F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-226: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Abis bin Rabiah

Audio ke-226: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Abis bin Rabiah Radhiyallahu Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-459
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 05 Jumadil Akhir 1445 H / 18 Desember 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-226: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits ‘Abis bin Rabi’ah Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

عَنْ عَابِسِ بْنِ رَبِيعَةَ ، قَالَ : رَأَيْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ - يَعْنِي : الأَسْوَدَ - ، وَيَقُولُ : إنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ مَا تَنْفَعُ وَلَا تَضُرُّ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يُقَبِّلُكَ ؛ مَا قَبَّلْتُكَ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari 'Abis bin Rabi’ah, ia bercerita, "Aku pernah melihat Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu mencium hajar (hajar aswad) seraya berkata, 'Sesungguhnya aku mengetahui bahwa kamu ini hanyalah sebuah batu, benda yang tidak dapat memberikan manfaat dan menolak mudharat. Kalau saja bukan karena aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menciummu, maka niscaya aku tidak akan pernah menciummu'."(Muttafaqun 'alaih)
Berbicara tentang hajar aswad. Sekarang yang berangkat umrah, apalagi yang berangkat haji, bisa melihat bagaimana perjuangan atau bagaimana berebutnya manusia untuk mencium hajar aswad, yang terkadang mereka mencium hajar aswad tidak sesuai dengan sunnah. Sudah tidak sesuai dengan sunnah, dengan niat yang tidak baik pula. Hanya untuk berbangga diri, Aku sudah berhasil mencium hajar aswad!

Di masa Umar bin Khattab radhiyallahu Ta'ala 'anhu, Umar ingin mengajarkan kepada orang-orang yang mencium hajar aswad itu sebuah prinsip seorang muslim, yaitu mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Kalau engkau ingin mencari contoh, contohlah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Jadi, sunnah Nabi itu kerjakan. Mungkin kadang kala ada sunnah-sunnah yang kok kayaknya enggak masuk akal. Kita bicara tentang bagaimana menjilat makan, menjilat piring, makanan yang jatuh jangan dibuang. Sudah, amalkan! Itu perintah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Itu sunnah yang diajarkan Beliau kepada umatnya.

Umar bin Khattab pada waktu itu datang, mendatangi hajar aswad. Lalu dia berbicara dengan hajar aswad. Dia sejatinya ingin memperdengarkan ucapan itu kepada orang-orang yang sedang berada di tempat itu, yang mereka mungkin ingin mencium hajar aswad.

Apa kata Umar bin Khattab radhiyallahu Ta'ala 'anhu?
إنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ مَا تَنْفَعُ وَلَا تَضُرُّ
"Aku tahu, benar-benar tahu, kalau engkau tidak lebih dari sebuah batu yang tidak bermanfaat dan tidak menepiskan mudharat."
وَلَوْلا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يُقَبِّلُكَ ؛ مَا قَبَّلْتُكَ
"Andaikata aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menciummu, aku enggak bakal menciummu."
Lalu kenapa Umar mencium? Satu, karena melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mencium dan Umar ikut menciumnya. Itu saja! Ini Ittiba'. Yang namanya mengikuti, "manut" sebagian kata orang, kalau orang bilang, manut siapa? Manut Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam.

Jadi, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ketika Beliau tawaf itu dianjurkan:

1) Mencium hajar aswad.

Kalau tidak bisa mencium, maka dianjurkan untuk mengusap hajar aswad. Tidak bisa mengusap dengan tangan kita, mungkin dengan sesuatu yang kita miliki.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu itu menempelkan tongkatnya (ujung tongkatnya), kemudian Beliau mencium ujung tongkatnya, lalu memulai tawaf, Bismillah, Allahu Akbar. Kalau tidak bisa, maka cukup melambaikan tangan, mengatakan, Bismillah, Allahu Akbar.
Apakah perlu dikecup tangannya? Tidak perlu.
Kenapa, Ustadz? Ana lihat orang-orang pada mengecup.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengecup pada waktu itu, karena tangannya menyentuh hajar aswad; dipegang, disentuh, dikecup tangannya. Tapi ketika engkau tidak menyentuh apa-apa, lalu bekas apa yang kau kecup di sini?

Jadi para Jamaah rahimakumullah, berkaitan dengan hajar aswad, amalkan sesuai dengan sunnah. Enggak mampu, jangan memaksakan diri, apalagi sampai sikut sana, sikut sini.

Kadang kala ana melihat orang itu ada yang tersingkap auratnya gara-gara berebut nyium hajar aswad (sebagian wanita). Wanita enggak perlu cium hajar aswad apabila menyebabkan dia akhirnya harus berdesak-desakan dengan kaum laki-laki. Enggak perlu!

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan isyarat ketika Beliau tidak bisa menyentuh hajar aswad, dan itu sunnahnya. Lalu kenapa engkau harus berebut? Nanti hajar aswad akan datang pada hari kiamat memberikan saksi. Engkau yang termasuk mencium ikhlas atau hanya ingin mencari sensasi, ingin dipuji, ingin bisa bercerita, Oh, saya sudah mencium hajar aswad dua kali, tiga kali. Laksanakan sesuai dengan sunnah, sesuai dengan kemampuanmu.

2) Rukun yamani.

Apa yang dilakukan, mencium rukun yamani? Tidak. Mengusap rukun yamani. Jadi sesuai dengan sunnah. Kadang kala orang di rukun yamani sambil diciumin ya, mengganggu orang akhirnya.

Sunnah itu indah, tapi sebagian orang tidak mau mengikuti sunnah. Dia bikin-bikin semau dia.

Maka berkaitan dengan ini, tolong yang berangkat umrah, yang berangkat haji, kalau ditanya, Kenapa engkau mencium hajar aswad?
Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menciumnya.
Kalau itu engkau lakukan, seharusnya sunnah-sunnah yang lainnya lebih engkau kerjakan, yang bisa engkau kerjakan tanpa harus berebut.

Yang ana heran, sebagian orang berebut mencium hajar aswad, tapi sunnah-sunnah Nabi yang lain dia tidak amalkan. Terus, benarkah engkau ingin mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam? Atau mencari yang lainnya?
Hadza wallahu a'lam bishawab.

Berkaitan dengan bab ini, kita sudah menyelesaikan Bab "Perintah Memelihara Sunnah dan Etikanya." Dipelihara, dijaga, disampaikan. Kemudian minta pertolongan kepada Allah Jalla Jalaluh agar kita bisa istiqamah menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, yang kadang kala bertentangan dengan nafsu kita, dengan kesenangan kita. Tapi itulah petunjuk, yang kata Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam,

❲ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ ❳
"Semua umatku masuk surga"
❲ إِلَّا مَنْ أَبَى ❳
"kecuali yang enggan masuk surga."
Siapa yang enggan masuk surga? Masuk di akal kita orang enggak mau masuk surga?

Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam,

❲ مَن أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ ❳
"Barang siapa yang taat kepada aku niscaya dia masuk surga"
❲ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى ❳
"Barang siapa yang bermaksiat kepadaku, maka merekalah orang-orang yang enggan masuk surga."
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.