua orang syahid (yaitu Umar dan Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhuma)."

Maka di sini kalau memang ada penegasan dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, maka boleh mengatakan syahid. Karena sejatinya kita enggak tahu, Jamaah. Orang itu mati syahid atau mati sangit. Kalau secara penampilan, mungkin seakan-akan dia berjuang di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seperti sahabat ini, benar dia mati dalam kondisi perang. Di situ ada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam; yang dilawan adalah orang-orang kafir.

Maka kita perlu berhati-hati. Kita berharap mudah-mudahan Fulan mati syahid, mudah-mudahan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Niatnya orang juga beda-beda. Kelak ada orang yang mati di medan perang. Semua orang menyaksikan Fulan mati di medan perang. Harapan orang-orang besar kepada Fulan.

Ketika didatangkan pada hari kiamat,

❲ فَعَرَّفَهُ عَلَيْهِ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا ❳

Allah tunjukkan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepadanya dan dia mengetahui nikmat-nikmat tersebut.

Lalu Allah bertanya,

❲ مَاذَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ ❳

"Engkau gunakan untuk apa nikmat-nikmat yang diberikan kepadamu?"

Apa jawab orang ini?

❲ قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ ❳

"Aku berjuang di jalan-Mu sampai aku mati syahid."

Lalu apa kata Allah kepada orang ini?

❲ كَذَبْتَ ❳

"Bohong engkau, dusta!"

❲ إِنَّمَا قَاتَلْتَ لِيُقَالَ : جَرِيْءُ! ❳

Engkau selama ini berjuang, membela kebenaran hanya berharap sebutan/gelar pemberani, pembela kebenaran, pahlawan.

Itu yang engkau dapatkan, dan sudah engkau dapatkan selama hidup di dunia.

Maka berkaitan dengan niat seseorang, itu juga menentukan; berkaitan dengan kerjaan itu orang, itu pun menentukan.

Secara kasat mata husnul khatimah. Husnul khatimah. Tapi benarkah dia husnul khatimah? Terbukti "Fulan finnaar," kata Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam, di neraka. Gara-gara baju! Cuma baju yang diambil, Jamaah.

Di hadits yang sebelumnya, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyebutkan mikhyath (مِخْيَط : jarum). Engkau ambil itu jarum bukan bagianmu, maka engkau akan datang pada hari kiamat membawa barang itu sebagai bukti pengkhianatan yang engkau lakukan. Dan neraka ancaman buat orang seperti itu.

Maka yang begitu tinggi kedudukannya,

❲ ذِرْوَةُ سَنَامِ الْإِسْلَامِ ❳

Unta itu punuknya yang paling tinggi itu (maksudnya: amalan yang paling tinggi dalam Islam, -ed) Al-Jihadu fii sabiilillah.

Ternyata gara-gara dia melakukan pengkhianatan mengambil yang bukan hak dia, dia harus masuk neraka terlebih dahulu.

Apakah pahala mati syahidnya tidak bisa menghapuskan kesalahan dia? Laa.

Yang urusan sama Allah Subhanahu wa Ta'ala mudah, Allah akan ampuni. Tapi kezaliman yang dilakukan kepada makhluk Allah, kepada hamba-hamba Allah yang lainnya, harus dipertanggungjawabkan. Kalau enggak, ya neraka tempatnya.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.