F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-253: Bab 21 ~ Pembahasan Hadits Abu Musa Al-Asyari Radhiyallahu Anhu

Audio ke-253: Bab 21 ~ Pembahasan Hadits Abu Musa Al-Asyari
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-486
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 12 Rajab 1445 H / 24 Januari 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-253: Bab 21 Saling Tolong-menolong dalam Kebajikan dan Ketakwaan ~ Pembahasan Hadits Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita lanjutkan kajian kita.
Thayyib, hadits yang selanjutnya.
وَعَنْ أََبِي مُوْسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ : ❲ الخَازِنُ المُسْلِمُ الأمِينُ ، الَّذِي يُنْفِذُ مَا أُمِرَ بِهِ ، فَيُعْطِيهِ كَامِلاً مُوَفَّراً، طَيِّبَةً بِهِ نَفْسُهُ فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ : أَحَدُ الْمُتَصَدِّقِينَ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

وَفِي رِوَايَةٍ : ❲ الَّذِي يُعْطِي مَا أُمِرَ بِهِ ❳ .

Dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya Beliau bersabda, "Seorang bendahara muslim lagi terpercaya yang melaksanakan tugasnya seperti apa yang diperintahkan kepadanya, lantas dia memberikan harta tersebut secara penuh dan sempurna dengan senang hati, dan dia menyerahkannya kepada orang yang menjadi tujuan perintah tersebut untuk menerimanya, maka dia termasuk orang-orang yang bersedekah."
(Muttafaqun 'alaih)

Dan disebutkan di riwayat yang lain, "Bahwa orang-orang yang memberikan apa yang diperintahkan kepadanya."
Ini bab, bab kebaikan itu banyak sekali. Di sini Nabi 'Alahis-shalatu wassalam menjelaskan posisi Al-Khazin (bendahara).

Kadang kala kita lihat ada orang yang memang tugasnya menyalurkan duit. Duit bukan punya dia. Dia di bagian bendahara. Dia hanya melaksanakan tugas. Mungkin dia juga dapat gaji dari pekerjaan dia tersebut. Tapi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menganjurkan seorang mukmin ketika bekerja, agar dia tidak hanya mencari gaji saja, imbalan duniawi saja, tapi dia berpikir bahwasanya dia sedang dalam pengawasan Allah 'Azza wa Jalla, sehingga dia termotivasi untuk beramal dengan baik. Muslim itu dedikasi kerjanya tinggi sekali, karena dia bukan hanya cari gaji lemburan, enggak. Ada sesuatu yang dia cari.

Di sini Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan, ada empat sifat yang dimiliki seorang bendahara ini.
  1. Al-Muslim. Dia bendahara yang muslim.
  2. Al-Amin. Orangnya amanah, dia tidak berkhianat kepada atasannya, kepada perusahaannya; dia tidak makan uang negara, uang perusahaan. Dia amanah; muslim, amanat.
  3. Dia melaksanakan tugas sesuai dengan yang diperintahkan; dia tidak kurangi, dia tidak tambahi.
  4. Thayyibatan bihi nafsi ( طَيِّبَةً بِهِ النَّفْسٍ).
    Dia melaksanakan tugasnya dalam kondisi senang hatinya, bahagia dia memberikan. Karena memang ada orang, ada bendahara yang disuruh sama orang tua, sama bosnya, sama atasannya, sama jengkel dia. Dia ngasih sama jengkel, bahkan ada yang memberi sambil mengungkit-ungkit, Antum ini sudah berapa kali minta ke sini terus.
Subhanallah. Uang bukan uangmu, harta bukan hartamu, tugasmu hanya menyampaikan. Seorang yang memiliki empat kriteria sebagai bendahara, atau yang ditugaskan untuk memberikan/menyalurkan uang, maka dia akan termasuk ahadul-mutashaddiqiin (أَحَدٌ المُتَصَدِّقِيْنَ ), termasuk salah satu orang yang bersedekah -duit bukan duit antum ya, antum mengeluarkan duit dapat gaji- kalau hati antum senang bisa bantu orang.

Subhanallah, Jamaah. Ini tadi yang ana ingin ingatkan. Ada sebuah pertanyaan yang mengatakan, Ya Ustadz, kalau orang yang membagikan buka bersama di masjid, ada panitianya..?

Seperti kita di STDI (Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah, -ed), kita menggalang dana untuk buka bersama. Thayyib, kita bentuk kepanitiaan. Panitia dibentuk. Ada yang bagian menaruh sufrah, plastik ditaruh di masjid, itu bagian dia sudah, hanya itu bagian dia. Ada yang bagian membagikan makanan. Jadi ketika makanan datang, dia bagikan kepada jamaah. Itu bukan uang dia yang digunakan untuk membeli makanan, (uang) orang. Ada yang memberi kotaknya untuk tempat makanan. Subhanallah. Kemudian ada yang bagian membersihkan. Sebelum shalat, kalau kita lihat di Masjid Nabawi ya, itu sudah dirapikan ya.

Ketika seseorang hatinya bahagia, senang bantuin orang-orang berbuka, walaupun duitnya bukan duit dia, kurmanya bukan kurma dia, rotinya bukan roti dia, dia cuma memindah dari tangannya orang kepada tangan orang lain, maka dia akan terhitung sebagai ahadul-mutashaddiqiin (أَحَدٌ المُتَصَدِّقِيْنَ ), salah satu orang yang bersedekah.

Ini anjuran untuk tolong-menolong dalam kebaikan. Ketika membuat sekolahan umpamanya, ada sebagian orang, Ya Allah, ana enggak punya duit Ustadz ya, tapi ana coba ana sampaikan kepada teman-teman, mungkin ada yang mau, mungkin ada yang mau membantu. Dia cuma sounding kepada sohib-sohibnya; duit bukan duit dia, akhirnya masyaaAllah dapat sumbangan sebanyak 100 juta, umpamanya. InsyaaAllah, antum yang menyalurkan, yang lewat antum uang itu, antum terhitung dapat pahala shadaqah. Sehingga enggak ada perasaan iri dan dengki.

Dan juga buat orang-orang yang ditugaskan untuk membagikan uang rakyat, harus amanah. Ada memang bantuan untuk fakir miskin, maka tolong disampaikan. Kadang kala ada beras, dulu ada beras yang lewat Pak RT. Tolong Pak RT, engkau mungkin bukan yang membeli itu beras, engkau hanya menyalurkan, kepada.. ingat! kepada orang yang berhak, bukan kepada keluargamu. Karena ada orang yang ketika dapat amanah untuk dibagikan ke masyarakat, ke orang, dia bagikan kepada keluarga dia sendiri. Padahal amanahnya harus sesuai, kepada orang yang memang sudah ditentukan, Ini buat Fulan. Maka dengan cara seperti itu, amanah akan terlaksana, engkau akan dapat pahala.

Dan ingatlah dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

{ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً }
"Allah itu mengawasi kalian selalu."(QS. An-Nisaa: 1)
Dan yang belum mampu untuk beramal, berdoa minta sama Allah 'Azza wa Jalla untuk bisa beramal. Ada sebagian orang yang selalu tangannya di bawah. Mintalah, Kapan tanganku ada di atas. Karena,

[ اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى ]
"Tangan yang di atas itu lebih baik daripada tangan yang di bawah."
Alhamdulillah, kita telah menyelesaikan bab ini. Tinggal bagaimana kita mengamalkannya dalam kehidupan kita.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.