F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-266: Bab 23 ~ Pembahasan Hadits Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu

Audio ke-266: Bab 23 ~ Pembahasan Hadits Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-499
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 02 Sya'ban 1445 H / 12 Februari 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-266: Bab 23 Memerintahkan kepada Kebaikan dan Melarang dari Kemungkaran ~ Pembahasan Hadits Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Thayyib.
Setelah ayat-ayat dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi, kemudian beliau masuk kepada ucapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ : ❲ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ؛ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ ❳ .❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia bertutur, "Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah dengan lidahnya. Jika tidak mampu, hendaklah dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman'."(HR. Muslim)
MasyaaAllah.
Ini, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyebutkan,
❲ مَنْ رَأَى ❳
Barang siapa yang melihat

Jadi kemungkaran ini bisa kita lihat, bisa kita dengarkan dengan panca indera kita, bahwasanya ada kemungkaran yang terjadi. Tugas kita adalah mengubah kemungkaran tersebut. Mengubahnya dengan apa? Dengan tangan.
Ada orang mau minum, kita ambil minumannya, itu merubah dengan tangan. Ada orang mau narkoba, kita tangkap, itu merubah dengan tangan. Tapi tidak semuanya mampu dengan tangan. Di sini para ulama ketika berbincang mengingkari dengan tangan.

Sejatinya amar ma'ruf nahi mungkar ini fardhu kifayah, sebuah kewajiban yang kalau sudah ada orang yang mengamalkan, maka yang lainnya tidak wajib.
Kemudian berkaitan dengan mengubah dengan kekuatan dengan tangan, maka ini tentunya buat orang yang punya kekuasaan dan bisa mengingkari dengan tangannya tanpa menyebabkan terjadinya kemungkaran yang lebih besar. Maka ubahlah dengan tangan.

Tapi kalau enggak mampu, Enggak mampu, Ustadz.
Kenapa enggak mampu?
Ana takut terjadi kemungkaran yang lebih besar. Mungkin dia minum. Kalau ana larang, mungkin dia bunuh nantinya.

Akhirnya dua dosa terjadi, minum tetap plus tambah bunuh. Maka jangan dengan lisannya. Dengan lisannya pun perlu dengan cara yang lembut, dengan tutur kata yang baik. Dengan harapan lisan itu bisa menggerakkan hati.
Subhanallah.

Syaikh bin Utsaimin rahimahullahu Ta'ala menyebutkan tentang kisah di mana ada seorang yang beramar ma'ruf nahi mungkar. Dia datang ke tempat kebun orang. Pas waktu Maghrib, dia itu sibuk isi air atau ngambil air di sumur buat kebunnya, biasanya pakai unta. Dan dia punya pecut tongkat untuk menggerakkan itu unta.
Tahu-tahu ada sekelompok orang yang mendatangi dia, marah-marahin dia, omongannya buruk. Akhirnya orang yang dikasih tahu ini bukannya menerima. Dia ambil itu tongkat, dia pukul itu orang-orang yang menyuruh dia untuk shalat.

Akhirnya orang-orang ini kabur berangkat ke masjid. Laporan kepada gurunya. Guru, kita ini nyuruh orang ke masjid, kita ini malah dipukulin sama orang.

MasyaaAllah.
Akhirnya, Syaikhnya keesokan harinya, sebelum Maghrib dia berangkat ke tempat itu. Dia lepas baju kebesarannya itu, dia berwudhu sebelum Maghrib. Terus, mau azan Maghrib. Ketika mau azan Maghrib, Syaikh ini mendatangi itu orang. Paman! kata dia. Fulan, ini sudah azan. Gimana kalau kita ke masjid. Nanti bisa dilanjut lagi! Artinya, kita tetap dapat pahala dari Allah 'Azza wa Jalla dan kebun kita pun diberkahi oleh Allah 'Azza wa Jalla. Apa kata orang tua itu? Kemarin kau tahu? Ada kelompok anak muda yang teriak-teriak, mengeluarkan kata-kata yang tidak baik yang menyakitkan hati. Akhirnya aku pukul!

Subhanallah. Akhirnya orang ini berangkat ke masjid dengan Syaikh.
Ini ketika kita bicara ❲ فَبِلِسَانِهِ ❳ .
Hendaklah merubah dengan lisannya, dengan tutur kata yang baik, dengan akhlak yang mulia dan dengan doa, dengan harapan dibukakan pintu hatinya untuk menerima hidayah.

Kalau enggak mampu dengan lisan, Ana kayaknya ngomong pun bermasalah. Ana sering mendengarkan curhatan para wanita yang mengatakan, Ustadz, ana kalau sering ngomong sama suami, enggak.. ck... bermasalah Ustadz, akan menimbulkan sesuatu yang lebih berat, sehingga ana kadang kala mendiamkan.
Maka perlu dilihat kondisinya, tempatnya, orangnya, apakah memungkinkan untuk kita ingkari dengan lisan kita.
❲ فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ ❳

Kalau enggak bisa,

kalau seorang bos (atasan) mampu dengan tangannya, dia mampu memanggil anak buahnya, Sini! Kamu enggak shalat, nanti saya ganti dengan pekerja yang lain! Atau, Saya turunkan dari jabatan! Mampu melakukan itu! Tapi kalau orang biasa kadang kala enggak mampu.
Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan arahan. Beliau mengatakan,
❲ فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ❳
Kalau tidak bisa merubah dengan tangan, enggak bisa merubah dengan lisan, maka dengan hatinya.
Dan konsekuensi mengingkari dengan hati ini adalah meninggalkan tempat terjadinya kemaksiatan. Karena ketika antum membiarkan kemungkaran itu terjadi dan antum diam, bisa jadi antum meridhai terjadinya kemungkaran tersebut.

Maka konsekuensinya meninggalkan tempat itu. Dan itu kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,
❲ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ ❳
"Itu adalah selemah-lemahnya iman."

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.