F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-242: Bab 20 ~ Pembahasan Surah Al-Maidah Ayat 2

Audio ke-242: Bab 20 ~ Pembahasan Surah Al-Ma'idah Ayat 2
☛ Pertemuan ke-475
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SELASA, 27 Jumadil Akhir 1445 H / 09 Januari 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-242: Bab 20 Memberi Petunjuk kepada Kebaikan dan Mengajak kepada Kebenaran atau Kesesatan ~ Pembahasan Surah Al-Ma'idah Ayat 2

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita lanjutkan kajian kita.

Thayyib, ayat yang selanjutnya.
{ وَتَعَاوَنُوا۟عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ }

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa."
Ini potongan ayat dari surah Al-Ma’idah ayat 2. Allah mengatakan,

{ وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللهَ ۖ إِنَّ ٱللهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ }
Kata Allah, "Kalian itu saling tolong-menolonglah dalam kebaikan dan dalam ketakwaan."

Ini mengisyaratkan kalau berdakwah itu perlu bergandengan tangan, saling menolong, saling mendukung.

Kalau kita lihat ketika membangun sebuah sekolahan, apakah sekolah itu berdiri karena ada kepala sekolahnya? Cukup kepala sekolahnya (yang) menjalankan sekolahannya? Enggak cukup. Harus ada gurunya. Thayyib. Kepala sekolah ada, gurunya ada, apakah sekolah jalan? Enggak akan jalan. Perlu apalagi, gurunya sudah ada?! Na'am, ada bagian-bagian lain di sekolahan; bagian penerimaan ya nantinya, bagian yang menyiapkan lokalnya, sekolahnya, yang bersih-bersih. Artinya, dibutuhkan saling tolong-menolong dalam kebaikan.

Dan kalau bicara dakwah, Jamaah, seperti ana. Ana sekarang ada di depan Jamaah nih. Ana sampaikan. Ana tinggal baca, lalu ana sampaikan. Pertanyaannya, mungkinkah ana bisa menyampaikan ketika enggak ada teman-teman yang ada di balik layar? Enggak mungkin. Ada orang-orang yang men-setting kamera, ada yang beli ini, masyaaAllah, ada yang menyiapkan air buat ustadznya.
Kalau kajian di masjid, subhanallah, ada yang menyiapkan sound system-nya, ada yang menyiapkan karpetnya, ada yang menyiapkan lahan parkirnya, ada yang mengatur sandalnya. Subhanallah, ada banyak orang dalam dakwah ini.

Kalau engkau tidak bisa menjadi seorang ustadz, paling tidak engkau bisa menjadi debu yang menempel di tiang agama ini; satu pasir yang membuat tonggak agama ini jadi kuat. Masjid itu besar, bagus. Kalau enggak ada batu, atau kerikil, atau butiran semen yang nempel di salah satu tiang itu, ya enggak akan berdiri.

Ustadz pun tidak boleh ge-er, tidak boleh dia ujub. Ketika jamaah yang hadir banyak waktu kajian dia, lalu dia mengatakan, Tuh orang-orang datang karena aku.

Subhanallah. Siapa yang mengundang antum? Siapa yang mengundang antum?! Tuh, pikirkan! Siapa yang jemput antum? Siapa yang membuat jadwal kajian, membuat flyer dan menyebarkannya, antum semua ngerjakan itu? Tidak!
Siapa yang men-setting sound system supaya suara terdengar oleh jamaah, siapa yang membuat tenda-tenda supaya jamaah tidak kehujanan? Pertanyakan kepada dirimu! Siapa, siapa, siapa?!

Itulah ta'awun ( تَعَاوُنٌ ).

{ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى }

Kita enggak boleh merasa karena kita, karena saya. Tapi katakan, "Karena Allah semuanya, dan karena teman-teman nih, kajian sekarang ini."

Maka hendaklah kita tahu diri, bahwa kita butuh kebersamaan dalam mengajak kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kalau mungkin ada seorang, Ana enggak bisa Ustadz nyampaikan, Ustadz, tapi ana bisa memfasilitasi. Umpamanya, Di kantor ana ini Ustadz, boleh enggak ana kumpulin orang-orang, lalu Ustadz datang isi kajian?

Kalau ustadznya datang ke kantor itu, enggak akan dianggap, enggak ada yang kenal sama ustadz di kantor itu. Tapi karena ada satu yang kenal, kemudian dia yang memfasilitasi, sehingga orang-orang pada ngaji. Peran siapa? Peran pekerja itu di kantor. Bukan peran ustadznya belaka.

Ada ta'awun. Kita nih bagi-bagi pahala. Ustadz menyampaikan. Ini urusan kamera, ada yang me-live-kan. Semuanya butuh kebersamaan. Ini kamera siapa yang kasih, ustadznya beli sendiri? Enggak! Ada orang yang beliin.

Dibutuhkan saling tolong-menolong dalam menyampaikan agama Allah ini. Dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan keburukan. Kita harus tahu diri juga. Ada orang yang mengajak orang lain kepada keburukan. Ayo jadi panitia! Jadi panitia kemaksiatan. Maka tinggalkan yang seperti itu.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.