F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tiga Landasan Utama – 13 – Mengenal Nabi Muhammad Bagian Ketiga dan Penutup

Tiga Landasan Utama – 13 – Mengenal Nabi Muhammad Bagian Ketiga dan Penutup
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Tsalatsatul Ushul : ❝ MENGENAL NABI MUHAMMAD #3 dan KHATIMAH - SELURUH RASUL MEMERINTAHKAN TAUHID DAN MELARANG KESYIRIKAN SERTA MAKNA THAGHUT ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Mengenal Nabi Muhammad #3 dan Khatimah - Seluruh Rasul Memerintahkan Tauhid dan Melarang Kesyirikan serta Makna Thaghut


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat sekalian yang semoga senantiasa dimuliakan oleh Allah Rabbul ‘alamin, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul, kali ini pertemuan yang ke-13, in syaa Allah pertemuan yang terakhir, ada beberapa pasal lagi, ada 3 pasal in syaa Allah yang akan saya sampaikan.

Rasul yang pertama dan terakhir?

Penulis rahimahullah berkata,

وَأَّوَّلُـهُمْ نُوْحٌ ، وَآخِرُهُمْ مُحَمَّدٌ ، وَهُوَ خَاتَمُ النَّبِيِّينَ ؛ وَالدَّلِيْلُ عَلَى أَنَّ أَوَّلَـهُمْ نُوْحٌ قَوْلُـهُ تَعَالَى : اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖ ( النساء : ١٦٣ )
Yang pertama dari mereka atau para Rasul adalah Nuh 'alaihisalam adapun yang terakhir dari mereka adalah Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, dan beliau adalah penutup para Nabi atau penutup para Rasul.
Dalil yang menunjukkan bahwa Nuh adalah Rasul pertama yaitu firman Allah ta'ala dalam Surat An-Nisa ayat 163, Allah berfirman,

اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ
Sesungguhnya Kami mewahyukan kepada Muhammad,
كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖ
Sebagaimana kami mewahyukan kepada Nuh dan Nabi-nabi yang datang setelah Nuh,
Jadi Rasul yang pertama adalah Nuh adapun yang terakhir adalah Baginda Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, dalilnya Surat An-Nisa. Karena dalam ayat ini Allah berfirman, “ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ “ sebagaimana kami mewahyukan kepada Nuh dan Nabi-nabi setelahnya.

Dalil yang lebih jelas lagi adalah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari yaitu hadits tentang “ الشفاعة العظمى “ syafaat yang paling besar, yang Allah berikan kepada manusia nanti, yaitu disegerakan nya hisab (hari perhitungan) . Manusia berbondong-bondong datang kepada Nabi Adam, meminta agar Nabi Adam memohon kepada Allah untuk disegerakan hisab (hari perhitungan). Nabi Adam tidak mampu, mereka pun datang diantaranya kepada Nabi Nuh 'alaihisalam apa yang dikatakan oleh manusia kala itu sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
Manusia berkata, “ يا نوح أنت أول رسولwahai Nuh engkau adalah Rasul yang pertama, jadi hadits ini secara “sharih” jelas, menunjukkan bahwasanya Rasul yang pertama adalah Nuh.

Kemudian, jika dilihat dari sisi yang lain, bahwa definisi Rasul adalah seseorang yang diutus oleh Allah kepada manusia yang menyelisihi Nabi tersebut dalam dasar agama. Nah, kesyirikan pertama kali muncul itu di zamannya Nabi Nuh ‘alaihisalam. Makanya diutuslah Nuh sebagai Rasul kenapa?, karena umat pada waktu itu menyelisihi dalam dasar agama, dimana manusia menyekutukan Allah subhanahu wa ta'ala, jadi kesyirikan pertama kali terjadi di masa nya Nabi Nuh 'alaihisalam, karena itulah Nuh disebut sebagai Rasul yang pertama.

Seluruh Rasul memerintahkan Tauhid dan melarang kesyirikan.

Karena itu adalah inti agama Islam,

Penulis berkata,

وَكُلُّ أُمَّةٍ بَعَثَ اللهُ إِلَيْهِا رَسُوْلًا مِنْ نُوْحٍ إِلَى مُحَمَّدٍ ، يَأْمُرُهُمْ بِـعِبَادَةِ اللهِ وَحْدَهُ ، وَيَنْهَاهُمْ عَنْ عِبَادَةِ الطَّاغُوْتِ ؛ وَالدَّلِيْلُ قَوْلُـهُ تَعَالَى : وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ… (النحل: ٣٦)
Artinya setiap ummat Allah utus untuk mereka seorang Rasul mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam mereka para Rasul itu memerintahkan manusia untuk beribadah kepada Allah saja dan melarang mereka beribadah kepada thaghut, thaghut segala sesuatu yang diibadahi selain Allah. Dalilnya firman Allah ta'ala dalam surah an-nahl ayat 36 dan sungguh kami telah mengutus pada setiap umat seorang Rasul. Apa dakwahnya para Rasul ini? “ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ “ ibadahlah kalian kepada Allah dan tinggalkanlah thaghut.
Kemudian kata penulis,

وَافْتَرَضَ اللهُ عَلَى جَمِيْعِ الْعِبَادِ الْكُفْرَ بِالطَّاغُوْتِ وَالْإِيْمَانَ بِاللهِ
Allah telah mewajibkan kepada setiap hambanya supaya mengingkari thaghut dan hanya beriman kepada Allah.

Makna thaghut, apa itu thaghut.

Thaghut secara bahasa dari kata, طَغَى ء يَطْغَى artinya melampaui batas, adapun secara istilah sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim, dan penulis mengambil dari kitab I'lam al-Muwaqqi'in,

قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى : « مَعْنَى الطَّاغُوْتِ مَا تَجَاوَزَ بِـهِ الْعَبْدُ حَدَّهُ مِنْ مَعْبُودٍ ، أَوْ مَتْبُوعٍ ، أَوْ مُطَاعٍ .
Al-Imam Ibnul Qayyim berkata, arti dari kata thogut adalah setiap perkara yang diperlakukan oleh seorang hamba secara melampaui batas, baik berupa perkara yang diibadahi, diikuti atau ditaati, segala sesuatu yang diperlakukan secara melampaui batas, baik yang diibadahi.
Contoh, apa saja yang diibadahi selain Allah, maka dia thaghut, karena ibadah hanya hak Allah rabbul ‘alamin atau yang diikuti, misalnya seorang seorang ulama, ulama itu kan sifatnya diikuti, tapi dia mengajarkan sesuatu yang melanggar syariat, dia tahu bahwa itu melanggar syariat, tapi tetap diikuti, maka ulama ini thaghut atau yang ditaati, seorang penguasa yang memerintahkan sesuatu yang melanggar syariat, menetapkan hukum yang melanggar syariat agama, maka dia pun thaghut. Jadi thaghut segala sesuatu yang melampaui batas, baik dalam bentuk yang disembah diikuti maupun di taati.

Kemudian kata penulis, “ وَالطَّوَاغِيْتُ كَثِيْرُوْنَ ، وَرُؤُوسُهُمْ خَمْسَةٌ ” thaghut itu banyak, tapi pembesarnya ada 5,
  • yang pertama adalah “ إِبْلِيسُ لَعَنَهُ اللهُ ” Iblis, semoga Allah melaknatnya,
  • yang kedua “ وَمَنْ عُبِدَ وَهُوَ رَاضٍ” siapa saja yang disembah dalam keadaan ridha, ridha dia disembah.
  • Yang ketiga “ وَمَنْ دَعَا النَّاسَ إِلَى عِبَادَةِ نَفْسِهِ ” dan orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya sendiri, itu thaghut, seperti fir’aun yang mengajak manusia untuk beribadah kepada dirinya sendiri.
  • Yang keempat “ وَمَنِ ادَّعَى شَيْئًا مِنْ عِلْمِ الْغَيْبِ ” orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib, seperti dukun, dukun mengaku mengetahui perkara ghaib, maka dukun ini thaghut, kemudian “ وَمَنْ حَكَمَ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ
  • yang kelima adalah orang yang berhukum dengan selain apa yang telah Allah turunkan, maka ini pun thaghut.
Jadi thaghut, itu banyak pembesarnya ada 5 sebagaimana disebutkan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim,

Kemudian kewajiban beriman kepada Allah dan mengingkari thaghut diantara dalilnya adalah firman Allah ta'ala dalam Surah Al-Baqarah ayat 256,

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya, tidak ada paksaan dalam menganut agama Islam, sungguh telah jelas bedanya jalan yang benar dengan jalan yang sesat, karena itu siapa saja yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, sungguh ia telah berpegang kepada buhul atau tali yang amat kuat yang tidak akan putus Allah Maha Mendengar dan Allah Maha Mengetahui.
وَهـٰذَا هُوَ مَعْنَى « لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ » .

Dan inilah makna dari kalimat “Laa Ilaaha Illallaah” yaitu beriman kepada Allah dan mengingkari thaghut.

Kemudian di dalam sebuah hadits dalam sebuah hadits Baginda Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

وَفِـي الْـحَدِيْثِ : « رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ ، وَعَمُوْدُهُ الصَّلَاةُ ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْـجِهَادُ فِـيْ سَبِيْلِ اللهِ » .

Pokok dari segala urusan adalah Islam, Islam itu Tauhid ,tiang tiangnya adalah shalat dan puncak nya adalah jihad “ رَأْسُ الْأَمْرِ ” pokok dari segala urusan adalah Islam, maksudnya adalah Tauhid karena inti daripada Islam adalah “ الاستسلام لله بالتوحيد ” berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan Allah.

Kemudian penulis menutup dengan perkataan,

وَاللهُ أَعْلَمُ ؛ وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .
Hanya Allah yang lebih mengetahui, semoga shalawat dan salam senantiasa Allah ‘azza wa jalla limpahkan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.
Demikianlah, alhamdulillah berakhir kajian kitab Tsalatsatul Ushul, mudah-mudahan para jamaah bisa mempelajarinya, dan secara seksama memperhatikannya dengan baik, serta memahaminya dengan baik. Jika sudah paham lalu kita amalkan lalu kita dakwahkan, minimal kepada keluarga atau kepada setiap orang yang menjadi tanggung jawab kita, dan jika ada sesuatu yang kurang dipahami dari pelajaran yang kami sampaikan, silahkan ditanyakan.

Billahi taufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.