F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-273: Bab 23 ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma

Audio ke-273: Bab 23 ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-506
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 11 Sya'ban 1445 H / 21 Februari 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1vGotYxA1wfxcneCj-p-Lvmgo8DKPJj3J/view?usp=sharing

💽 Audio ke-273: Bab 23 Memerintahkan kepada Kebaikan dan Melarang dari Kemungkaran ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Na'am, silakan.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ رَأَى خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فِي يَدِ رَجُلٍ ؛ فَنَزَعَهُ ، فَطَرَحَهُ ، وَقَالَ : ❲ يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ إِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَجْعَلُهَا فِي يَدِهِ ؟! ❳ ، فَقِيْلَ لِلرَّجُلِ - بَعْدَ مَا ذَهَبَ رَسُولُ اللهِ ﷺ - : خُذْ خَاتِمَكَ انْتَفِعْ بِهِ ، قَالَ : لَا وَاللهِ ؛ لَا آخُذُهُ أَبَدًا وَقَدْ طَرَحَهُ رَسُولُ اللهِ ﷺ ! ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melihat cincin emas di tangan seorang laki-laki, lantas Beliau pun melepaskan cincin itu dan melemparnya seraya bersabda, "Salah seorang di antara kalian sengaja mengambil dan meletakkan bara api neraka di tangannya." Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pergi, dan kepada orang itu dikatakan, "Ambillah kembali cincinmu dan manfaatkanlah ia." Namun orang itu menjawab, "Tidak, demi Allah, aku tidak akan mengambil selama-lamanya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah melemparnya."(HR. Muslim)
Thayyib, rawaahul muslim ini hadits ya.
Sebagaimana telah kita baca di awal-awal bab, bahwa barang siapa yang melihat kemungkaran, maka dia harus mengubahnya. Dengan apa? Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, ❲ بِيَدِكَ ❳ biyadik (dengan tangannya). Enggak mampu dengan tangannya, maka dengan lisannya. Tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hati.

Siapa yang mampu dengan tangannya? Biasanya yang mampu dengan tangan adalah seorang penguasa. Seorang yang memiliki kekuasaan, baik kekuasaan itu hanya kekuasaan di lingkungan kerja dia, atau kekuasaan yang umum, atau dia sebagai seorang tua yang punya kuasa atas anak, atas keluarganya.

Di sini Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu menceritakan, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melihat sebuah kemungkaran. Apa kemungkaran tersebut? Ada cincin emas di tangan seorang sahabat.

Nih, para jamaah yang muslim (yang laki), emas itu indah, tapi engkau sebagai orang laki tidak pantas mengenakannya. Berikan kepada istrimu. Itu perhiasan untuk wanita, haram bagi laki-laki menggunakan emas. Ada yang pakai kalung emas, ada yang pakai cincin emas. Kalau dia orang kafir, ya wajar buat dia. Tapi buat muslim enggak boleh! Engkau ingin berhias, ada yang diperbolehkan, pakai perak.

Ketika melihat kemungkaran ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam langsung melepas. Ini cara mengingkari kemungkaran.

Thayyib.
Biasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu lembut, Ustadz. Tapi kok ini dikeluarin dari tangannya, kemudian dilempar?

Na'am. Secara umum, dasar dakwah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam adalah kelembutan. Ketika ada seorang yang kencing di masjid, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan kepada para sahabat ❲ دَعُوْهُ ، دَعُوْهُ ❳ "biarkan dia." Ketika ada seorang yang minta izin untuk berzina, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyuruh orang itu dekat. Namun ada kondisi-kondisi tertentu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam tegas. Beliau dengan lantang mengingkari sebuah kemungkaran. Kapan? Ketika memang situasi dan kondisi yang menuntut hal itu.

Di sini ini sahabat yang sudah mengerti, yang sudah paham. Oleh karena itu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam marah. Beliau mencabut dari tangannya dan melemparkannya. Lalu Beliau berkata 'Alaihis-shalatu wassalam,

❲ يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ ❳

Dengan sengaja nih, seorang di antara kalian

❲ إِلَى جَمْرَةٍ مِنَ النَّارِ ❳

diambil itu bara api,

❲ فَيَجْعَلُهَا فِي يَدِهِ ؟! ❳

bara api dari api neraka, kemudian dia letakkan di tangannya nih.

Ancaman orang yang pakai perhiasan emas. Bagi kaum laki-laki, sejatinya yang engkau sedang melingkar di tanganmu adalah lingkaran api neraka.

Mungkin sebagian mengatakan, Ustadz, apa hikmahnya?
Kalau bicara hikmah, yang pertama, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sudah mengharamkan. Apa hikmahnya?
  • Perintah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam agar seseorang sahabat tidak pakai emas.
  • Larangan Nabi untuk pakai emas.
  • Dan kewajiban kita untuk sami'na wa atha'na.

Kalau engkau ingin tahu hikmahnya, ya pelajari. Tapi yang jelas itu dilarang.

Dilempar oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, selesai. Kemudian Nabi pergi. Setelah Nabi pergi, sebagian sahabat yang ada di situ berkata,

خُذْ خَاتَمًا
Kau ambil cincin ini,

انْتَفِعْ بِهِ
ambil manfaat darinya.

Artinya, memiliki cincin emas enggak apa-apa. Untuk apa? Untuk dijual, enggak ada masalah. Untuk tabungan انْتَفِعْ بِهِ ambil manfaat darinya. Tapi kalau pakai, enggak!

قَالَ : لَا
(katakan tidak)

Kita lihat nih, bagaimana sikap Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam kepada sahabat ini. Apakah menjadikan sahabat itu marah kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam? Dia tambah cinta kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam! Dia mengatakan,

لَا وَاللهِ لَا آخُذُهُ أَبَدًا

Demi Allah, aku enggak mungkin ambil cincin itu lagi, selama-lamanya.

وَقَدْ طَرَحَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Setelah Nabi membuangnya, aku ambil dia? Enggak!

Ditinggal itu sama sahabat.

Jadi ada kondisi-kondisi tertentu yang ternyata sikap keras itu menambah keimanan di diri seseorang. Tapi ada kondisi yang enggak boleh kita mengingkari kemungkaran terang-terangan, apalagi kalau orang itu adalah seorang penguasa, seorang pejabat. Maka hendaklah kasih nasihat secara sembunyi-sembunyi.

Tapi karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai pemimpin yang berkuasa pada waktu itu, maka Beliau melakukan itu tidak menimbulkan fitnah, bahkan menimbulkan keimanan.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.