F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-229: Bab 17 Kewajiban Tunduk kepada Hukum Allah ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah

Audio ke-229: Bab 17 Kewajiban Tunduk kepada Hukum Allah ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-462
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS, 08 Jumadil Akhir 1445 H / 21 Desember 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-229: Bab 17 Kewajiban Tunduk kepada Hukum Allah serta Apa yang Semestinya Dikatakan Seseorang yang Diajak atau Diperintahkan kepadanya untuk Berbuat Baik dan Dia Dilarang dari Berbuat Mungkar ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Thayyib. Di sini disebutkan satu hadits yang berkaitan dengan bab ini, sebagai penyempurna sebenarnya untuk bab yang sebelumnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : لَمَّا نَزَلَتْ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ﷺ : { لِلهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبكُمْ بِهِ اللهُ } الآيَةَ [ البقرة :۲۸٤ ] ؛ اشْتَدَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ ، فَأَتَوْا رَسُوْلَ اللهِ ﷺ ، ثُمَّ بَرَكُوا عَلَى الرُّكَبِ ، فَقَالُوا : أَيْ رَسُوْلَ اللهِ! كُلِّفْنَا مِنَ الأَعْمَالِ مَا نُطِيقُ ؛ الصَّلاةَ ، وَالْجِهَادَ ، وَالصِّيَامَ ، وَالصَّدَقَةَ ، وَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيْكَ هَذِهِ الآيَةُ وَلا نُطِيقُهَا! قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ ، ❲ أتُرِيدُونَ أَنْ تَقُولُوا كَمَا قَالَ أَهْلُ الْكِتَابَيْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ : سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا؟! بَلْ قُولُوْا : سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا! وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ ❳ ، فَلَمَّا اقْتَرَ أَهَا الْقَوْمُ ، وَذَلَّتْ بِهَا أَلْسِنَتُهُمْ ؛ أَنْزَلَ اللهُ - تَعَالَى - فِي إِثْرِهَا : { اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَٱلْمُؤْمِنُوْنَ ۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِا للهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَأَ طَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ (٢٨٥)} ، فَلَمَّا فَعَلُو ذَلِكَ ؛ نَسَخَهَا اللهُ - تَعَالَى - فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : { لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَاۤ اِنْ نَّسِيْنَاۤ اَوْ اَخْطَأْنَا } ، قَالَ : نَعَمْ ؛ { رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَاۤ اِصْرًا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا } ، قَالَ : نَعَمْ ؛ { رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ } ، قَالَ : نَعَمْ ؛ { وَٱعۡفُ عَنَّا ۗ وَٱغْفِرْ لَنَا ۗ وَٱرْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰٮنَا فَٱ نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ } ، قَالَ : نَعَمْ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia menceritakan, "Sesudah turun kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ayat, "Hanya milik Allah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang perbuatan itu." [QS. Al-Baqarah: 284]
Audio ke-229: Bab 17 Kewajiban Tunduk kepada Hukum Allah ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
Maka terasa berat hal itu bagi diri para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian mereka mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka bersimpuh seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, kami telah dibebani dengan amalan-amalan yang kami mampu melaksanakannya, yaitu shalat, jihad, puasa dan sedekah. Lalu telah diturunkan kepada engkau ayat ini. Dan sesungguhnya kami tidak sanggup mengerjakannya.'

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya, 'Apakah kalian hendak mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh dua golongan ahli kitab sebelum kalian, 'Kami mendengar dan kami tidak akan mentaati-Nya.' Janganlah kalian bersikap demikian! Tetapi katakanlah, 'Kami mendengar dan kami pasti mentaati-Nya. Ampunilah kami wahai Rabb kami, dan kepada-Mu tempat kembali.'
Audio ke-229: Bab 17 Kewajiban Tunduk kepada Hukum Allah ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
Para sahabat pun mengucapkan, 'Kami mendengar dan kami pasti mentaati-Nya. Ampunilah wahai Rabb kami, dan kepada-Mu tempat kembali.' Setelah para sahabat membaca ayat tersebut dan lidah mereka tunduk (maksudnya sudah mengucapkannya), Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan lanjutan firman-Nya: "Rasul (Muhammad) telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya itu.' Dan mereka berkata, 'Kami mendengar dan kami pasti mentaati-Nya. Ampunilah kami, wahai Rabb kami, dan kepada-Mu lah tempat (kami) kembali'." [QS. Al-Baqarah: 285]
Audio ke-229: Bab 17 Kewajiban Tunduk kepada Hukum Allah ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
Sesudah mereka menerapkan kandungan ayat tersebut, Allah Ta'ala pun menasakh (menghapusnya). Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat berikut [QS. Al-Baqarah: 286]: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), 'Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.'
(Di ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjawab) 'Ya.'
'Ya Rabb kami, janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.'
Dia (Allah Subhanahu wa Ta'ala) menjawabnya, 'Ya.'
'Ya Rabb kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya.'
Dia (Allah Subhanahu wa Ta'ala) menjawab, 'Ya.'
'Berilah maaf kepada kami, ampunilah kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.'
Dia (Allah Subhanahu wa Ta'ala) pun menjawab, 'Ya'."(HR. Muslim)
Audio ke-229: Bab 17 Kewajiban Tunduk kepada Hukum Allah ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
Subhanallah, Jamaah.
Kita lihat bagaimana pengagungan para sahabat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Ketika turun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala di surat Al-Baqarah ini,

{ لِلهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبكُمْ بِهِ اللهُ }
"Kalau kalian menjelaskan, menampakkan apa yang ada pada diri kalian, atau kalian sembunyikan, Allah pasti mengadakan perhitungan sama kalian."
Para sahabat ketakutan. Kalau dengan semua yang terbetik di hati itu kita dihisab, maka kita enggak mampu. Jadi hati kita ini ada amalan hati, yang kita tahu amalan hati yang untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita harus memberikannya. Takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tapi, kadang kala ada bisikan-bisikan buruk untuk melakukan keburukan. Terus kalau bisikan itu lewat, kita dihisab, dihitung telah melakukan dosa tersebut (umpamanya), maka enggak mampu.
Akhirnya mereka datang kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, bukan sendirian, mereka berbondong-bondong datang, kemudian bersimpuh di lutut mereka. Menunjukkan bahwasanya yang telah mereka hadapi ini perkara yang berat. Lalu mereka menjelaskan maksud kedatangan mereka.

Apa kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam? Oh.. apa kalian mau seperti orang-orang sebelum kalian, yang mengatakan,
❲ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا ؟! ❳
"Kami mendengarkan tapi kami tidak akan taati."
Jangan! kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Kalian taati! Katakan,

{ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ }

Ini belum turun ayat yang setelahnya. Maka mereka pun mengatakan, mereka langsung tidak lagi protes sama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Lisan mereka terus mengatakan,

{ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ }

Ketika itu berulang kali diucapkan di lisan mereka dan biasa mereka mengucapkannya, sehingga merasuk langsung ke dalam hati mereka. Allah turunkan ayat yang sesudahnya.

{ اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِا للهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۗ }
"Mereka beriman kepada Rasul, beriman, dan orang-orang beriman beriman dengan semua yang diturunkan kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, tanpa membeda-bedakan."
Dan mereka mengatakan,

{ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ }

Subhanallah.
Ini sebuah pujian buat para sahabat Nabi. Pernah mereka merasa berat dengan sebuah perintah, tapi kemudian dijelaskan sama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam bagaimana menyikapinya. Kemudian Allah turunkan pujian buat mereka.

Dan disebutkan bahwasanya ayat itu kemudian dinasakh (dihapuskan atau dikhususkan), di mana Allah menurunkan firman-Nya:

{ لَا يُكَلِّفُ ٱللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا }
"Allah itu tidak membebani hamba-Nya lebih dari kemampuan dia."
Enggak! Sampai ayat yang terakhir.

Jadi, bagaimana dengan bisikan-bisikan dalam hati kita? As-Syaikh bin Utsaimin mengatakan, "Selama was-was itu, bisikan-bisikan itu kita tidak meyakininya, kita tidak menginginkannya, dan hati kita juga tidak merasa aman dengannya, maka bisikan itu tidak membahayakan kita."

Dan Allah sudah mengatakan, Na'am, ketika hamba-hamba Allah berdoa mengatakan,

{ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَاۤ اِنْ نَّسِيْنَاۤ اَوْ اَخْطَأْنَا }
Ya Allah, jangan hukum kami kalau kami lupa atau kami keliru.
Allah mengatakan, Iya. Sehingga Allah tidak akan memberikan hukuman ketika itu.

Kemudian, jangan dikasih beban seperti beban orang-orang sebelum kami, ya Allah.
Allah mengatakan, Iya.

Dan jangan kasih beban kami apa yang kami tidak mampu melaksanakan.
Allah mengatakan, Iya.

Kemudian ketika orang-orang beriman berdoa, Maafkan kami ya Allah, ampuni kami ya Allah.

{ وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ }
Allah mengatakan, Iya.
Jadi, Jamaah, berkaitan dengan yang terbetik di hati, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,
❲ إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي ❳
"Sesungguhnya Allah itu memaafkan buat umatku."
❲ مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا ❳
"Apa yang dibicarakan dalam hati mereka"
❲ مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ ❳
"selama dia belum berbuat dan belum berbicara, maka dimaafkan."
Maka itu yang perlu kita perhatikan tentang masalah ini. Ucapkan sami'naa wa atha'naa ( سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ). Kalau enggak mampu melaksanakan, sejatinya Allah tidak membebani hamba di atas kemampuan mereka.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.