F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-284: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Surah Al-Ahzab 72

Audio ke-284: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Surah Al-Ahzab 72
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-542
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS, 01 Dzulqa'dah 1445 H / 09 Mei 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1CDS5ggoDRwxfBwSebyPs-67ZuMFCO7Tk/view?usp=sharing

💽 Audio ke-284: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Surah Al-Ahzab 72

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad -'Alaihis shalatu wassalam-. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu.

Kita masuk kepada bab tentang Baabu al-amru bi adaa-il amaanah ( بَابُ الْأَمْرُ بِأَدَآءِ الْأَمَانَةُ ) "Bab Perintah agar Menunaikan Amanah."

Na'am, silahkan dibaca.

{ إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَیۡنَ أَن یَحۡمِلۡنَهَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَـٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومࣰا جَهُولࣰا }
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.(QS. Al-Ahzab: 72)
Audio ke-284: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Surah Al-Ahzab 72
Allahu Akbar, Jamaah.
Bicara "sangat zalim dan sangat bodoh" itu sifat manusia. Ana, antum semuanya.

Allah menawarkan amanah ini. Amanah apa? Amanah melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya; amanah mengajak umat manusia kepada Allah 'Azza wa Jalla.

Allah tawarkan kepada langit yang tujuh lapis, Allah tawarkan kepada bumi, kepada gunung-gunung, tapi mereka menolaknya. Mereka takut, mereka khawatir tidak dapat melaksanakannya. Mungkin ada yang berkata, Gimana Ustadz? Kok langit bisa ditawarin, kok bumi bisa ditawarin, kok gunung-gunung bisa berbicara, itu kan benda, Ustadz?

Subhanallah.
Jamaah, benda-benda itu buat kita adalah benda yang tidak berakal, yang tidak punya rasa, yang tidak dapat berbicara. Tapi di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, benda-benda itu berakal, benda-benda itu menjawab ketika Allah berbicara dengan mereka.

Sebagaimana Nabi -'Alaihis shalatu wassalam- ketika bersabda,

❲ إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَمَّا خَلَقَ الْقَلَمُ ، قَالَ لَهُ ❳

Ketika Allah menciptakan pena, Allah berkata kepada itu pena,

اكْتُبْ! uktub

Tulis! (pena disuruh nulis, nulis sendiri)

Benda, pena ini Jamaah, tapi Allah itu bisa membuat jari-jari kita berbicara.

Pena itu berkata kepada Allah,

وَمَاذَا أَكْتُبُ؟
Apa yang aku tulis?

Lalu Allah mengatakan,

{ اكْتُبْ ، مَاهُوَ كَائِنٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ }

Tulislah semua yang akan terjadi sampai hari kiamat.

Maka pena itu pun menulis.

Di surat Fushshilat ayat 11 ketika Allah mengatakan,

{ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰۤ إِلَى ٱلسَّمَاۤءِ }

Kemudian Allah menuju ke langit

{ وَهِیَ دُخَانࣱ }

dan langit itu masih asap, dukhan itu.

{ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡأَرۡضِ }

Lalu Allah mengatakan kepada langit dan bumi,

{ ٱئۡتِیَا طَوۡعًا أَوۡ كَرۡهࣰا }

Kalian datanglah (langit sama bumi suruh datang kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala) dalam kondisi taat atau terpaksa (ridha atau terpaksa).

Apa kata keduanya?

{ قَالَتَاۤ أَتَیۡنَا طَاۤئِعِینَ }
kami datang berdua dalam kondisi taat dan patuh kepada-Mu.

Jadi kita percaya Jamaah, karena kita beriman kepada Allah, bahwa Allah

{ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ }

Kita percaya bahwa jari-jari kita, kulit kita pun akan berbicara, akan menjadi saksi kelak pada hari kiamat.

Thayyib.
Ketika berbincang amanah ini diberikan kepada manusia, tabiat manusia ini bodoh dan zalim. Ketika manusia tidak mencari petunjuk dari Allah 'Azza wa Jalla, tidak menggunakan apa yang Allah turunkan sebagai petunjuk (Al-Qur'anul Karim dan Sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam), maka dia akan jadi orang yang bodoh.

Ketika mencari ilmu di tempat lainnya, meninggalkan Al-Qur'anul Karim, maka dia akan jadi orang yang bodoh. Dan setelah itu dia akan melakukan kezaliman, karena dia akan meletakkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Faktor pertama dia bodoh, faktor kedua memang dia mengikuti nafsunya. Itu secara umum manusia seperti itu.

Jadi sifat dasar manusia: bodoh dan zalim. Sangat bodoh dan sangat zalim, kecuali yang dijaga sama Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah sejatinya memuliakan manusia, tapi karena ada manusia-manusia yang menolak kemuliaan tersebut.

Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ إِنَّمَا أَنَا الرَّحْمَةُ الْمُهْدَاةُ ❳

"Aku adalah rahmat yang dihadiahkan."

Yang menerima hadiah tersebut akan hidup penuh dengan kasih sayang dan akan menyebarkan kasih sayang. Tapi yang menolak rahmat itu, maka dia akan hidup menjadi orang yang bodoh, orang yang zalim, bahkan dia akan turun derajatnya, akan seperti binatang-binatang ternak, bahkan lebih parah (rendah) daripada binatang ternak.

Artinya, kita ada perjanjian sama Allah untuk menunaikan amanah ini.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.