F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-29 Bab Mandi Bag. 4 Sunnah Mandi

Audio ke-29 Bab Mandi Bag. 4 Sunnah Mandi
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 KAMIS | 27 Rajab 1445 H | 8 Februari 2024 M
🎙 Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-29
https://drive.google.com/file/d/1oRJ8RPDgURG4LIXZWtK2wlrFIcTPavQd/view?usp=sharing

📖 Bab Mandi (Bag. 4) Sunnah Mandi

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.

Kita lanjutkan kajian kita dari kitab Matnul Ghāyah wat Taqrīb (متن الغاية والتقريب) karya Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā.

In sya Allāh pada kesempatan kali ini kita akan membahas sunnah-sunnah mandi wajib, hal-hal apa saja yang dianjurkan saat kita mandi wajib.

Dan di sini Abu Syuja' Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā mengatakan,

وَسُنَنُهُ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ

Dan sunnahnya ada 5 perkara.

التَّسْمِيَّة

1. Tasmiyyah (تسمية) artinya adalah mengucapkan basmalah (بَسْمَلَة).

Dalam beberapa hadits yang menyebutkan kewajiban tasmiyyah (تسمية). Sebenarnya tasmiyyah (تسمية) artinya lebih umum. Tasmiyyah (تسمية) itu adalah menyebut nama Allāh ‘azza wa jalla. Tapi dalam 'urf (dalam tradisi fiqih), dalam tradisi hadits yang dimaksud dengan tasmiyyah (تسمية) adalah mengucapkan bismillāh (بسم الله). Bahkan para ulama mengatakan,

لَا يَقُومُ غَيرُهَا مَقَامَهَا

Lafazh yang lain, redaksi yang lain tidak bisa menggantikan bismillāh (بسم الله) ini.

Karena meskipun namanya umum mengesankan penyebutan nama Allāh semuanya namun 'urf sudah mengkhususkannya. Tradisi ilmiah, tradisi hadits, tradisi fiqih sudah mengkhususkannya untuk arti mengucapkan basmalah (بَسْمَلَة).

Jadi yang dimaksud dengan tasmiyyah (تسمية) sebelum mandi adalah mengucapkan basmalah (بَسْمَلَة). Dan kita mengetahui bahwasannya basmalah (بَسْمَلَة) itu dianjurkan untuk diucapkan di banyak kondisi. Karena dia berisi isti'anah (meminta pertolongan kepada Allāh ‘azza wa jalla), meminta pertolongan dengan nama Allāh ‘azza wa jalla agar kita bisa mendapatkan kekuatan, bisa menjalankan apa yang sedang ingin kita lakukan dengan baik.

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Kita tidak punya daya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan dari Allāh ‘azza wa jalla.
Maka pada umumnya basmalah (بَسْمَلَة) dianjurkan dalam semua kondisi dan mandi adalah thaharah. Kita mengetahui sebagian ulama bahkan sampai berpendapat wajibnya mengucapkan basmalah (بَسْمَلَة) sebelum wudhu. Maka dalam mandi juga demikian. Dalam mandi juga disunnahkan untuk mengucapkan basmalah (بَسْمَلَة) sebelum kita memulai mandi kita.

وَالْوُضُوءُ قَبْلَهُ

2. Berwudhu sebelum kita mandi.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallāhu ‘anha yang menjelaskan tentang sifat mandinya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Di situ Aisyah radhiyallāhu ‘anha mengatakan,

ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ يَدَيهِ

Kemudian Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam setelah Beliau memulai dengan mencuci tangan, kemudian Beliau menyiramkan air dengan tangan kanan Beliau ke tangan kiri Beliau. Kemudian Beliau mencuci atau membersihkan dzakar Beliau (membersihkan kemaluan Beliau).

ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ
Kemudian Beliau berwudhu dengan wudhu Beliau untuk shalat. (Muttafaqun ‘alaih)
Beliau melakukan wudhu sebagaimana Beliau wudhu untuk shalat. Ada 2 sifat di hadits Maimunah, disebutkan Beliau wudhunya urut (runtut) dengan memulai dengan wajah, kemudian tangan, kemudian kepala, kemudian kaki.

Dan dalam hadits Aisyah radhiyallāhu ‘anha disebutkan Beliau mengakhirkan kaki setelah mandi. Jadi Beliau memulai dengan wajah, kemudian tangan, kemudian kepala, kemudian Beliau mandi dulu mengalirkan air ke seluruh anggota tubuh. Baru kemudian setelah selesai mandi, Beliau baru bergeser kemudian mencuci kedua kaki Beliau.

Jadi sifat ideal mandinya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah dengan berwudhu dahulu.

Yang ketiga, Abu Syuja' Al-Ashfahani mengatakan,

وَإِمْرَارُ اليَدِ عَلَى الْجَسَدِ

3. Mengusapkan tangan ke seluruh anggota tubuh,

Menggosokkan tangan kita ke seluruh anggota tubuh kita untuk meratakan air.

Ini hukumnya sunnah menurut Madzhab Syafi'i karena semua hadits-hadits menjelaskan sifat mandinya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.

Dan mā sya Allāh, hadits-hadits tentang mandinya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam ini diriwayatkan oleh para istri Beliau. Karena ini adalah urusan rumah. Beliau melakukannya di dalam rumah. Maka yang hafal, yang paham adalah istri-istri Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.

Dan yang masyhur dalam bab mandi wajib ini adalah hadits Maimunah, kemudian hadits Aisyah radhiyallāhu ‘anhuma yang menjelaskan sifat wudhu secara detail, secara lengkap. Yang oleh para ulama disebut sebagai ash-shifah al-kālimah (الصفة الكامله), sifat yang sempurna, sifat yang ideal untuk mandi wajib.

Dan keduanya menyebutkan ada wudhu, tapi di situ tidak ada yang namanya mengusap atau menggosokkan tangan ke seluruh anggota tubuh. Yang ada adalah mengalirkan air dari kepala. Kemudian,

إِفَاضَةُ الْمَاءِ عَلَى جَمِيعِ الْجَسَدِ
Yaitu mengalirkan air ke seluruh anggota tubuh.
Karenanya kalau orang sudah yakin airnya sampai ke seluruh anggota tubuh dia, maka tidak wajib lagi baginya untuk mengusapkan tangan. Tangan ini hanya untuk membantu sampainya air ke seluruh anggota tubuh. Kalau dia belum yakin bahwasanya air tidak sampai ke seluruh anggota tubuh, dia harus menggosoknya, mengusapnya, atau bagaimana caranya agar air sampai ke seluruh anggota tubuh.

Namun kalau dia sudah yakin, tidak wajib lagi baginya untuk menggosokkan tangan atau mengusapkan tangannya ke seluruh anggota tubuh dia.

Jadi menggosokkan tangan atau mengusap tangan ke seluruh anggota tubuh ini sifatnya adalah sunnah menurut Madzhab Syafi'i. Meskipun dalam Madzhab Maliki ini hukumnya wajib. Al-Imam Malik berpendapat ini hukumnya wajib, maka hendaknya seorang muslim juga berusaha untuk menjadikan mandi wajibnya sempurna dengan mengusapkan badan sebisa mungkin. Dan itu yang lebih hati-hati, in sya Allāh.

Barangkali ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat.

Wallāhu ta'ālā a'lam.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه وسلمواخر دعونا ان الحمدلله رب العالمين


•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.