F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-195 Bantahan Kepada Orang Yang Bermaksiat Kemudian Berhujjah Dengan Takdir Bagian Pertama

Audio ke-195 Bantahan Kepada Orang Yang Bermaksiat Kemudian Berhujjah Dengan Takdir Bagian Pertama
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU | 29 Jumadal Ula 1445 H | 13 Desember 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-195

📖 Bantahan Kepada Orang Yang Bermaksiat Kemudian Berhujjah Dengan Takdir (Bagian Pertama)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحاب ومن ولاه

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga dimuliakan oleh Allāh. Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatus syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Masih kita pada pembahasan tentang takdir. Beliau mengatakan Rahimahullahu,

ونقول للعاصي المحتج بالقدر
Dan kami katakan kepada seorang yang berbuat maksiat kemudian dia berhujah, berdalil dengan takdir.
Setelah kita sebutkan tentang keimanan Ahlus Sunnah terhadap takdir Allāh. Bahwasanya Allāh, Dialah yang Maha Mengetahui segala sesuatu, menulis segala sesuatu sebelum terjadinya, menghendaki segala sesuatu. Dan tidaklah terjadi sesuatu di permukaan bumi, ketaatan maupun maksiat kecuali dengan kehendak Allāh. Dan bahwasanya apa yang dilakukan oleh seorang hamba adalah makhluk Allāh, diciptakan oleh Allāh. Dirinya dan juga apa yang dia lakukan.

Mungkin di sana datang sebagian orang yang dhaiful iman (orang yang lemah keimanannya), orang yang senang kefasikan, orang yang senang perbuatan maksiat. Kemudian dia berdalil dengan takdir ini. Ketika dikatakan kepadanya dan didakwahi, “ya Fulan, jangan engkau demikian dan demikian, hendaklah engkau melakukan demikian dan demikian.”

Kemudian tiba-tiba dia berdalil, berhujah dengan takdir untuk membolehkan kemaksiatannya. Dan mengatakan, “perbuatan zina yang saya lakukan ini adalah ditakdirkan oleh Allāh, perbuatan minum-minuman keras ini sudah ditakdirkan oleh Allāh”.

Berdalil dengan takdir Allāh untuk membolehkan kemaksiatannya. Supaya dia terus melakukan kemaksiatan tersebut dengan alasan bahwasanya ini sudah ditakdirkan oleh Allāh Azza Wa Jalla.

Perbuatan seperti ini yaitu berhujah dengan takdir atas kemaksiatan maka ini adalah perbuatan yang batil. Kaidah menyebutkan bahwasanya takdir,

محتاج به في المصائب لَا في المعايب
Bahwasanya takdir ini dijadikan hujah di dalam musibah. Kita terkena musibah, sakit atau kesandung. Maka silahkan kita berdalil dengan takdir.
قدرالله و ماشاء فعل
Ini adalah takdir Allāh dan apa yang Allāh lakukan, apa yang Allāh kehendaki Allāh Subhanahu Wa Ta'ala akan melakukannya.
Ini yang bermanfaat. Kalau seseorang ingat dengan takdir Allāh ketika dia mendapatkan musibah, maka akan sangat berpengaruh di dalam kedamaian hatinya. Makanya Allāh Subhanahu Wa Ta'ala mengatakan,

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allāh. Dan barang siapa yang beriman kepada Allāh, Allāh Subhanahu Wa Ta'ala akan memberikan hidayah kepada hatinya.” [QS At-Taghabun: 11]
Siapa orang ini? Dia adalah orang yang ditimpa musibah kemudian dia mengetahui bahwasanya ini adalah dari Allāh ditakdirkan oleh Allāh. Kemudian akhirnya dia bersabar dan meminta pahala dari Allāh. Bermanfaat, berdalil dengan takdir atas musibah yang menimpa kita. Kedamaian, ketenangan, kebahagiaan.

Adapun di dalam masalah ma'ayib (aib-aib dan juga kesalahan, dan juga kemaksiatan) maka tidak boleh kita berdalil dengan takdir. Meskipun keyakinan kita bahwasanya itu adalah bagian dari takdir Allāh Subhanahu Wa Ta'ala.

Di sini Syaikh memberikan beberapa hujah, (bantahan) kepada orang yang berbuat maksiat kemudian dia berdalil dengan takdir.

Beliau mengatakan,

لماذا لم تقدم على الطاعة مقدراً أن الله تعالى قد كتبها لك
Kenapa engkau tidak melakukan ketaatan? Sekarang dia berbuat maksiat, kemudian berdalil dengan takdir.
Kenapa tidak melakukan ketaatan saja? Kemudian mengatakan bahwasanya Allāh telah menulis ketaatan ini untuk berbuat ketaatan. Melakukan shalat, melakukan infaq, berbakti kepada kedua orang tua. Kemudian mengatakan bahwasanya Allāh telah menulis dan menakdirkan ini untukku. Kenapa tidak melakukannya?

فإنه لا فرق بينها وبين المعصية في الجهل بالمقدور قبل صدور الفعل منك ؟

Karena tidak ada di sana perbedaan antara hal ini. Yaitu melakukan ketaatan kemudian berdalil dengan takdir. Tidak ada perbedaan antaranya dan antara maksiat. Maksudnya adalah tidak ada perbedaan antara ketaatan tadi dan juga maksiat. Bahwasanya dua-duanya kita sama-sama tidak tahu apa yang akan terjadi sebelum kita melakukan hal ini. Maksiat maupun ketaatan sama-sama kita tidak tahu apa yang akan keluar dari diri kita.

Kenapa milih yang maksiat? bukan memilih yang taat? Padahal sama-sama dua-duanya kita tidak mengetahuinya sebelum itu kita lakukan. Dan dua-duanya sama-sama ditakdirkan oleh Allāh Subhanahu Wa Ta'ala.

Maka ini berarti di sana ada hawa nafsu, di sana ada hawa nafsu. Kenapa dia membedakan antara yang ketaatan dengan kemaksiatan? Padahal dua-duanya sama-sama kita tidak tahu apa yang akan kita lakukan dan dua-duanya sama-sama ditakdirkan dan dikehendaki oleh Allāh, kenapa tidak memilih ketaatan saja?

ولهذا لما أخبر النبي صلى الله عليه وسلم الصحابة بأن كل واحد قد كتب مقعده من الجنة ومقعده من النار قالوا: أفلا نتكل وندع العمل ؟
Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam ketika mengabarkan kepada para sahabatnya bahwasanya masing-masing dari kita telah ditulis (ditetapkan) tempat duduknya di surga atau tempat duduknya di neraka.
Artinya masing-masing sudah diketahui dia termasuk Min Ahlil Jannah atau Min Ahlil Naar, dia termasuk penduduk surga atau penduduk neraka. Mereka mengatakan, “Kalau demikian kenapa kita tidak pasrah saja kalau memang ini sudah pasti masuk neraka, ini masuk surga, ini masuk neraka, ini masuk surga. Kenapa kita masing-masing tidak pasrah saja? Berdiam diri kemudian kita meninggalkan amal”.
قال

Apa kata Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam? Dan mungkin ini adalah pertanyaan yang ada pada sebagian kita. Kalau memang semuanya sudah ditakdirkan, kenapa kita beramal? Sudah kita tinggalkan amalan, kita tunggu.

Maka jawabannya, “apa yang diucapkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam?” Beliau mengatakan,

لا
Jangan.
Yaitu jangan pasrah seperti yang kalian pahami. Jangan kalian meninggalkan amalan. Tapi apa kata Nabi?

اعملوا

Setelahnya Beliau mengatakan,

اعملوا
Hendaklah kalian beramal. Bukan meninggalkan amal. Beramallah kalian.
فكل ميسر لما خلق له
Karena masing-masing dari kita akan dimudahkan untuk menuju kepada takdirnya. Dimudahkan untuk apa yang dia diciptakan untuknya.
Maksudnya adalah akan dimudahkan untuk menuju takdirnya. Kalau memang dia adalah di ciptakan oleh Allāh untuk dimasukkan ke dalam surga, maka dia akan dimudahkan untuk melakukan amalan-amalan penduduk surga.

Sebaliknya orang yang sudah ditakdirkan oleh Allāh masuk ke dalam neraka maka akan dimudahkan baginya untuk melakukan amalan-amalan yang memasukkan dia ke dalam neraka.

اعملوا فكل ميسر لما خلق له
Hendaklah kalian beramal. Karena masing-masing dari kalian akan dimudahkan untuk melakukan sesuatu yang dia ditakdirkan untuknya.
Berarti ini jawaban Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam untuk para sahabat dan juga untuk kita semua. Hendaklah orang yang berbuat maksiat dan dia berdalil dengan takdir tadi, merenungi yang diucapkan oleh Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam disini. Kita disuruh untuk beramal shaleh dan masing-masing dari kita akan dimudahkan untuk melakukan amalan yang membawa dia kepada takdir.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dan In syaa Allāh kita akan bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya, pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.