F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-241: Bab 20 ~ Pembahasan Surah An-Nahl Ayat 125

Audio ke-241: Bab 20 ~ Pembahasan Surah An-Nahl Ayat 125
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-474
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 26 Jumadil Awwal 1445 H / 08 Januari 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-241: Bab 20 Memberi Petunjuk kepada Kebaikan dan Mengajak kepada Kebenaran atau Kesesatan ~ Pembahasan Surah An-Nahl Ayat 125

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Thayyib. Ayat yang selanjutnya yang di surat An-Nahl ayat 125.
{ ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ }

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
Na'am.
Allah Jalla Jalaluh mengatakan kepada Nabi,
{ ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ }
Ajaklah umat manusia. Ke mana? Kepada jalan Rabbmu.
Jelas ini, mengajak orang kepada jalan Allah. Karena inilah jalan yang mengantarkan kepada keridhaan-Nya. Sekali lagi, kalau bicara dakwah, kita melihat hampir semua sekte memiliki misi mengajak orang lain untuk berpindah agama. Kita mengajak orang lain untuk menuju ke jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tata caranya bagaimana?

Allah sebutkan:

1. Bilhikmah ( بِٱلۡحِكۡمَةِ ) "dengan hikmah".

Apa yang disebut dengan hikmah?
Hikmah itu artinya meletakkan segala sesuatu di tempatnya, tidak lebih, tidak kurang. Itu hikmah.

Hikmah itu, meletakkan buah di kulkas agar tidak rusak dan mengeluarkan sesuatu dari kulkas yang mungkin untuk dimasak, itu hikmah. Jadi meletakkan sesuatu di tempatnya itu "hikmah". Memposisikan setiap orang sesuai dengan jabatan sosial dia, kedudukan dia di masyarakat, itu hikmah. Kemudian, tidak menyatukan cara berbicara sama orang, itu hikmah. Tidak mendakwahi mereka dengan satu cara, itu hikmah. Karena sebagian orang mendakwahi orang lain dengan satu cara. Ini atasan, ini bawahan, beda caranya! Itu anak kecil, yang ini bapak-bapak sudah sepuh. Bagaimana caranya? Berbeda.
Maka ketika Allah mengatakan { بِالْحِكْمَةِ }, hikmah itu meletakkan segala sesuatu di tempatnya, antum posisikan diri antum. Ketika berbicara dengan seorang presiden, berbeda dengan ketika berbicara dengan seorang (umpamanya) kepala desa. Berbincang dengan anak muda yang taat dan dengan anak muda yang jahat, beda cara berbicaranya.

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah melakukan hal itu dalam mendakwahi umat manusia. Terkadang Beliau mengangkat suaranya keras, terkadang Beliau marah, terkadang Beliau dengan senyum. Ada seorang yang kencing di masjid, dibiarin sama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, ❲ دَعْهُ ، دَعْهُ ❳. Baru didakwahi.

Ada pemuda yang minta izin berzina kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Nabi berusaha untuk mendekatkan anak muda itu kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, untuk diajak bicara dari hati ke hati, agar mata dan mata terus berpandangan, dengan harapan anak muda itu berubah. Dan sukses dakwah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Bilhikmah { بِالْحِكْمَةِ }.

2. Wal mau'izhatil hasanah ( وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِ ).

Mau'izhah, apa mau'izhah hasanah ( مَوْعِظَةٌ حَسَنَةٌ )? Mau'izhah hasanah ini adalah mengingatkan orang lain dengan peringatan yang berbalut bujukan-bujukan. Apa istilahnya..? Tawaran-tawaran kepada mereka dengan surga Allah Subhanahu wa Ta'ala dan ancaman-ancaman buat yang enggak taat.

Jadi, mau'izhah hasanah ( مَوْعِظَةٌ حَسَنَةٌ ), nasihat yang baik itu, adalah nasihat yang mengajak orang kepada kebaikan dengan menjelaskan iming-iming yang ditawarkan dan juga dengan menjelaskan kepada mereka ancaman yang akan diberikan kepada orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran tersebut.

3. Wajaadilhum billatii hiya ahsan ( وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ).

Cara yang ketiga, jidal ( جِدَالٌ ) "dialog, debat". Tapi dengan cara yang paling baik, dengan cara yang lebih baik, karena jidal ini perlu persiapan khusus. Dan ana perhatikan memang debat ini memerlukan بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ .

Ada orang yang cepat emosional. Ketika dia berdialog, dialognya jadi enggak membuahkan hasil. Enggak boleh engkau dialog! Engkau duduk di rumah sana, merusak nantinya. Apalagi dalam urusan agama! Seorang yang berdebat itu, orang yang punya ilmu yang matang, punya adab yang mulia, dan punya niat yang baik. Bukan untuk.. niatnya bukan untuk menunjukkan posisi dia; dia lebih pintar dari lawannya, bukan! Untuk mengajak orang lain kepada kebaikan. Jadi tujuannya tetap { إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ }. "Mengajak mereka kepada jalan Allah 'Azza wa Jalla".

Tapi, Allah lalu katakan,

{ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ }
Allah itu lebih tahu siapa yang tersesat dalam kehidupan ini.
Artinya, engkau enggak perlu maksa ketika mendakwahi orang lain. Kemudian orang itu tidak mau menerima dakwahmu, orang itu menolak, orang itu marah-marah, engkau enggak perlu sedih! Kenapa? Kita ini hanya bisa mengajak. Adapun urusan hidayah, milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan Allah lebih tahu siapa yang pantas mendapatkan petunjuk.

Kita enggak bisa mendikte Allah. Allah, kenapa Fulan kok enggak dikasih petunjuk, Fulan kok dikasih petunjuk?
Allah lebih tahu siapa yang paling pantas mendapatkan petunjuk, siapa yang hatinya memang baik yang sedang mencari jalan menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jadi intinya ada perintah untuk berdakwah. Tapi tetap kepada ilmu dan dengan ilmu, supaya dakwah kita tidak malah menimbulkan kekacauan yang lebih dahsyat.

Contoh nih ya, Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang kita untuk mencaci-maki tuhan-tuhan orang kafir. Padahal yang perlu, yang seharusnya kita rendahkan tuhan-tuhan mereka, berhala-berhala mereka. Kenapa?
Karena ditakutkan kalau kita nanti mencaci-maki tuhan-tuhan mereka, yang ada mereka balik mencaci-maki Allah Subhanahu wa Ta'ala. Padahal membuat orang-orang kafir itu jengkel kepada kita tanpa menzalimi mereka, itu termasuk maksud agar mereka dapat hidayah, sadar dengan apa yang mereka lakukan. Tapi kalau ternyata menimbulkan kemungkaran yang lebih dahsyat, Allah larang! Ini kembali kepada hikmah, mau'izhah hasanah ( مَوْعِظَةٌ حَسَنَةٌ ), berjidal dengan cara yang baik.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.