F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-299: Bab 26 ~ Pembahasan Hadits Ibnu Umar

Audio ke-299: Bab 26 ~ Pembahasan Hadits Ibnu Umar
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-557
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS, 22 Dzulqa'dah 1445 H / 30 Mei 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1XY6OMFJzKJhTKw34TVUCMUqTfpgAr-xh/view?usp=sharing

💽 Audio ke-299: Bab 26 Diharamkannya Berbuat Zalim dan Perintah untuk Mengembalikan Hak Orang yang Dizalimi ~ Pembahasan Hadits Ibnu 'Umar Radhiyallahu 'Anhuma


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : كُنَّا نَتَحَدَّثُ عَنْ حَجَّةِ الْوَدَاعِ ؛ وَالنَّبِيُّ ﷺ بَيْنَ أَظْهُرِنَا ، وَلَا نَدْرِي مَا حَجَّةُ الْوَدَاعِ! حَتَّى حَمِدَ اللهَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ، ثُمَّ ذَكَرَ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ ، فَأَطْنَبَ فِيْ ذِكْرِهِ ، وَقَالَ : ❲ مَا بَعَثَ اللهُ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَنْذَرَهُ أُمَّتَهُ ؛ أَنْذَرَهُ نُوحٌ وَالنَّبِيُّونَ مِنْ بَعْدِهِ ، وَإِنَّهُ إِنْ يَخْرُجْ فِيكُمْ ؛ فَمَا خَفِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ شَأْنِهِ ؛ فَلَيْسَ يَخْفَى عَلَيْكُمْ ، إِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ ، أَلَا إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا ، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا ، أَلَا هَلْ بَلَغْتُ؟ ❳ ، قَالُوا : نَعَمْ ، قَالَ : ❲ اللَّهُمَّ اشْهَدْ ❳ - ثَلَاثًا - ❲ وَيْلَكُمْ - أَوْ : وَيْحَكُمْ - اُنْظُرُوا ؛ لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ ❳ . ❊ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَرَوَى مُسْلِمٌ بَعْضَهُ.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu ia bercerita, "Kami pernah berbincang-bincang tentang haji Wada', sementara Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam berada di tengah-tengah kami. Padahal kami sendiri tidak mengetahui tentang haji Wada' itu hingga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memanjatkan pujian serta sanjungan kepada Allah. Dan kemudian setelah itu, Beliau menyebut-nyebut Al-Masih Ad-Dajjal dan bercerita tentangnya. Dan Beliau bersabda, 'Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun melainkan dia mengingatkan umat-Nya terhadap Dajjal ini. Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya tentang keberadaan Dajjal, begitu pula nabi-nabi yang sesudahnya. Adapun jika Dajjal telah keluar ke tengah-tengah kalian nanti, maka apa pun sifat yang dia sembunyikan, tidak akan ada yang tersembunyi bagi kalian. Sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah mata, sedangkan Dajjal buta sebelah mata, yaitu mata kanannya, seakan-akan mata itu buah anggur yang mengapung (yakni menonjol).

Ketahuilah, bahwa Allah 'Azza wa Jalla telah mengharamkan darah dan harta kalian, seperti diharamkannya hari ini, di negeri ini, dan pada bulan ini. Ingatlah, bukankah aku sudah menyampaikannya?' Para sahabat lantas menjawab, 'Ya, engkau telah menyampaikannya.' Lalu Beliau menyatakan sebanyak tiga kali, 'Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah! Camkan atau perhatikanlah dengan seksama, jangan sampai kalian kembali menjadi kafir sepeninggalku nanti, (sehingga) sebagian di antara kalian membunuh sebagian yang lain'."
(HR. Bukhari dan sebagian oleh Muslim)
Subhanallah, Jamaah.
Thayyib. Ini berkaitan tentang kezaliman. Al-Imam An-Nawawi menyebutkan sebuah hadits yang panjang, hadits tentang haji Wada'-nya Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam.

Pada tahun ke-9 Hijriyah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak berangkat haji, Beliau mengutus Abu Bakar bersama Ali bin Abi Thalib. Ketika tahun ke-10 Hijriyah, Beliau haji yang pertama dan terakhir sejak Beliau hijrah. Maka itu dikenal dengan haji Wada'.

Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berceramah di Padang Arafah. Beliau menjelaskan tentang garis-garis besar yang harus dijaga oleh umat. Salah satu yang dibahas oleh Beliau adalah tentang Dajjal. Beliau menyebutkan kriterianya, lalu Beliau mengatakan,

❲ مَا بَعَثَ اللهُ، فَأَطْنَبَ فِي ذِكْرِهِ ... ❳

Panjang sekali Beliau menjelaskan tentang Dajjal. Yang pada akhirnya Beliau mengatakan,

❲ مَا بَعَثَ اللهُ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَنْذَرَهُ أُمَّتَهُ ❳

Tidak ada satu pun nabi yang diutus oleh Allah 'Azza wa Jalla, melainkan dia telah memperingatkan umatnya akan bahaya Dajjal.

Nabi Nuh 'Alaihissalam, Jamaah, yang hidup 950 tahun berdakwah itu telah memperingatkan kaumnya. Yang beriman bersama Nabi Nuh tidak banyak, dikatakan hanya 80 orang kira-kira yang beriman dengannya. Itu pun Nabi Nuh 'Alaihissalam memperingatinya, yakni memperingatkan mereka akan keluarnya Dajjal.

Dan sesudahnya, Nabi Hud, Nabi Shaleh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, nabi-nabi yang lainnya, mereka telah memperingatkan kaumnya akan bahaya Dajjal.

Kemudian Nabi menjelaskan.. (ada satu sifat yang aman nih, kalian akan tahu nanti, enggak akan bisa disembunyikan sama Dajjal). Apa sifat Dajjal ini yang Nabi jelaskan kepada umatnya 'Alaihis-shalatu wassalam?

Beliau mengatakan,

❲ إِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى ❳

Tuhan kalian tidak picak/buta satu; tapi Dajjal buta satu.

Dajjal yang mengaku Tuhan, yang mampu bisa menyembuhkan orang yang sakit, bahkan bisa menghidupkan yang mati, bisa mengeluarkan harta-harta tersimpan dari dalam bumi sehingga banyak orang yang mengikuti dirinya. Tapi tatkala orang-orang itu menggunakan akalnya, niscaya mereka akan sadar kalau yang diikuti adalah Ad-Dajjal Al-Kadzab.

Dari mana tahu?

Jelas-jelas matanya enggak bisa disembunyikan! Matanya buta satu; yang satu cacat, yang satu buta. Kalau dia Tuhan, pasti yang pertama dia perbaiki adalah wajah dia. Tapi ternyata dia tidak mampu memperbaiki dirinya sendiri.

Kemudian Nabi menjelaskan 'Alaihis-shalatu wassalam,

❲ إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ ❳

Allah mengharamkan atas kalian

❲ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ ❳

darah-darah kalian dan harta-harta kalian (di riwayat lain: kehormatan kalian) seperti haramnya hari ini, sucinya hari sembilan Arafah,

❲ فِي بَلَدِكُمْ هَذَا ❳

di kota Mekah dan di bulan Haram.

Artinya, kita menzalimi orang lain dalam urusan kehormatannya, dalam urusan hartanya, dalam urusan dirinya, itu semua adalah perbuatan kezaliman yang nyata.

Maka orang yang berangkat haji, yang sudah wukuf di Arafah, yang sudah berangkat bermalam di Muzdalifah, lalu bermalam di Mina, melempar jumrah, hendaklah dia mengingat kembali nasihat-nasihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bagi para jamaah haji di masanya 'Alaihis-shalatu wassalam.

Lalu Beliau mengatakan,

❲ أَلَا هَلْ بَلَغْتُ؟ ❳

Sudah kusampaikan belum?

Karena Beliau tidak ingin ada orang nanti yang mengatakan, Oh.. aku enggak tahu, Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam... Aku enggak paham, aku enggak hadir..

Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ أَلَا هَلْ بَلَغْتُ؟ ❳

Dan Beliau memerintahkan kepada sahabat yang hadir untuk menyampaikan kepada para sahabat yang tidak hadir. Karena urusan kezaliman ini urusan yang dahsyat sekali, yang tidak akan ditinggalkan.

Kalau engkau sudah berpisah dengan temanmu, enggak tahu dulu pernah menzalimi dia tatkala SMA, tatkala kuliah, maka kelak engkau akan berhadapan dengan temanmu nantinya, kalau dia menuntut haknya.

Lalu Beliau 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ اُنْظُرُوا ؛ لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ ❳

Beliau mengatakan: Sekali-kali jangan sampai kalian itu kembali menjadi kafir (setelah meninggalnya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam), sebagian di antara kalian membunuh sebagian lainnya.

Dan itu terjadi di masa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ketika Musailamah Al-Kadzab mengaku menjadi Nabi, mengaku pewaris Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Bahkan beliau mendapatkan mandat yang sama dengan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Dan betul ada sebagian orang yang dahulunya masuk Islam, bahkan Musailamah Al-Kadzab sendiri, akhirnya balik kafir.

Ahibbaty fillah.
Mereka itu melihat Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Tapi ternyata hidayah itu perlu dijaga.

Bagaimana cara menjaganya?

Cara menumbuhkannya dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan cara menjaganya dengan memupuk ketakwaan ini dengan rasa takut kepada Allah 'Azza wa Jalla, dengan bertakwa kepada Allah Jalla Jalaluh. Sehingga kalaupun engkau meminta sesuatu, semoga Allah kabulkan yang engkau pinta. Tapi hindari kezaliman!

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.