F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-272: Bab 23 ~ Pembahasan Hadits Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu

Audio ke-272: Bab 23 ~ Pembahasan Hadits Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-505
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SELASA, 10 Sya'ban 1445 H / 20 Februari 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1vFT6KwzuNv-XtXG0piwZFL53sCFfDc2t/view?usp=sharing

💽 Audio ke-272: Bab 23 Memerintahkan kepada Kebaikan dan Melarang dari Kemungkaran ~ Pembahasan Hadits Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Thayyib. Hadits yang selanjutnya.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ ، قَالَ : ❲ إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوْسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ! ❳ ، قَالُوْا : مَا لَنَا بُدٌّ إِنَّمَا هِيَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ❲ فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجَالِسِ ؛ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا ❳ ، قَالُوا : وَمَاحَقُّ الطَّرِيقِ ، قَالَ : ❲ غَضُّ الْبَصَرِ ، وَكَفُّ الْأَذَى ، وَرَدُّ السَّلَامِ ، وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ ، وَنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam suatu ketika Beliau bersabda, "Janganlah kalian duduk-duduk di jalan." Para sahabat lantas berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak bisa meninggalkan kebiasaan duduk-duduk ini karena kami bisa berbincang-bincang di sana." Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menasihati, "Jika kalian tidak bisa meninggalkan kebiasaan ini, maka berikanlah hak jalan." Sahabat kemudian bertanya, "Apa saja hak jalan itu, wahai Rasulullah?" Beliau pun menjelaskan, "Menjaga pandangan, mencegah adanya gangguan, menjawab salam, dan menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar."(Muttafaqun 'alaih)
Subhanallah.
Ini hadits Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu. Beliau 'Alaihis-shalatu wassalam ketika melihat sebuah kebiasaan, sebuah budaya; ada budaya yang dilestarikan, ada budaya yang kemudian harus ditinggalkan.

Kebiasaan para sahabat itu duduk di pinggir jalan. Itu kebiasaan mereka. Nongkrong di pinggir jalan. Apa penyebabnya? Wallahu a'lam bisshawab. Mungkin itu tempat majelis mereka yang lebih nyaman buat mereka, karena sebagian mungkin kalau dalam rumah ya, rumahnya kecil, ganggu keluarga nantinya. Akhirnya mereka kalau nongkrong di pinggir jalan. Enak sebenarnya kalau nongkrong di pinggir jalan itu, enggak ngerepotin tuan rumah, karena mereka di pinggir jalan.

Ketika melihat itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوْسَ فِي الطُّرُقَاتِ! ❳

Ini sebuah shirah, ancaman, arahan untuk meninggalkan.
Hati-hati, jangan duduk-duduk di jalan!

Akhirnya para sahabat menjawab. Mereka mengatakan kepada Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam, bukan mereka menentang perintah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Karena kita tahu, tugas seorang muslim adalah sami'na wa atha'na ( سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا ) "mendengarkan dan mentaati."

Tapi mereka punya alasan, bahwasanya mau duduk di mana lagi kita. Mereka mengatakan,

يَا رَسُولَ اللهِ! مَا لَنَا مِنْ مَجَالِسِنَا بُدٌّ ، نَتَحَدَّثُ فِيهَا

Kita enggak ngapa-ngapain, ya Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam. Kita cuma ngobrol di sini.

Artinya, mereka berpandangan, yang mereka lakukan ini tidak bertentangan. Memang sebenarnya duduk di jalan itu enggak ada masalah. Namun, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ingin memberikan kepada para sahabat sebuah arahan, kalau bisa jangan duduk di pinggir jalan.

Di mana duduknya? Cari tempat lain, tidak di pinggir jalan. Ngobrol di ruang tamu. Kalau orang, masyaaAllah, sekarang orang-orang rumahnya besar, tapi sebagian. Pada masa itu mereka punya rumah hanya satu kamar, seperti Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika ada tamu, mau tidak mau tamu itu harus masuk ke dalam kamar Beliau 'Alaihis-shalatu wassalam.

Maka akhirnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ فَإِذَا أَبَيْتُمْ ❳

Jika kalian memang tidak bisa meninggalkan ini ya, (karena alasan tadi)

❲ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ ❳

maka berikanlah hak jalan.

Jalan itu memiliki hak. Kalian duduk di pinggir jalan.

Apa hak jalan?

1. Ghaddul bashar ❲ غَضُّ الْبَصَرِ ❳ "Menundukkan pandangan"

Subhanallah, Jamaah.
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memulai dengan ghaddul bashar ❲ غَضُّ الْبَصَرِ ❳. Karena kadang kala, orang duduk di pinggir jalan memang untuk melihat-lihat. Melihat apa? Wallahu a'lam. Ada yang kalau sekarang ini, yang duduk-duduk pinggir jalan, melihat orang lewat, melihat mobil, ada yang hitung motor ya, pokoknya apa yang lewat dia lihat.

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, "Kalau engkau tetap mau duduk di jalan, tolong kasih haknya jalan, ghaddul bashar ❲ غَضُّ الْبَصَرِ ❳, tundukkan pandangan."

Karena banyak musibah terjadi itu dari mata. Orang kalau enggak ghaddul bashar ❲ غَضُّ الْبَصَرِ ❳ di jalan, lihat perempuan, atau melihat orang lewat, dia nanti akan menggunjingkan orang tersebut, Orang ini seperti itu, seperti itu, jalannya kayak gini, nih orang kayaknya sombong, nih orang kayaknya hasut, macam-macam, gara-gara duduk di jalan ketika engkau tidak menundukkan pandangan. Orang kalau ngobrol enak, sudah. Dia enggak melihat apa yang di jalan. Maka perintah ghaddul bashar ❲ غَضُّ الْبَصَرِ ❳, itu hak yang pertama.

2. Wa kafful adza ❲ وَكَفُّ الْأَذَى ❳ "mencegah adanya gangguan."

Tidak ganggu, enggak mengganggu orang, dan kalau ada gangguan dia cegah. Engkau di jalan. Kadang kala di jalan ada kejadian, ada tabrakan, atau ada apa, ada orang berantem, maka engkau bertugas untuk mencegah adanya gangguan.

3. Wa raddus-salam ❲ وَرَدُّ السَّلَامِ ❳ "membalas salam."

Karena banyak orang di pinggir jalan, kemudian ketika orang lewat mengucapkan salam, dia tidak membalas salam. Kalau enggak ingin membalas salam orang, ya sudah, duduk di dalam, jangan di pinggir jalan.

Dan subhanallah, hadits ini menyebutkan atau mengisyaratkan bahwa kebiasaan orang-orang yang berlalu, yang lewat, itu selalu menebarkan salam. Dan kita lihat di negeri kita, biasanya orang bukan salam yang ditebarkan, tapi "Permisi..!" Kita kalau orang permisi, masa kita jawabnya wa'alaikumussalam. "Iya.. silakan!" Kadang kala seperti itu.

Maka kita nih, buat kita yang lewat, hendaklah menebarkan salam. Dan buat yang duduk-duduk di pinggir jalan, hendaklah mereka menjawab salam.

{ وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَآ }

Kalau dikasih salam, tolong dibalas dengan yang lebih baik atau sama.

Thayyib, kemudian hak yang keempat,

4. Wal amru bil ma'ruf ❲ وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ ❳.

5. Wan-nahyu 'anil-munkar ❲ وَنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ ❳.

Beramar ma'ruf. Ada orang tidak tahu tentang satu kebaikan dan engkau melihat, engkau tegur, kasih tahu dia. Ada kemungkaran yang terjadi, engkau cegah. Ini menjadi hak yang harus diberikan. Tidak mampu memberikan hak jalan, tinggalkan jalan.

Ustadz, ana orangnya pemalu, ana orangnya enggak enakan, ana orangnya yang gini-gini.

Ya sudah, jangan duduk di jalan. Karena mau tidak mau ketika melihat orang lewat, ya akan melihat kemungkaran di sana. Mungkin engkau akan melihat, ya.. orang yang sedang membuka auratnya duduk di sana, mungkin ada orang yang melakukan kemaksiatan, ada cewek sama cowok yang bukan mahramnya dia berpelukan atau berciuman misalnya, dan engkau ada di sana, maka ini menjadi hak jalan buat siapa saja yang duduk di jalan. Baik di jalan itu di warung, atau ya kadang kala di depan rumah orang itu ada orang kasih huk namanya ya di sini nih, ada tempat duduk yang dari cor-coran, itu mereka duduk di sana, maka tolong. Atau yang duduk di alun-alun, waktu car free day orang duduk di sana, kadang kala malam hari mereka duduk di sana juga, engkau punya kewajiban, lima.
  1. Tundukkan pandangan.
  2. Cegah adanya gangguan dan jangan ganggu orang. Jangan sampai duduk engkau mengganggu orang, dan kalau ada gangguan engkau cegah.
  3. Menjawab salam.
  4. Amar ma'ruf.
  5. Nahi mungkar (mencegah kemungkaran).

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.