F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-307: Bab 26 ~ Pembahasan Hadits Abu Bakrah, Nufai bin Al-Harits

Audio ke-307: Bab 26 ~ Pembahasan Hadits Abu Bakrah, Nufai bin Al-Harits
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-570
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SELASA 25 Dzulhijjah 1445 H 02 Juli 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/14O9Xv-QuJMAUBJOu3pBWxAghuHrhAv3a/view?usp=sharing

💽 Audio ke-307: Bab 26 Diharamkannya Berbuat Zalim dan Perintah untuk Mengembalikan Hak Orang yang Dizalimi ~ Pembahasan Hadits Abu Bakrah, Nufai' bin Al-Harits Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

وَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ نُفَيْعِ بْنِ الْحَارِثِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ ، قَالَ : ❲ إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئِتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ ؛ السِّنَةُ اثْنَا عَشَرَشَهْرًا ؛ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ؛ ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُوْ الْقَعْدَة ، وَذُو الْحِجَّةِ ، وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ - الَّذي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ - ، أَيُّ شَهْرٍ هَذَا؟ ❳ قُلْنَا : اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، فَسَكَتَ ، حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بغَيْرِ اسْمِهِ! قَالَ : ❲ أَلَيْسَ ذَا الْحِجَّةِ؟! ❳ قُلْنَا : بَلَى ، قَال : ❲ فَأَيُّ بَلَدٍ هذَا؟ ❳ قُلْنَا : اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، فَسَكَتَ ، حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ! قَالَ : ❲ أَلَيْسَ الْبَلْدَةَ؟! ❳ ، قُلْنَا : بَلَى ، قَالَ : ❲ فَأَيُّ يَوْمٍ هَذَا؟ ❳ ، قُلْنَا : اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَم ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ! قَالَ : ❲ أَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْرِ؟! ❳ ، قُلْنَا : بَلَى ، قَالَ : ❲ فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ ؛ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ ؛ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ ؛ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ؛ فِي بَلَدِكُمْ هَذَا ؛ فِيْ شَهْرِكُمْ هَذَا ، وَسَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ ، فَيَسْأَلُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ ، اَلاَ فَلاَ تَرْجِعُوْا بَعْدِي كُفَّاراً يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ ،اَلاَ لِيُبَلِّغُ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ، فَلَعَلَّ بَعْضَ مَنْ يَبْلُغُهُ أَنْ يَكُونَ أَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضِ مَنْ سَمِعَهُ ❳ ،ثُمَّ قَالَ : ❲ أََلاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟! أَلاَ هَلْ بلَّغْتُ؟! ❳ قُلْنَا : نَعَمْ ، قَالَ : ❲ اللَّهُمَّ اشْهَدْ ❳ .❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Bakrah, Nufa’i bin Harits radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya Beliau bersabda, "Sungguh zaman telah beredar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri dari 12 bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan haram yang mulia. Tiga bulan berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, lantas yang satu lagi yaitu bulan Rajab yang ada di antara Jumadil Akhirah dan Sya’ban. Bulan apakah sekarang ini?" Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Kemudian Beliau terdiam sejenak, sehingga kami mengira bahwa Beliau akan menyebutkan bulan ini dengan nama yang lainnya. Lantas Beliau bertanya, "Bukankah sekarang ini bulan Dzulhijjah?" "Benar," jawab kami. Maka Beliau kembali bertanya, "Negeri apakah ini?" Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Kemudian Beliau terdiam sejenak, sehingga kami mengira Beliau akan menyebut negeri ini dengan nama yang lain. Kemudian Beliau bertanya, "Bukankah ini tanah haram?" "Benar," jawab kami.

Lalu Beliau kembali bertanya, "Hari apakah ini?" Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Kemudian Beliau terdiam sejenak, sehingga kami mengira Beliau akan menyebut hari ini dengan sebutan yang lain. Lalu Beliau bertanya, "Bukankah sekarang adalah hari Nahr?" "Benar," jawab kami. Setelah itu Beliau kembali bersabda, "Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian adalah haram, seperti haramnya hari kalian ini, di negeri kalian ini, dan pada bulan kalian ini. Dan kalian akan menjumpai Rabb kalian, dan ditanyai tentang amal perbuatan kalian. Ketahuilah, jangan kalian kembali kafir sepeninggalku, hingga sebagian kalian membunuh sebagian yang lainnya. Hendaklah yang hadir hari ini menyampaikan kepada yang tidak hadir. Karena bisa jadi yang tidak hadir, ketika diberitahu lebih paham dari yang mendengarkannya secara langsung." Lalu Beliau berkata, "Ingatlah, bukankah aku sudah menyampaikan?" "Iya," jawab kami. Maka Beliau bersabda, "Yaa Allah, saksikanlah."(Muttafaqun ‘alaih)
Subhanallah ya, ini Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau pada waktu haji Wada, Beliau ingin menyampaikan pesan kepada para sahabatnya. Pesan terakhir.

Yang pertama yang Beliau sampaikan adalah tentang zaman yang telah benar-benar beredar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi.

Ada empat bulan haram. Empat bulan haram itu disebutkan di sini tiga yang bersambung: Dzulqa’dah, Dzulhijjah wa (dan, -ed) Muharram. Dan ada bulan Rajab, yang di antara bulan Jumadal Akhirah dan bulan Sya’ban.

Kenapa kok dikatakan sudah beredar seperti pada masa penciptaan langit dan bumi? Karena disebutkan di surat At-Taubah ayat 36, bahwasanya Allah mengatakan,

{ إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ }

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah 'Azza wa Jalla dua belas bulan, termaktub di dalam Lauhul Mahfudz pada hari penciptaan langit dan bumi."

Orang-orang kafir Quraisy ini, karena di bulan-bulan haram tidak boleh perang, mereka kadang kala merubah bulannya. Kalau bicara bulan yang bersambung ini, buat mereka terlalu lama enggak boleh perang; bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram. Akhirnya yang mereka lakukan mengganti Muharram di bulan Shafar. Jadi Shafarnya ditarik ke Muharram, Muharramnya ditaruh di bulan Shafar; jadi mereka undur-undurkan seperti itu. Mereka mau perang, ini masih di bulan haram. Oke bulan haramnya kita undurkan nanti dua bulan lagi umpamanya, tiga bulan lagi.

Maka di sini Nabi 'Alahis-shalatu wassalam menjelaskan bahwasanya sekarang nih sudah seperti sedia kala aturannya. Muharram ya jatuh di bulan Muharram, Dzulqa'dah ya jatuh di bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah benar-benar di bulan Dzulhijjah. Bukan Muharram jatuhnya di bulan Shafar.

Maka akhirnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada para sahabatnya sebuah pertanyaan yang menggugah hati. Kadang kala orang itu enggak fokus. Ketika ditanya jadi fokus, jadi konsentrasi. Beliau mengatakan,

❲ أَيُّ شَهْرٍ هَذَا؟ ❳
"Ini bulan apa nih?"

Padahal para sahabat tahu itu bulan Dzulhijjah. Tapi kata mereka,

اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.

Lalu Nabi diam, sampai akhirnya Nabi mengatakan, .. (para sahabat mengira Nabi akan memberikan nama lain untuk bulan Dzulhijjah, maka mereka mengatakan, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.")

❲ أَلَيْسَ ذَا الْحِجَّةِ؟ ❳

Kata Nabi, "Ini bukankah bulan Dzulhijjah?"

Kata para sahabat, Benar, bulan Dzulhijjah.

Lalu Beliau menanyakan,

❲ فَأَيُّ بَلَدٍ هَذَا؟ ❳

"Ini negeri apa nih?"

Para sahabat enggak jawab, padahal itu di Mekah. Mereka mengatakan,

اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

Mereka sampai mengira Nabi akan menyebutkan dengan nama lainnya.

❲ أَلَيْسَ الْبَلْدَة؟ ❳

"Bukannya ini negeri Mekah?"

Para sahabat mengatakan, "Iya."

Ketika Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan, "Ini hari apa?" Para sahabat mengatakan, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu," karena mereka mengira Nabi diam dan Nabi akan memberikan nama selain nama hari itu.

❲ أَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْرِ؟ ❳

"Bukankah ini tanggal 10 Dzhulhijjah, hari penyembelihan?"

Maka para sahabat mengatakan, "Iya."

Lalu Nabi hendak menjelaskan sesuatu. Beliau mengatakan,

❲ فَإِنَّ دِمَائَكُمْ ❳

"Kalian ketahui, darah kalian,"

❲ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ ❳

"harta kalian dan kehormatan kalian"

❲ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ ❳

"itu haram di antara kalian."

Enggak boleh orang mengucurkan darah saudaranya. Tidak boleh seorang mengambil harta saudaranya, kecuali dengan cara yang diperbolehkan. Dan tidak boleh seorang melanggar, sehingga melecehkan kehormatan saudaranya.

Haramnya itu bukan haram biasa. Haram itu bertingkat-tingkat. Ini haram yang sangat dahsyat. Beliau mengatakan, "Seperti haramnya hari ini, seperti haramnya negeri kalian ini, di bulan ini." Jadi haram kuadrat, Jamaah. Seperti haramnya kota Mekah; seperti haramnya bulan haram, Dzulhijjah; seperti haramnya, mulianya yaumun-nahr ( يَوْمُ النَّحْرِ ); agar orang tidak mempermainkan tentang keharaman darah manusia, jiwa manusia, harta, dan kehormatannya.

Lalu Beliau mengatakan,

❲ وَسَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَيَسْأَلُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ ❳

"Kalian akan berjumpa dengan Rabb kalian, kalian akan ditanya tentang amal-amal yang kalian lakukan."

Lalu Beliau mengingatkan,

❲ اَلاَ فَلاَ تَرْجِعُوْا بَعْدِي كُفَّارًا ❳

"Jangan sampai kalian itu setelah aku menjadi orang-orang kafir."

❲ يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ ❳

"Kalian saling membunuh, jangan sampai!"

❲ أَلَا لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ ❳

Nabi perintahkan, agar yang hadir menyampaikan kepada yang ghaaib ( الْغَائِبَ ).

Kita ini sering datang kajian, kita sering mendapatkan tausiyah, mendapatkan petuah. Pertanyaannya, apakah kita sudah sampaikan kepada saudara-saudara kita? Karena pesan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, hendaklah apa yang didapat itu disampaikan. Maka Beliau mengatakan, yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.

Lalu Beliau mengatakan, Bisa jadi yang tidak hadir, kemudian disampaikan kepada dia petuah sesuai dengan apa yang didengar, dia lebih paham daripada yang mendengarnya langsung dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.
Karena ada orang yang pandai menghafal, tapi tidak pandai memahami dan mencerna. Tapi tetap kita diperintahkan untuk menyampaikan.

Lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟ ألاَ هَلْ بلَّغْتُ؟ ❳

"Apakah aku sudah sampaikan? Aku sudah sampaikan ini urusan ini?"

Para sahabat mengatakan,
نَعَمْ

Lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ اللَّهُمَّ اشْهَدْ ❳

"Yaa Allah, Engkau menjadi saksi, yaa Allah."

Jadi berkaitan dengan keharaman harta, keharaman kehormatan, dan keharaman nyawa manusia khususnya seorang muslim, yang kita lihat sekarang banyak sekali pembunuhan. Hampir setiap hari kita mendengar peristiwa pembunuhan di negeri kita yang seakan-akan itu menjadi berita rutin, karena banyaknya manusia-manusia yang tidak menghargai nyawa orang lain. Banyaknya pencurian, motor-motor yang dicuri, banyaknya penghinaan-penghinaan, fitnah-fitnah yang ditebarkan.

Engkau akan berjumpa dengan Allah 'Azza wa Jalla dan Allah akan menghisabmu. Ingat! Kalau urusannya sama Allah, kita tinggal minta ampun. Tapi kalau urusannya sesama manusia, maka engkau akan lelah, karena manusia dasarnya pelit dan akan menuntutmu kelak.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.