F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-283: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Surah An-Nisaa Ayat 58

Audio ke-283: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 58
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-541
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU 29 Syawal 1445 H / 08 Mei 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1CCz-HUrH0vomwM7Etq5wAkkkWBqwNAeL/view?usp=sharing

💽 Audio ke-283: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 58

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk kepada bab yang baru yaitu bab tentang:

[ بَابُ الْأَمْرُ بِأَدَآءِ الْأَمَانَةُ ]

(baabu al-amru bi adaa-il amaanah)
"Bab Perintah agar Menunaikan Amanah."

Na'am, silakan dibaca.

{ إِنَّ ٱللهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَاحَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا }
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."(QS. An-Nisaa: 58)
Audio ke-283: Bab 25 Perintah untuk Menunaikan Amanah ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 58
Baarakallahu fiik.
Subhanallah.

Allah 'Azza wa Jalla mengatakan,

{ إِنَّ ٱللهَ .. }
"Sesungguhnya Allah menyuruh kalian"
Syaikh bin Utsaimin rahimahullahu Ta'ala menjelaskan, ini perintah mengandung bobot lebih.

Kalau orang mengatakan,

وَلِلهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَىٰ

Ada seorang raja mengatakan, "Saya menyuruh kamu!" Dengan ucapan, "Raja menyuruh kamu."

Dan di sini Allah mengatakan, "Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Kemudian kalau kalian berhukum, hukumlah dengan adil."
Itu wasiat dari Allah, itu perintah dari Allah 'Azza wa Jalla.

Berbicara tentang amanah, Jamaah.
Apa sih makna amanah? Amanah memiliki makna yang luas. Di antaranya adalah amanah yang Allah perintahkan kepada hamba untuk mengamalkannya dari ibadah-ibadah: shalat, zakat, puasa, haji. Itu amanah.

Kemudian ada amanah yang berkaitan dengan makhluk, seperti amanah harta. Dan kalau bicara amanah harta ini, titipan umpamanya, baik titipan itu yang modelnya untuk maslahat yang menitipkan atau maslahat yang dititipin.

Jadi, kalau bicara amanah yang ada di tangan manusia itu, beliau mengatakan,

إِمَّا أَنْ تَكُوْنَ لِمَصْلَحَةِ مَالِكِهَا

Bisa jadi untuk maslahat pemiliknya atau untuk maslahat yang memegangnya; atau untuk maslahat kedua, pemilik dan yang memegang amanah tersebut.

Contoh:

* Yang pertama, untuk maslahat pemiliknya adalah titipan kepada orang lain.

Umpamanya, ana punya handphone, ana titip. Titip ya ana punya handphone ini, nanti kalau ana datang, ana ambil. Itu untuk maslahat pemiliknya.

* Ada yang untuk maslahat yang sedang memegang amanah tersebut.

Contohnya, becak. Ini ada becak di sini. Ada orang ana titipin becak. Suf (lihat) ini becak. Ana pinjamin antum. Sudah, antum pakai, nanti balikin ke ana. Itu untuk maslahat siapa? Maslahat peminjamnya.

* Yang kedua, ada amanat yang maslahat buat pemilik dan buat pemegang itu barang.

Seperti apa? Seperti orang yang menyewa rumah. Amanah. Ini kita bicara amanah sekarang. Kenapa ana contohkan dengan rumah? Karena banyak orang-orang yang mengontrak, yang menyewa itu tidak menjaga itu amanah.

Oke, antum bayar. Na'am, antum bayar dapat maslahat, tapi ada amanah. Ini rumah, rumah ana ya. Antum harus jaga, jangan semaunya.

Berapa banyak orang yang mengontrak rumah enggak amanah dia. Dia biarkan rumahnya bocor. Ketika bocor rumahnya, kalau bicara bocor hari ini, selesai, besok kita perbaiki. Kalau kebocoran itu dibiarkan berbulan-bulan, akhirnya asbesnya rusak, kayunya rusak. Siapa yang bertanggung jawab? Apakah engkau akan mengatakan, Loh Ustadz, ana kan cuma nyewa! Na'am, tapi itu amanah.

Yang Allah katakan,

{ إِنَّ ٱللهَ یَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰۤ أَهۡلِهَا }
"Allah sesungguhnya menyuruh kalian untuk menyampaikan itu amanah kepada yang berhak menerimanya."
Sebagaimana engkau mengambil ini rumah dalam kondisi baik, balikin dalam kondisi baik. Kadang kala toiletnya sudah rusak, keran-kerannya sudah rusak, ditinggal begitu saja. Itu orang tidak amanah.

Karena ini bicara tadi ada amanah yang untuk kepentingan dua pihak. Pemilik rumah dapat uang sewa, dan yang menyewa dapat hak tinggal, dengan catatan dia menjaga itu rumah. Karena jangan sampai, engkau keluar dari rumah itu, rumah itu tidak seperti sedia kala tatkala engkau awal menempatinya. Ini amanah.

Yang sewa mobil seperti itu. Yang sewa mobil, ketika dia nyewa mobil, ini untuk maslahat kedua belah pihak. Maka hendaklah engkau balikin itu mobil sesuai dengan awal ketika engkau meminjamnya.

* Kemudian ada amanah yang lainnya, yaitu amanah kekuasaan.

Dan ini termasuk amanah yang paling besar tanggung jawabnya. Baik itu kekuasaan umum seperti seorang presiden, atau kekuasaan yang lebih sempit seperti seorang gubernur, atau yang di bawah itu, amanat-amanat yang lainnya seperti seorang menteri yang dikasih amanat. Jadi jabatan itu amanah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak mau memberikan jabatan ini, kekuasaan ini, kepada orang yang memintanya atau yang berambisi untuk mendapatkannya.

Kenapa? Karena ini amanah berat, bukan kenyamanan. Antum pikir seorang presiden itu enak? Dia lelah, dia capek, dia tanggung jawab besar. Kalau skala seorang kepala desa yang mendapatkan amanah, kalau di bawah dia itu ada umpamanya 500 KK di desa tersebut, dia amanah tuh. Jangan sampai ada harta yang seharusnya sampai kepada mereka kemudian tidak sampai kepada mereka.

Umar bin Khattab radhiyallahu Ta'ala 'anhu dari takutnya dengan amanah itu, dia mengatakan, Aku takut! Kalau nanti ada keledai di Jilah sana, di Irak sana, atau di Syam, yang mungkin dia terjatuh, terperosok di dalam lubang, aku takut ditanya oleh Allah, kenapa engkau tidak perbaiki jalannya?!

Ini kita bicara amanah. Anak amanah. Suami ngambil anaknya orang, menikah, bawa itu putri ke rumahnya, itu amanah.

Makanya kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,

❲ اللهَ اللهَ فِي النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانِ اللهِ وَاسْتَحَلَّلَ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ ❳

Itu kalian ngambil itu amanah dari Allah tuh, kau bawa.

Maka ini termasuk amanah yang besar, yang banyak manusia berlomba-lomba untuk mendapatkan jabatan ini, karena dalam benak dia ini sebuah kenyamanan, ini sebuah kelezatan. Itu amanah!

Makanya kalau kita lihat di kalangan ulama salaf dahulu, para tabi'in, tabi'ut tabi'in, ada yang mereka angkat tangan, bahkan mengembalikan amanah yang diterima oleh mereka. Diangkat jadi hakim dahulunya, dia kembalikan. Enggak! Ana takut enggak bisa melakukan.

Bahkan ada yang kemudian dihukum oleh penguasa karena dia enggak menerima itu amanah. Ya enggak apa-apa dihukum, kata dia. Daripada ana nantinya berkhianat, lebih baik ana dihukum di dunia daripada dihukum di akhirat nanti.

Makanya kembali tadi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam tidak memberikan amanah ini yaitu jabatan kepada orang yang memintanya atau yang ambisius ingin mendapatkannya. Karena kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, kalau engkau minta itu jabatan, engkau enggak akan ditolong sama Allah, akan dibiarin engkau. Karena engkau merasa mampu, ya sudah sana. Tapi ketika engkau dikasih jabatan tanpa memintanya, maka di sini engkau akan dibantu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Bab Amanah ini bab yang besar. Di antara amanah juga, ya kalau bisa rahasia. Rahasia orang lain.

Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam,

❲ إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلُ ثُمَّ الْتَفَتْ ❳

Kalau ada orang yang ngomong sama saudaranya kemudian dia menoleh, dia lihat orang di sebelahnya, atau dikunci ruangannya,

❲ فَاعْلَمْ أَنَّهُ أَمَانَةٌ ❳

Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, maka ketahuilah bahwa itu adalah amanah.

Enggak boleh engkau ceritakan kepada siapa pun. Karena itu amanah!

Kemudian, urusan yang terjadi antara suami istri khususnya yang di atas ranjang, itu amanah! Jangan sampai ada suami-suami yang cerita tentang apa yang terjadi di atas ranjang bersama istrinya.

Kata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam,

❲ إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ❳

Sesungguhnya manusia yang paling jahat kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat,

❲ الرَّجُلُ يُفْضِيْ إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِ إِلَيْهِ ❳

seorang lelaki yang menghubungi istrinya dan istrinya menghubungi dia,

❲ ثُمَّ يَتَحَدَّثُ بِمَا جَرَى بَيْنَهُمَا ❳

lalu kemudian dia cerita,

❲ ثُمَّ انْشُرُهَا بَيْنَ النَّاسِ ❳

dia cerita sama sahibnya bagaimana istrinya, si istri cerita bagaimana suaminya.

Maka ingat, itu termasuk amanah!

Jadi kalau bicara amanah, tolong, kita memandang amanah adalah sebuah kewajiban yang besar, hubungan antara hamba dengan Allah. Itu amanah!

Di dalam rumah seorang suami pegang amanah sebagai kepala rumah tangga, istri juga pegang amanah. Anak-anak juga pegang amanah, ada perintah Allah agar dia berbakti kepada orang tuanya.

Maka hendaklah seorang takut untuk menyebarkan amanah ini kalau itu berupa rahasia. Kalau itu berupa jabatan, engkau akan ditanya, apakah engkau sudah menyampaikan amanah itu kepada pemiliknya.

Seorang pekerja itu pegang amanah, seorang supir pegang amanah, seorang petugas keamanan, tukang parkir, pegang amanah. Ketika engkau berkhianat, kita akan lihat, bahwa berkhianat salah satu sifat orang munafik.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.